Keysa Sakit

623 50 0
                                    

.

.

.

Hari senin kembali tiba. Seperti biasa, SMA SURYA akan melaksanakan upacara bendera. Saat ini, lapangan telah dipenuhi dengan para murid yang berbaris rapi mengikuti upacara bendera.

Hal itu berbeda dengan tiga siswi yang baru saja tiba di gerbang sekolah. Wajah mereka begitu ceria menyapa satpam yang sedang berjaga.

"Selamat pagi, pak"

"Iya. Kenapa kalian telat? Upacaranya sudah mulai"

Raut ceria diwajah mereka langsung hilang begitu mendengar perkataan Pak Tono, satpam sekolah mereka.

"Mampus kita" ujar mereka saling berpandangan.

"Jadi kita gak bisa masuk nih, pak?" tanya Keysa memastikan.

"Bisa. Tapi tunggu dulu, nanti ada anak Osis yang bakal datang buat ngasih instruksi" beritahunya.

"Baik, pak" jawab Keysa lemas.

"Heh, kalian yang telat. Cepat kesini" dari dalam, Bianca dan teman-temannya yang baru saja datang berhenti tidak jauh dari mereka.

Tanpa banyak protes, ketiganya bersama beberapa murid yang baru saja datang langsung berjalan menghampiri mereka.

"Selamat pagi, kak"

"Pagi"

Bianca menatap wajah mereka satu persatu lalu tatapannya berhenti tepat pada Keysa dan kedua sahabatnya. Wajahnya berubah sinis, "Kalian telat lagi?"

"Iya, kak"

"Baru aja masuk tapi kerjaannya telat mulu. Kalau gak mau sekolah, keluar aja sana. Ngabisin duit orang tua aja"

Yang lainnya langsung menunduk mendengar perkataannya, sedangkan Keysa memberanikan diri menatapnya.

"Maaf ya kak. Mau telat atau gak, itu urusan kita. Lagian kalau abisin uang juga itu uang orang tua kita, bukan uang kakak"

"Lo berani ngejawab? Dasar adek kelas gak punya sopan santun!" bentak Bianca.

Dia tidak terima Keysa berani menjawab dirinya didepan semua orang. Selama ini tidak ada yang berani melawannya tapi Keysa, gadis itu berani padanya. Bukan satu kali, tapi sudah berulangkali sejak dia masuk sekolah ini.

Maka dia bertekad akan membalas gadis itu. Memberinya pelajaran agar dia tahu, dengan siapa dia berhadapan.

"Kita akan sopan kepada orang yang layak untuk mendapatkannya"

Keysa mengangkat wajahnya tinggi-tinggi, menatap Bianca tepat dimatanya. Apa Bianca pikir, dia kakak kelas jadi bisa dengan bebas menindasnya? Oh tentu saja tidak segampang itu ferguso.

Putri, Zoya dan yang lainnya diam-diam merutuk dalam hati. Mengapa Keysa begitu berani menjawab Bianca dalam situasi seperti ini.

Bagaimana jika Bianca marah dan memberi mereka hukuman berat. Bukankah itu sama saja mempersulit mereka semua.

Putri yang berada disamping, menarik-narik lengan baju seragamnya sambil berbisik, "Key, lo berani banget sih. Gimana kalau kak Bianca marah terus ngasih hukuman yang berat buat kita"

Keysa melirik Putri sekilas lalu melepaskan tangannya dari lengan baju miliknya, "Gak usah takut. Kakak kelas model kayak dia memang gak patut dihargai"

Bianca melayangkan tatapan tajamnya. Dia maju dan menarik kerah baju Keysa, "kayaknya gue udah terlalu baik sampe lo bebas ngelawan gue. Tapi kali ini gak lagi, lo harus terima akibatnya"

Dia Untuk Keysa (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang