Recommended song :
Monsters - Katie Sky
🌸 Happy Reading 🌸
Sunyi. Riki memang sengaja membuat kesunyian agar gadis yang duduk di sampingnya merasa lebih tenang. Mereka berdua saat ini tengah duduk di ayunan yang letaknya tak jauh dari rumah Nami. Gadis itu lah yang mengajaknya ke sana karena tidak ingin pulang dengan keadaan menangis.
Nami sendiri sudah tidak menangis sejak satu menit yang lalu. Dia hanya menunduk melihat sepatunya yang menapak di tanah. Satu menit tersisa ia habiskan untuk bertanya oada dirinya sendiri. Apakah ia harus menceritakan masa lalu kelamnya pada Riki? Ataukah tidak? Mengingat hubungan mereka yang terbilang masih singkat.
Tetapi, Nami juga tidak lupa akan apa yang sudah Riki lakukan padanya. Dia telah banyak menolong gadis itu. Bahkan ia rela dihajar oleh lima anak laki-laki sekaligus hanya karena dirinya. Meski saat itu mereka tengah perang dingin karena Nami mengoloknya. Mungkin satu ini bisa menjadi alasan mengapa Nami harus mempercayai lelaki ini.
Dan mungkin, Nami bisa menceritakan masa lalunya pada Riki.
"Aku..."
Lelaki yang duduk di ayunan sebelahnya menoleh padanya. "...trauma." lanjut gadis itu.
"Aku selalu menghindar, membatasi diri dari cowo. Karena trauma." ucap gadis itu lagi.
"Aku pernah dilecehin."
Kata-kata itu seakan menghantam dada Riki sampai dia melebarkan matanya. Terlebih saat kekasihnya menceritakan kisah kelamnya dengan detail. Semakin lama Nami bercerita, rahangnya mulai mengeras dan kerutan diantara alisnya mulai tampak.
Dilecehkan oleh teman dan guru? Dijauhi teman satu kelas? Bahkan difitnah menggoda guru?
Riki tidak habis pikir, kemana hati nurani orang-orang yang menyakiti Nami. Intak, lelaki bejat yang sering mengganggu gadisnya. Riki sudah menduga bahwa ada satu hal yang terjadi antara Nami dan lelaki itu. Dan saat ia tahu semuanya, Riki semakin marah dan membenci Intak. Mungkin jika bertemu batang hidung lelaki itu lagi, ia akan menghabisinya. Harus.
"Yang aku harapin sekarang cuma mau hidup tenang. Udah cukup... Udah cukup aku dihantui sama kejadian itu lagi. Aku ga mau keulang lagi." final gadis itu setelah selesai menceritakan kisah kelamnya. Gadis itu menundukkan kepalanya dalam, dan punggungnya bergetar. Ia teringat lagi dengan kejadian pahit itu. Luka lamanya terbuka lagi. Dihadapan kekasihnya, Nishimura Riki.
Lelaki itu beranjak dari duduknya, lalu berlutut di depan Nami. Ia menggenggam sebelah tangan Nami, "Kak, coba liat aku."
Nami bergeming, dia masih menundukkan kepalanya karena tidak ingin menampilkan wajahnya yang berantakan sehabis menangis. Dan karena Nami tak kunjung menatapnya, maka Riki menarik dagu gadis itu dengan pelan. Sampai mata mereka bertemu.
"Kak Nami ga perlu khawatir, semua itu udah lewat. Dan aku yakin ga akan kejadian lagi, percaya deh sama aku." ucapnya sembari menghapus jejak air mata Nami dengan ibu jarinya. Lalu menyelipkan anakan rambut Nami ke belakang telinga.
"Soalnya aku yang bakal jaga Kak Nami, kan aku Spiderman nya Kak Nami." lanjut lelaki itu. Dan kata-kata itu mampu menghentikan tangisan Nami. "Kalo mereka gangguin Kak Nami lagi, langsung panggil aku. Aku nanti dateng trus jerat mereka pake jaring laba-laba, csss!! Csss!!" Riki menggerakkan tangannya seperti Spiderman yang tengah mengeluarkan jaring laba-laba dari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartstrings [Nishimura Riki] ✓
Fanfiction[END] Kata orang, hati tidak bisa di tebak. Apakah itu benar? Mungkin itu tidak akan pernah benar bagi seorang Lee Nami. Gadis yang membatasi pergaulannya dengan para lelaki karena masa lalunya yang kelam. Dan karena itu juga dia harus menutup rapat...