Selline Putri Siregar atau kerap di sapa Sellin ia tumbuh menjadi seorang gadis cantik dan pintar. Hanya saja ia lebih banyak murung dan cenderung pendiam setelah kematian ayahnya beberapa tahun lalu.
"Sudah kamu siapin semua barang-barang yang mau dibawa?" tanya Bunda Sarah yang masuk ke kamar Sellin sambil membawa sepiring roti.
"Sudah bun, bunda beneran gak papa Sellin tinggal?" Jawab plus tanya Sellin dengan khawatir.
"Gak papa sayang, bunda sama Zean pasti baik-baik aja di sini, kamu fokus ke sekolah aja jangan mikirian apa-apa." jawab Bunda Sarah menatap anaknya lengkap dengan senyum lembut yang selalu terukir diwajahnya. Senyuman itulah yang mampu menyemangati Sellin untuk menjalani hidup yang berat ini.
Semenjak kematian sang ayah 5 tahun lalu dan ayahnya terbukti melakukan penipuan serta penggelapan dana perusahaan, semua aset yang dibangun dan dimiliki ayahnya disita tanpa sisa, mereka tidak mempunyai harta benda atau apa pun lagi. Bunda Sarah memutuskan untuk pindah ke ujung kota, dengan membeli sebidang tanah dan membangun sebuah rumah kecil dari uang tabungan yang tersisa. Dan untuk biaya sehari-hari bunda Sellin berjualan sembako di pasar dan sekarang Sellin harus kembali ke kota karena ia mendapat beasiswa di salah satu SMA favorit di kota tersebut. Sellin akan tinggal di rumah tante Tiara.
Selline menghabiskan masa SMP nya di desa tersebut. Ia tidak banyak bergaul dengan teman-temannya karena sepulang sekolah ia langsung membantu sang bunda untuk berjualan di pasar, setiap hari libur Sellin juga meluangkan waktu untuk mengikuti les tambahan tenang saja les yang Sellin ikuti ini gratis tidak dipungut biaya sepeserpun masih banyak orang baik di dunia ini, Selline tidak mempunyai waktu untuk bermain-main. Semenjak kematian sang ayah ekonomi keluarganya sangat jauh dari kata mampu. Bahkan untuk makan sehari-hari aja bunda Sarah hanya mampu membeli tempe, tahu atau bahkan hanya kerupuk.
Keluarga ayahnya tidak ada kabar sama sekali, bahkan mengunjungi mereka pun tidak ada semenjak mereka pindah ke ujung kota. Sellin dan bunda Sarah hanya beranggapan 'mungkin mereka sibuk mengurusi perusahaan yang sedang hancur-hancurnya, perlu waktu lama dan usaha keras untuk menstabilkannya.'
Bahkan nenek yang sangat ia sayangi juga tidak ada kabar sedikitpun, Sellin berharap akan segera bertemu dengan neneknya.
Zean Putra Siregar adik lelaki Sellin, saat ini sudah berusia 6 tahun ia tumbuh menjadi bocah lelaki tampan serta rajin membantu bundanya di Pasar. Ia menyayangi kakak dan bundanya. Zean selalu memandang bundanya jika dia melihat anak seusianya tengah bermain bersama ayah mereka. Ia bahagia mempunyai ayah sekaligus bunda yang hebat seperti bunda Sarah.
Sellin memandangi suasana terminal yang tampak ramai sambil membawa tas lusuh berukuran sedang di tangannya.
"Sel ini bunda ada hp walau gak bagus tapi setidaknya bisa buat nelpon, kamu pasti bakal jarang pulang kan jadi hubungin bunda pake hp ini ya, tenang aja nomor mama Mira sudah bunda masukkin kok." jelas bunda Sarah sambil menyerahkan sebuah ponsel jadul ketangan Sellin. Mama Mira merupakan seorang pedagang pasar yang lapaknya bersebelahan dengan lapak bunda Sarah. Mereka terlihat cukup akrap. Bunda Sarah tidak memiliki ponsel jadi ia akan meminjam ke mama Mira kalau Sellin menelpon nanti.
"Bunda dapat uang dari man-"
"Udah gak usah di pikirin, ini murah kok Sell percaya sama bunda." potong bunda Sarah cepat.
"Tapi bunda, bunda kan lagi butuh uang untuk beli seragam Zean." tutur Sellin sedih mengingat bagaimana susahnya perjuangan sang bunda mendapatkan uang untuk biaya hidup mereka ber3 selama ini.
"Ah itu gampang sayang, uang masih bisa dicari kok, o iya ini bekal buat kamu ya, maafin bunda gak bisa jadi orang tua yang baik buat kamu dan Ze-"
![](https://img.wattpad.com/cover/281586378-288-k858210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SELLINE
Teen FictionIni hanyalah kisah rumit dari Selline Putri Siregar. Seorang gadis yang harus berjuang menjalani pahitnya kehidupan. Ekonomi keluarga yang jatuh membuatnya sering mendapat hinaan. Juga tentang Alvario Glentara dan Rendy Abraham yang mulai penasaran...