p r o l o g u e

49 10 13
                                    

Playlist: Here's Your Perfect - Jamie Miller

Jason melangkahkan kakinya pelan-pelan, mencoba untuk tidak terdengar. Meskipun itu terdengar sia-sia mengingat lokasinya saat ini cukup sepi. Hanya ada suara gemerisik angin yang berpadu dengan pepohonan cukup lebat dan beberapa obrolan orang-orang di sekitaran sini. Rumah makan ini bernuansa sejuk, banyak pepohonan dan atap tembus pandang. Bersantai sebelum siang hari adalah waktu terbaik menikmati rumah makan ini.

Jason tersenyum senang, hari ini dia akan membuat kejutan untuk tunangannya, Aphrodite. Dan dia sengaja membuat janji di rumah makan ini karena dia tahu, Aphrodite sangat menyukainya. Lagipula, Aphrodite sudah terlebih dahulu di sini untuk merayakan keberhasilan sahabatnya membuat toko baju sederhana.

Harusnya, mereka bertemu tepat jam sepuluh, tetapi Jason berencana datang lebih awal. Semua berjalan sempurna sesuai rencananya hingga tiba-tiba Jason mendengar namanya disebut-sebut.

"Gue bingung sumpah, kok lo mau pacaran sama cowok kayak Jason, sampai tunangan lagi. Di saat lo bisa pacaran sama cowok paling ganteng satu universitas. Apa yang dia punya sampai lo cinta gitu sama dia?" Itu suara Fanny, Jason mengenalnya. Perempuan itu adalah satu-satunya sahabat Aphrodite.

"Well, Jason memang biasa aja dan pacar-pacar gue jelas lebih daripada dia. Kita dijodohin dan ya, mau nggak mau harus kan? Jason itu gak ada keren-kerennya sama sekali selain latar belakangnya yang jelas disukai ortu gue. Dan tentu saja lo gak akan kepikiran buat ngerebut dia jadi gue gak perlu sakit hati lagi karena diputusin." Dan yang satu ini, ini suara, tidak, tidak mungkin, Aphrodite adalah salah satu perempuan terbaik yang pernah dikenalnya. Tetapi, seberapapun Jason berusaha menyangkal bahwa itu Aphrodite, Jason tidak bisa. Karena dia benar-benar Aphrodite. Suaranya, rambutnya, bentuk tubuhnya, semuanya. Jason begitu hafal segala hal tentang Aphrodite.

"Ya iyalah, gue juga gak mau kali. Tapi, jangan fitnah ya, gue nggak tebar person sama mereka. Mereka saja yang dasarnya begitu." Aphrodite hanya tertawa, tidak menyadari sepasang mata menatapnya tajam dengan pandangan kecewa.

Setelahnya, semua suara-suara itu kabur. Jason tidak mendengar percakapan mereka lagi. Lebih tepatnya, dia sudah tidak peduli lagi. Mencoba menelan pahit-pahit kecewanya, lalu bertingkah seakan-akan tidak pernah ada yang terjadi. Tetapi, setiap kali dia melihat Aphrodite, rasanya menyakitkan menahan perempuan itu. Aphrodite berhak mendapatkan yang lebih baik dari Jason. Simply, they weren't destined to be together. Lagipula, rasanya mustahil mengabaikan kejadian ini. Di hari yang seharusnya spesial, paling tidak bagi Jason.

Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka karena Jason diterima melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas paling bergengsi dunia di Manhattan, New York. Tetapi keputusan Jason sudah bulat. Jason akan membatalkan pertunangan mereka. Setelah ini, Aphrodite bebas berkencan dengan siapa saja. Jason akan berhenti peduli.

Votes and comments will be VERY APPRECIATED

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Votes and comments will be VERY APPRECIATED.

All These YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang