Chapter 02 : Thank You, Seonbae

320 55 63
                                    

Choco tau ini work emg kurang:)))

Tapi Choco sukaa jd gabisa hapus:(



🌸Happy Reading 🌸


Helaan nafas terkuar, punggungnya bersandar pada kursi penumpang. Namun tatapan kesal dari temannya terpancar padanya. "Lo tuh sebenernya kenapa sih? Tiap gue mau deketin Riki gaboleh sama lo?" tanya gadis itu dengan nada yang terdengar kesal.

Lalu gadis itu memicingkan matanya seperti menyelidik, "Jangan-jangan lo gasuka ya kalo Riki gue deketin? Lo suka kan sama dia? Sampe-sampe gamau gue kenalan sama dia." tuduhnya. Namun tatapan tak setuju menjadi yang pertama kali Nami berikan.

"Apaan sih, lo kalo mau kenalan ya kenalan aja. Gausah nuduh gue suka sama dia. Dia bukan tipe gue, mon maap." jawab Nami.

"Lah, trus napa lo kaya ngehalangin gue buat kenalan sama dia?"

"Gue ga ngehalangin... Cuma, kalo lo mau kenalan sama dia gausah waktu sama gue gitu. Jangan waktu sama gue," jelasnya.

"Emangnya napa?"

Nami terdiam sejenak, dia belum menceritakan masalah pin tadi pada temannya. Ya... Masalahnya sih... Persoalan itu kan sepele, tetapi Nami saja yang membuatnya ribet. Nami menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya... Ya soalnya gue gamau ketemu dia. Gue ga suka aja gitu." jawab Nami.

"Ya kalo gasuka kan bisa lo berusaha b aja gitu. Lagian cowo sekece itu diliat dari mananya sih sampe lo gasuka?" jujur saja, Jaehee heran dengan temannya ini. Semenjak dia datang telat ke kantin tadi dia jadi bertingkah tak seperti biasanya. "Bentar deh... Lo... Tadi telat ke kantin kenapa? Gue lupa nanya."

Hm... Rupanya cepat tanggap juga Jaehee. Mungkin memang masalah ini juga harus ia ceritakan pada temannya ini. Toh bukan masalah besar juga kan?

Menghela nafas sejenak, Nami akhirnya menceritakan bagaimana rangkaian kejadian tadi. Dari Nami yang bertubruk dengan Riki, dan membuatnya melontarkan sepatah dua patah kata pada lelaki itu, dan sampai dia menemukan dan mengembalikan pin lelaki itu.

"Ett daahh... Begitu doang masalahnya? Trus jadi buat lo gasuka sama tuh cowo gitu?" tebak Jaehee dan Nami akhirnya mengangguk. "Ga itu doang,  tapi gegara lo sama dia juga gue pulang agak telat." dengus Nami dan di jawab cengiran oleh Jaehee.

Ada jeda hening sejenak antara mereka, lalu Jaehee berkata. "Lo bilang, gegara dia lo jadi ngobrol bentar gitu sama dia?" Nami mengangguk. "Elah Nami, cuman ngobrol apa salahnya sih? Kan ga sampe minta nomor juga."

"Lagian ya... Itu cuma masalah lo tabrakan sama dia, trus pin dia jatuh, trus lo balikin doang. Nah kan trus selesai. Dah, ga ada masalah lagi, kenapa lo pikirin sampe belibet sih?" -Jaehee.

"Ya... Kan lo tau sendiri, masa lalu gue gimana. Dari SMP lo kan yang terus jadi perantara gue kalo ada cowo yang mau ngajak gue ngobrol." -Nami.

Jaehee menghela nafasnya. "Lo setrauma itu sama cowo, sampe-sampe ngobrol satu kata pun lo gamau?" Nami hanya mengangguk pasrah. Masa lalunya ini, yang tahu hanyalah keluarganya, pihak sekolah dasar, dan Jaehee saja. "Kalo begini lo kapan dapet cowo coba." cicit Jaehee yang terdengar oleh Nami.

"Gue ga akan nikah," ya, tentu saja jawaban itu telah di tebak oleh Jaehee. Nami sudah mengatakannya beberapa kali padanya.

Jaehee hanya bisa maklum, karena temannya ini benar-benar sangat trauma dengan lelaki. Bahkan dari cerita yang ia dengar dari mulut Nami dan keluarganya, Nami sampai tidak bersekolah selama beberapa hari karena saking frustrasi dan stressnya. Dan lagi perlakuan bejat para temannya dan gurunya itu memang bukanlah satu hal yang dapat dimaafkan.

Heartstrings [Nishimura Riki] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang