Besok adalah hari pertama sekolah setelah libur yang lumayan panjang. Sellin akan memulai masa putih abu-abunya besok. Tak terasa sudah 3 hari dirinya tinggal dirumah ini. Pritha masih saja bersikap kasar kepadanya sedangkan tante Tiara, wanita itu terlihat seperti tak menganggap kehadiran Sellin.
Atau mungkin Tiara terlalu sibuk untuk sekedar berbas-basi kepada Sellin karena sekarang Tiara tengah menjabat sebagai Direktur utama SR Group. Tiara berhasil mendirikan kembali SR Group yang sempat hancur beberapa tahun lalu.
Sellin menghampiri bi Yem yang tengah asik memasak makan malam di dapur. Hanya bi Yem dan pak Toto lah yang selalu menjadi teman Sellin untuk mengobrol dirumah itu. Rumah mewah ini selalu tampak sepi setiap harinya.
Tante Tiara hanya tinggal bersama Pritha, anak satu-satunya itu. Ntah di mana keberadaan ayah Pritha, sedari dulu Sellin tak pernah melihat ayah Pritha. Ia pernah menanyakan hal ini kepada bundanya namun bunda hanya menjawab bahwa ayah Pritha pergi, Sellin juga tidak tahu pergi kemana.
Sejak awal Sellin menanyakan kemana keberadaan sang nenek, harusnya Sellin bertemu nenek disini. Ia tak berani menanyakan hal tersebut pada tantenya. Sellin juga bertanya kepada bi Yem, namun bi Yem juga tidak tahu, semenjak bi Yem kerja di sini, bi Yem mengaku tak pernah melihat nenek Sellin sejak awal. Sellin berharap neneknya itu masih hidup sehat sekarang.
"Bi ada yang bisa Sellin bantu gak?" tanya Sellin mengagetkan bi Yem yang tengah asik memotong kentang.
"Ah si non ngagetin aja, engga ada kok non, non duduk aja." jawab bi Yem dan langsung kembali melanjutkan aksi memotongnya.
"Emangnya malam ini Tante sama Pritha makan malam dirumah ya, tumben bibi masak?" tanya Sellin penasaran, pasalnya selama ia berada disini Sellin tak pernah melihat tante Tiara dan Pritha makan bersama layaknya sebuah keluarga.
"Sepertinya ia sih non, tadi nyonya nyuruh bibi masak, kayanya mas Gilang mau kesini deh." jawab bi Yem sambil berbisik pelan.
Sellin mengerutkan kedua alisnya bingung. Siapa mas Gilang? "Mas Gilang tu siapa bi? Ko-"
"Itu loh non pacarnya nyonya, masi muda masi umur 20 han." potong bi Yem yang mengerti kebingungan Sellin.
Sellin mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Non," panggil pak Toto yang tiba-tiba sudah berada di dapur. "Non Sellin dipanggil nyonya, disuruh ke ruang kerjanya." sambung pak Toto.
Sellin mengerutkan dahinya bingung, ada keperluan apa tante Tiara tiba-tiba memanggilnya setelah 3 hari tak berbicara apa pun. "Loh tante udah pulang pak?" bingung Sellin.
"Barusan pulang kok non, mending non langsung aja keruangannya dari pada-" pak Toto tak melanjutkan ucapannya. Sellin mengangguk mengerti maksud pak Toto.
"Oke pak makasih ya." Sellin langsung beranjak dari duduknya dan langsung berjalan ruang kerja tantenya.
Tok... Tok... Tok...
Sellin mengetuk pintu sebanyak 3x namun tak ada jawaban dari dalam. Sellin memberanikan diri memegang kenop pintu dan membukanya secara perlahan.Terlihat tantenya sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon, namun saat melihat Sellin membuka pintu tante Tiara langsung mematikan sambungan teleponnya dengan cepat.
"Tante manggil Sellin? Ada apa ya?" tanya Sellin to the point.
Tiara duduk dikursi kerjanya. Lalu menatap Sellin dengan seulas senyuman. "Loh kok nanya gitu? masa tante gak boleh ngobrol sama ponakannya." jawab Tiara dengan lembut namun tatapannya terlihat tajam.
Sellin hanya diam membisu tak berani menjawab.
"Duduk Sel tante mau ngomong sesuatu sama kamu." pungkas Tiara sambil membuka laptop yang ada dimejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELLINE
Genç KurguIni hanyalah kisah rumit dari Selline Putri Siregar. Seorang gadis yang harus berjuang menjalani pahitnya kehidupan. Ekonomi keluarga yang jatuh membuatnya sering mendapat hinaan. Juga tentang Alvario Glentara dan Rendy Abraham yang mulai penasaran...