Menyukai Rafael

757 54 1
                                    

.

.

.


"Woiii"

Keysa dan Putri yang sedang asik berbincang dikejutkan dengan suara teriakan Zoya dari belakang. Keduanya dengan kompak berbalik dan menatapnya dengan kesal.

"Gak usah teriak bego. Kita gak budeg" omel Putri. Dia menatap ke sekitar koridor dan ternyata tatapan semua murid disana sedang tertuju pada mereka. "lagian, malu tau di liatin sama semua".

"Gue mah biasa aja" jawab Zoya santai.

"Tapi kita yang malu, Zoya" ujar Keysa dan Putri bersamaan dengan nada kesal.

"Hehehe maaf" Zoya mengangkat kedua tangan membuat huruf V. "Eh bwt, kalian udah tau kalian di kelas mana?"

"Belum"

"Ya udah kita liat aja di papan pengumuman, bareng kali udah ada pengumaman di sana" ajak Keysa semangat.

"Kuy".

Kemarin, setelah mereka selesai makan, anggota Osis mengumpulkan mereka untuk memilih jurusan mereka masing-masing. Keysa dan Putri memilih IPA sedangkan Zoya memilih IPS.

Kata Zoya sih, otaknya yang kecil tidak mampu masuk IPA makanya dia memilih IPS. Dan hari ini, jadwalnya pembagian kelas.

"Anak IPA tuh pintar-pintar ya?" Zoya melirik keduanya.

"Anak IPA tuh gak pintar kok, tapi memang pintar" Balas Keysa santai.

Perkataannya barusan sukses membuat Putri tertawa kencang sedangkan Zoya mendengus kesal.

"Tau ah. Gue malas ngomong sama kalian" gerutunya lalu berjalan cepat meninggalkan keduanya.

Begitu tiba disana, ternyata sudah ada banyak murid baru yang ikut melihat pengumuman.

"Ehh, minggir dong. Kita mau liat nama kita juga" pinta Zoya. Mereka langsung memberikan jalan bagi ketiga.

"Eh ada Keysa. Boleh minta nomor Wa-nya gak?" goda salah satu siswa yang cukup tampan.

"Kalau lo minta, terus gue pakai apa dong?" jawabnya dengan wajah pura-pura polos dan itu sukses membuat semua orang tertawa puas sedangkan siswa yang bertanya tadi hanya mendengus kesal.

"Yes, Key kita sekelas." sorak Putri senang mengalihkan perhatian mereka.

"Yah gue sendiri dong" Zoya menatap keduanya dengan wajah sedih.

Keysa menepuk-nepuk bahunya lembut, "Yang sabar ya. Kita akan tetap sama-sama kok meski beda kelas." Zoya menanggapinya dengan anggukan lemah.

"Ekhem" dehemen itu membuat semua fokus beralih ke sumber suara termasuk Keysa, Putri dan Zoya.

"Pagi kak" sapa mereka serempak saat tahu siapa yang datang.

Tatapan memuja para siswi langsung ditujukan kepada tiga sosok tampan di depan mereka.

Algi dan Rafael menanggapi mereka dengan deheman, berbeda dengan Kevin yang langsung tebar pesona.

"Kalau lo aneh-aneh, gue laporin Arsy nanti" ancam Algi berbisik.

Kevin gelagapan. "ehh jangan dong. Gue bisa mati jika Arsy tau. Masa lo tega sama teman lo sendiri." mohon kevin yang di tanggapi dengan malas oleh Algi.

"Kalian sudah tahu kelas kalian dimana?" tanya Algi tegas. Jangan lupakan wajah datarnya.

"Sudah kak" jawab mereka.

Dia Untuk Keysa (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang