Recommended song:
The Great War - Taylor Swift
Aku saranin liat terjemahan liriknya di yt indolirik sih, soalnya Mba Tay kalo buat lagu tuh puitis banget sampe kadang sulit dimengerti makna lagunya:')
🌸 Happy Reading 🌸
Pukul 5:28 KST
Suasana sekolah semakin sepi karena satu per satu siswa pulang ke rumah masing-masing. Hanya ada beberapa siswa yang masih ada di sana. Termasuk Riki, yang duduk di tribun tepi lapangan. Mata leopard nya fokus pada beberapa anak lelaki yang sibuk bermain bola bersama. Ah tidak, dia hanya fokus pada satu lelaki yang baru ia ketahui siang tadi.Lebih tepatnya, Riki mencari tahu tentang lelaki itu. Lelaki yang ia curigai sebagai penyebar foto-foto Nami.
Tadi dia sempat mencari tahu, siapakah perantara Intak dengan sekolahnya?
Dan dengan mudah, jawabannya langsung muncul. Lelaki itu adalah Bae Jinwoo seniornya, satu angkatan dengan Nami.
Para lelaki itu kemudian menepi ke tribun di mana Riki berada. Mereka merasa sudah lelah dan ingin segera pulang. Terlebih matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat. Beberapa dari mereka sudah pulang lebih dulu. Hanya menyisakan Jinwoo, dan dua lelaki lain yang entah siapa namanya.
"Permisi." sapa Riki dengan sopan. Ketiganya menghentikan perbincangan dan mengarahkan tatapan mereka padanya. "Maaf, saya bisa minta tolong sebentar?"
Tak ada jawaban dari mereka, tetapi Riki tetap mengutarakan maksudnya. "Saya boleh pinjam hp sebentar? Hp saya lowbat, saya mau kirim pesan ke orangtua saya." ucap lelaki itu sopan.
Namun ketiga lelaki itu malah menyeringai dan saling bertatapan. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Namun salah seorang menyeletuk, "Heh bocah! Kalo ngomong sama yang lebih tua tuh yang sopan!"
"Lo kira lo siapa?! Seenak jidat lo minta-minta tolong sama senior!"
Riki hanya diam, dia tidak takut sama sekali. Ia hanya menunggu reaksi Bae Jinwoo. Lelaki itu berdiri dan berhadapan dengan Riki, "Lo anak baru di sini?"
"Benar, Kak." jawab Riki secara singkat. Dan lelaki di depannya terkekeh pelan, ia berbalik dan melihat ke arah teman-temannya. "Maklum, dia anak baru. Ga tau siapa gue nih anak." ucapnya, lalu ia kembali berhadapan dengan lelaki berdarah jepang ini.
"Emangnya Kakak senior ini siapa?" tanya Riki dengan sok polos. Dia sebenarnya tahu siapa lelaki di depannya ini. Senyum sarkas semakin melebar, dan tawaan mereka juga semakin keras. "Lo orang pertama yang berani begitu ke kita." ucap salah satu dari ketiganya.
Tawaan lelaki Jinwoo mereda, dia kembali menghadap lelaki berdarah jepang itu. "Lo berani juga ya sama senior." ucapnya sembari menepuk bahu tegap Riki.
"Bisa-bisa nya lo ga sopan sama kita. Biarpun lo anak baru bukannya harus sopan sama senior ya? B*ngs*t emang."
"Kalau saya memang membuat kakak-kakak merasa ga nyaman, saya minta maaf. Tetapi sekali lagi-"
"Gue ga akan bantu lo." sela lelaki itu. "Apapun alesan lo, gue ga akan bantu." finalnya, lalu berbalik hendak mengajak temannya pulang-
"Kalau saya maksa, gimana?"
Ketiga lelaki itu terdiam. Terutama Jinwoo, ia mengangkat satu sudut bibirnya. "Bikin kesel, aja." Dan secara tiba-tiba melayangkan satu kepalan tangan yang hampir saja mengenai wajah Riki. Syukurlah lelaki itu dapat menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartstrings [Nishimura Riki] ✓
Fanfic[END] Kata orang, hati tidak bisa di tebak. Apakah itu benar? Mungkin itu tidak akan pernah benar bagi seorang Lee Nami. Gadis yang membatasi pergaulannya dengan para lelaki karena masa lalunya yang kelam. Dan karena itu juga dia harus menutup rapat...