Hello! Ada yang masih ingat cerita ini? Hehe. Cuma mau bilang aku mau revisi cerita ini kembali. After married bakalan aku tambah partnya sekitar 5/10 part. Semoga kalian suka!
So, happy Reading^^
Malika menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang ini. Matanya melirik ke arah Julien yang memandangnya sambil tersenyum.
"Ini hadiah pernikahan kita untukmu," ujar Julien.
Julien menggenggam tangan Malika. Matanya memandangnya penuh cinta. Lelaki itu menarik napasnya sebelum berkata, "Maaf."
Malika langsung menatap Julien dengan kening berkerut. Matanya bersitatap dengan suaminya yang terlihat menatapnya bersalah.
"Maaf untuk apa?" tanya Malika.
"Maaf. Dulu aku sudah menghina masakan kamu dan kopi buatan kamu," ujar Julien dengan nada lirih. "Masakan kamu adalah yang paling enak mengingatkan aku akan masakan Mom," lanjut lelaki itu tersenyum teduh.
"Jadi, seperti impian kamu dulu. Restoran yang kamu inginkan tercapai. Menjadi chef. Apakah kamu senang?" tanya Julien yang mendapatkan pelukan erat dari Malika.
"Makasih, ini hadiah terbaik yang pernah aku dapatkan," ungkap Malika mengeratkan pelukan pada suaminya.
"Ini tidak sepadan dengan apa yang kamu berikan padaku. Karena kamu adalah hadiah terbaik yang diberikan Tuhan untukku," ungkap Julien.
"Mau coba masak di sini?" tanya Julien. Namun, beberapa detik kemudian wajah lelaki itu memerah kala perutnya mengeluarkan bunyi yang tidak enak didengar.
Malika terkekeh dalam pelukan suaminya.
"Kayaknya aku memang butuh masak di sini. Suamiku sepertinya sudah sangat kelaparan," ujar Malika yang mendapatkan cubitan gemas dari Julien.
Keduanya mulai melangkah memasuki restoran yang baru saja dibeli oleh Julien sebagai hadiah pernikahan mereka.
Canda dan tawa terus terdengar mengalun indah. Beberapa kali Julien dengan iseng mencolek pipi istrinya dengan terigu. Lelaki itu terkekeh mendengar gerutuan Malika.
Keduanya terlihat seperti pasangan yang berbahagia. Bermesraan, bercanda, dan penuh tawa. Namun, yang namanya rumah tangga tak selamanya indah.
"Kayaknya kita belum cobain main di sini, deh, Sayang," celetuk Julien.
Tangan lelaki itu melingkar erat di perut rata istrinya. Dagunya ia taruh di bahu Malika sambil menghirup wangi khas istrinya itu.
"Jangan aneh-aneh deh, Mas!" Malika berusaha melepaskan tangan Julien yang melingkar erat di perutnya.
"Lepasin, Mas. Aku mau bawa piring," ujar Malika.
"Ayolah, Sayang. Nggak baik nolak suami. Cobain di sini, ya?" bujuk Julien dengan suara serak menahan gairah.
"Bukannya kamu tadi lapar? Mending kita makan dulu," ujar Malika membujuk suaminya.
Julien menggelengkan kepalanya. Lelaki itu memutar tubuh sang istri menghadap dirinya. "Sebelum makan biasanya ada hidangan pembuka, Sayangku."
Tangan lelaki itu terulur mematikan kompor. Lalu, menyingkirkan benda-benda yang menghalangi aktivitasnya nanti. Ia juga mengangkat tubuh istrinya duduk di meja dapur.
"Mas, kalau ada yang liat gimana?"
"Nggak akan. Kamu tenang aja, Sayang," ujar Julien tersenyum senang.
Jari-jari lelaki itu mulai membelai rambut,hingga ke bibir istrinya. Malika hanya diam menikmati sentuhan suaminya. Kedua taangan Malika memegang erat pinggang Julien.
YOU ARE READING
Mr. Clean (PINDAH KE FIZZO)
RomanceKini aku menyadarinya kamu adalah seseorang yang berjasa dalam hidupku. Ya, kamu Malika. Keledai hitam pilihan ibuku. Kamu adalah cintaku dan juga belahan hidupku. Si gadis aneh, jorok, dan penuh misteri yang pertama kali bertemu seorang mysophobia...