First Cases : part II

1.5K 230 8
                                    

~Student kidnap and murder cases~

part II

POV : Author

Leon tampak bingung melihat Dean yang sibuk mengambil beberapa buku dari rak. Ia hanya membisu sambil terus membuntuti Dean. Hingga Dean mengakhirinya dengan mencari tempat duduk.

“Bang, abang lagi cari apa sih?” Tanya Leon yang akhirnya membuka mulut penasaran.

“Saya gak nyari apa-apa.” jawabnya yang terus sibuk membuka setiap halaman pada buku yang ia ambil tadi. Leon kembali membisu menerima jawaban seperti itu.

“Leon, bisa bantu saya?”

“Ah, iya. Apa bang?”

“Tolong ikatin tali sepatu saya.” Dean menunjuk kearah sepatunya yang memang talinya terlepas.

Leon sempat terdiam sejenak melihat kearah sepatu milik Dean dengan warna biru yang cukup mencolok itu lalu membungkuk.

"Biru laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biru laut." guman Dean, yang sedikit tertangkap pendengaran Leon. Leon yang fokus dengan aktifitas mengikatnya lalu tersadar dan mejawab. 

"iya, bagus warnanya." jawab Leon sambil tersenyum, mengikatkan tali sepatu milik Dean dengan begitu teliti.

Tanpa sepengetahuan Leon, Dean dengan cepat menulis sesuatu pada sebuah kertas, dan langsung melipat kertas itu lalu disimpannnya di saku seragam.

“udah bang.” Ujar Leon. Tangannya masih merapihkan sedikit ikatannya pada sepatu Dean.

“Terima kasih” Dean menunduk dan menatap Leon. Yang di tatap hanya mengangguk dengan wajahnya yang terus merunduk tersipu. 

Bel masuk berdering. Dean dan Leon pun bergegas meninggalkan perpustakaan.

.
.
.
.

POV : Jun

Hari yang di tunggu Jihan, tiba. Ia terlihat tampak sangat gugup dengan terus mengigit bibir bawahnya. Beberapa kali kulihat Ia mengawasi telepon genggamnya untuk memperhatikan pesan masuk.

“aduuh, kenapa Chan lama banget sih?” ujarnya gelisah, sambil terus mengutak-atik ponselnya.

“Mungkin kejebak macet di jalan, sabar saja.” Aku mencoba menenangkannya.

“Apa dia menipu gue?” tanyanya tiba-tiba, hal itu kontan membuatku menatapnya. Ia hanya tersenyum, seolah asal bicara.

“Oh iya Jun, gue rasa lo bukan orang biasa.”

“Eh, maksud lo?” aku sedikit kalut mendegar pernyataannya.

“Lo seperti lagi ngerjain sesuatu, entah hanya dugaan gue aja sih.”

“hehe.” Aku hanya menyengir tanpa menanggapi ucapannya.

“Dari cara lo ngomong, kikuknya lo. Bahkan kalo diliat-liat ada kerutan halus di muka lo. Bang Jun, lo gak bisa nutupinnya.” Tambahnya. Aku langsung reflek menyentuh wajahku. Setua itukah aku, hingga anak ini menyadarinya? Ia hanya terkekeh saat wajahku terasa memanas.

Secret Agent [JaeRen]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang