Fourth Cases : Part III

883 182 21
                                    

~Bodyguard~

part III

'Jun POV'

Aku terus menarik anak itu hingga berhenti pada sebuah lorong bawah tanah yang terlihat sangat panjang. Entah jalan apa yang aku ambil, aku hanya kalut dan benar-benar takut.

Disni begitu lembab dan becek karena genangan air. Aku tak menduga rumah ini memiliki ruang bawah tanah yang cukup panjang.

Ini bukan hanya sekedar lorong, tapi seperti akses keluar masuk karena terdapat beberapa lampu di dalamnya meski temaram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini bukan hanya sekedar lorong, tapi seperti akses keluar masuk karena terdapat beberapa lampu di dalamnya meski temaram.

Lorong-lorong bawah tanah ini memiliki banyak pintu yang mengarah kemanapun di setiap sisi kanan mau pun kiri di setiap jarak beberapa meter.
Mungkin bisa saja aku tersesat bila salah ambil jalan.

Aku melirik sekilas pada anak itu yang sepenuhnya berwajah pucat. Sekujur tubuhnya bergetar, aku tak sanggup melihat ketakutan anak ini.

"Tenang, aku janji akan melindungimu." Ujarku menenangkannya. Aku merangkul erat tubuh mungilnya yang sebahuku.

"Da-daddy." Lirihnya, aku bisa merasakan punggungnya yang bergetar, ia menangis.

"Kita bersembunyi dulu, aku yakin teman-temanku akan menolong daddymu."

"Aku takut. Aku takut Kak."

"Aku akan melindungimu."

Ya, aku akan melindungi anak ini. Meski sejujurnya akupun takut.

.
.
.
.
.

Ambulans baru saja membawa mayat perdana menteri. Polisi pun datang ketempat kejadian dan memeriksa keseluruhan ruangan.

"Jun dan anak itu menghilang sebelum kejadian penembakan." Terang Leon kepada Sersan Jung Yunho, ayah dari Jeff.

"Berarti alibi kalian semua kuat, kecuali Jun."

"Jun gak mungkin pelakunya, dia gak punya bahkan gak bisa megang senjata apa lagi keahlian menembak, dari titik senjata yang diarahkan Tuan Yo jelas-jelas dilakukan orang yang udah profesional. Lagipula Jun gak punya motif apa-apa untuk ngebunuh Tuan Yo." Sergah Jeff, wajahnya tampak geram mendengar pernyataan ayahnya.

"Ayah juga berharap bukan dia, tapi harus kita selidiki sesuai prosedur."

"Intinya kita harus temukan Jun dan anak itu secepatnya." dean angkat bicara, ia tampak lebih cemas dari biasanya.

~secret agent~


"Jadi kau yang selama ini mengirim surat ancaman itu!" Jun sedikit melonjak saat mendengar pengakuan dari Marius. Marius hanya tertunduk dan mengangguk pelan.

"Kau benar-benar!"

"Daddy sangat menggilai jabatannya. Aku hanya muak akan hal itu." Terangnya mencoba membela diri.

Secret Agent [JaeRen]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang