Aloha! Happy Reading! (≧ω≦)
Playlist: One Last Time - Ariana Grande
"Kenapa Tante?"
"Ah, sebentar. Kita ke ruang baca Tante yuk, di sana enak buat ngobrol. Tante mau berbagi sedikit cerita kepada kamu hari ini."
***
"Pertama kali Tante ketemu sama ayahnya Jason dan Cia itu di restoran, katanya. Seingat Tante sih di kampus. Tante itu dulu primadona kampus. Banyak dikejar cowok," ujar Tante Frisia disertai kekehan di akhirnya. Meskipun Aphrodite tahu, Tante Frisia memang pasti sangat cantik di masa mudanya.
"Tapi dari semuanya, Daniel yang paling gigih. Bertahun-tahun. Sudah ditolak berkali-kali, tetap saja. Tante juga sampai sekarang tidak mengerti kenapa dia begitu gigih. Dan Tante menemukan sifat yang sama pada Jason. Totebag itu, nanti buka di rumah ya. Tante hanya mau bilang, Jason selalu gigih. Dia setia dan ketika dia mencintai sesuatu, dia akan selalu melakukannya."
Jujur saja, Aphrodite tidak paham mengapa Tante Frisia memberitahukannya hal tersebut. Bukankah itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Aphrodite?
"Tante penasaran dengan reaksinya saat kalian bertemu lagi. Kalian pasti ketemu lagi kan?"
Aphrodite tersenyum, itu jelas. Pertanyaannya, apakah Aphrodite sanggup menatap pria itu tanpa menghancurkan semuanya lagi? Dia tidak yakin. Dan mungkin tidak akan pernah yakin.
***
"Jadi seperti ini gaunnya?" ujar Athena memegang beberapa lembar kertas berisi gambaran gaun pengantin untuk Patricia. Athena sangat menyukai pekerjaannya sebagai pembuat gaun pernikahan. Alasan utamanya bergabung dalam Aphena Wedding Organizer juga agar dia bisa memperluas bisnis dan relasinya. Banyak klien-klien memutuskan untuk memercayakan gaun pernikahannya pada Athena, meskipun Aphena selalu memberi beberapa alternatif.
"Yang ini kayaknya lebih bagus," balas Patricia sambil menunjuk salah satu desain gaun.
Athena mengangguk-angguk dan mereka mulai membicarakan tentang pemilihan gaun pengantin Cia. Aphrodite biasanya tidak mengikuti diskusi pemilihan gaun karena Athena akan memberi ringkasan akhir desain gaun, untuk disesuaikan dengan bunga, dekorasi, dan sebagainya. Tetapi karena Cia yang akan menikah, Aphrodite memilih untuk mengikuti pemilihan gaun, meskipun kehadirannya sebenarnya tidak berguna.
Setelah beberapa menit, Aphrodite mendapatkan telepon dari kantornya, mengabarkan bahwa ada satu pasangan yang berencana menggunakan jasanya dengan tingkat yang sama seperti Cia, yang berarti ditangani langsung olehnya. Aphrodite memutuskan pamit terlebih dahulu, lalu pergi menuju Aphena Wedding Organizer.
Aphrodite memang meminta secara khusus bahwa setiap kali klien VIP datang, harus ada yang langsung menghubunginya. Klien VIP membayar begitu besar dan mereka harus sangat puas terhadap pelayanan Aphena. Circle mereka yang kebanyakan berputar di satu titik bisa menjadi keuntungan sekaligus kerugian bagi Aphena. Jika klien puas, mereka bisa merekomendasikan Aphena, dan berlaku sebaliknya.
***
Aphrodite melangkahkan kaki memasuki kafe favoritnya, Sunshine Cafe. Kafe yang selalu dikunjunginya di pagi hari, kafe yang mengingatkannya pada sinar matahari pagi yang selalu cantik dan bermanfaat. Kehadirannya selalu ditunggu-tunggu, dinantikan, dan dibutuhkan.
Aphrodite mengambil tempat duduk yang hampir selalu didudukinya setiap kali dirinya berkunjung ke kafe yang tidak pernah ramai ini. Tempat yang bukan tepat di ujung sudut, juga bukan di tengah-tengah. Berada di dekat jendela, sinar matahari benar-benar hangat dari tempatnya duduk. Aphrodite selalu menyukainya. Ini semua mengingatkannya pada seseorang, yang katanya sangat menyukai cahaya matahari. Dia yang pernah berkata bahwa senyum Aphrodite adalah senyum seindah cahaya matahari pagi.
Aphrodite menggelengkan kepalanya pelan, mengusir bayangan-bayangan yang dengan tidak tahu diri mampir di kepalanya. Kalau mereka bisa dimarahi, Aphrodite sudah pasti akan memarahi mereka. Sayangnya, mereka tentu saja tidak bisa dimarahi. Aphrodite hanya bisa memarahi dirinya sendiri.
"Selamat pagi Mbak, mau pesan apa?"
"Teh hijau sama whole wheat buttermilk waffles ya. Itu saja."
"Baik, terima kasih Mbak, ditunggu ya." Aphrodite mengangguk, lalu tersenyum tipis. Klien VIP tadi pagi benar-benar rewel. Meskipun, Aphrodite telah beberapa kali menemui klien yang seperti itu, rasanya tetap saja menyebalkan. Dia bahkan harus menunda sarapan paginya.
Semalam, Aphrodite tidur sangat larut--jam berapa, ya?--karena keasyikan melakukan binge watching. Jarang-jarang dirinya melakukan kegiatan nonton yang tidak baik untuk kesehatan itu. Hanya saja, semalam terlalu banyak hal yang mengusik kepalanya. Aphrodite membutuhkan pengalihan dan drama-drama romantis yang penuh dengan adegan manis--yang tentu saja tidak akan terjadi di dunia nyata--adalah pilihan yang sempurna.
Aphrodite tidak menyangka pagi harinya, Patricia menghubunginya untuk memajukan jadwal diskusi gaun, sehingga Aphrodite yang tadinya hanya berniat bangun sebentar untuk buang air dan mengecek hp harus mengurungkan niat untuk kembali tidur. Dan karena waktu sudah mepet, Aphrodite memilih untuk sarapan setelah diskusi gaun pernikahan Cia. Tetapi rencananya tidak berjalan lancar. Yah, semua orang tahu bahwa tidak semua hal berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Aphrodite mengambil buku You Can Heal Your Life miliknya yang masih bagus meskipun sudah berulang kali dibaca. Buku ini adalah salah satu buku terbaik yang pernah Aphrodite baca.
"Aphrodite! Hei, gak nyangka kita ketemu di sini. Biasanya gak pernah ketemu kamu, padahal lumayan sering ke sini."
"Hai Cla, iya, padahal saya juga sering ke sini." Aphrodite tertawa pelan, kemudian memeluk singkat Clarisse. Clarisse adalah salah satu mitra Aphena Wedding Organizer. Clarisse adalah Make-up Artist yang bekerjasama dengan Aphena, biasanya menangani klien yang mengambil paket dengan harga tinggi.
"Oh iya, ini Jason," Clarisse menoleh ke belakangnya, lalu menarik tangan seorang pria yang tampak benar-benar familiar bagi Aphrodite, "dan Jason, ini Aphrodite, temanku."
Saat wajah pria yang disebut Clarisse sebagai Jason itu sudah terlihat olehnya, Aphrodite mati-matian menahan reaksi tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang sampai-sampai Aphrodite merasa dadanya akan meledak saat ini juga. Jason--Jason-nya, masih sama menakjubkannya. Masih sama memukaunya.
Mengapa setelah sekian lama, aku belum bisa mengendalikan reaksi tubuhku?
Dan pertanyaan itu hanya bisa ditanyakan diam-diam oleh Aphrodite di dalam hatinya. Karena dia sendiri tahu, jawabannya hanya satu, yaitu bahwa dia masih sangat mencintai pria yang berdiri di hadapannya ini.
VOTES and COMMENTS will be VERY appreciated :).
KAMU SEDANG MEMBACA
All These Years
Romance[I have loved you since forever. And I can't love anyone else the way I love you]. *** Aphrodite mencintai Jason, sangat mencintai Jason. Tetapi, mana mungkin Jason mau menerimanya lagi setelah semua yang sudah ia perbuat di masa lalu? Aphrodite se...