CHAPTER 2 - HUFT

5.7K 540 77
                                    

"Apa yang kau lakukan pada mobilku?!" Terdengar raungan marah dari belakang.

Sialan!

Apa yang akan kamu lakukan, Gulf?!

Aku berbalik untuk menghadapi kematianku dan di sanalah dia. Seorang pria mengenakan setelan jas berwarna hitam yang dirancang sempurna, dengan kemeja putih dan dasi biru laut. Dia memiliki rahang yang tajam dengan mata hitam legam dan rambut hitam yang tertata rapi. Pria itu memiliki aura otoritas di sekelilingnya.

"Maaf. Saya baru aja memarkir mobil dan tidak sengaja....." Dia menyela perkataan ku.

"Kenapa kamu mengemudi, disaat kamu gak bisa memarkirkan mobil sialan ini?" Katanya sambil menunjuk ke arah mobilku. Dia marah. Benar-benar sangat marah. Aku menabrak mobilnya yang sangat mahal, tentu saja dia marah.

"Saya bilang, saya minta maaf. Itu tidak disengaja dan...." dia menyela perkataan ku lagi.

"...dan maafmu bisa memperbaiki mobil saya? Apa bisa?" Katanya menatapku.

Aku mencoba menenangkan diri, ini bukan saat yang tepat untuk menunjukkan kemarahanmu Gulf. Tenang!

Saat itu ada sesuatu yang menarik perhatianku. Bagaimana bisa aku lupa bahwa mobilku juga rusak. Aku membungkuk dan melihat kerusakan yang terjadi pada mobilku. Penyok yang besar,  sedikit goresan, dan lampu belakang yang juga pecah.

Aduh! Ayah pasti membunuhku saat melihat ini. Apa yang akan aku katakan padanya?

"Oh sekarang kamu melihat kerusakan mobilmu sendiri" pemilik mobil berbicara sambil melihat mobilku.

Aku harus memperbaikinya sebelum ayah, Mild atau Krist melihatnya.

"Lihat bahkan mobil saya juga rusak, jadi sama." Ucapku

"Mobil kamu dan mobil saya itu beda dan karena kamu yang menabraknya, jadi ya kamu harus benerin mobil saya" katanya sambil menyeringai.

"Dengar... saya sudah mencoba meminta maaf padamu sejak awal pertengkaran ini tapi kamu malah memotong omongan saya. Ini memang salah saya, jadi saya minta maaf. Bukankah itu cukup?" Kataku mencoba mengakhiri topik.

"Benarkah? Menurutmu itu cukup. Hanya meminta maaf? Apakah kamu tahu harga mobil ini? Dan biaya perbaikan mobil ini?"

"Karena kamu memiliki mobil yang begitu mahal, dan kamu sendiri tampaknya cukup kaya, maka menurut saya kamu mampu memperbaiki mobilmu sendiri" kataku.

Aku memang salah sudah menabraknya, tetapi aku gak punya banyak uang untuk memperbaiki mobil mahal itu. Satu-satunya uang yang aku miliki sekarang adalah milik Mild untuk membeli sepatu Krist.

"Kamu yang nabrak mobil saya duluan, terus sekarang kamu gak mau tanggung jawab?. Apa kamu tahu siapa saya?" Dia berkata dengan marah.

Itulah alasan lain mengapa aku membenci orang kaya.

"Gak, saya juga gak mau tau. Aku harus pergi sekarang" bentakku dan mulai kembali ke mobilku.

"Bagaimana dengan mobil saya? Siapa yang akan bertanggung jawab?" Katanya sambil menaikkan alisnya.

"Kamu kan mampu?" kataku dengan nada yang jelas.

"Tidak. Kamu harus bertanggung jawab. Kamu harus memperbaiki mobil saya."

"Dengar Pak... Kamu punya uang banyak, saya tidak akan memperbaiki mobilmu" ini sudah waktunya pulang, bahkan aku belum memperbaiki mobil ayah dan membeli sepatu Krist.

"Kamu harus bertanggung jawab"

Aku mengabaikannya dan mulai melangkah menuju mobilku. Aku akan membuka pintu mobil, tiba-tiba sebuah tangan menghentikanku. Dia membalikkan tubuhku dengan kasar. "Kalo kamu gak mampu tanggung jawab, ambil aja nih mobil ku"

Setelah dia menyelesaikan kalimatnya, aku mengeluarkan seikat uang yang diberikan Mild padaku untuk membeli sepatu Krist dan melemparkan ke wajahnya.

"Ini. Ambil ini dan perbaiki mobilmu sendiri" kataku dengan semua kemarahan yang kurasakan padanya.

Dia hanya menatapku dengan rasa tidak percaya dan ngeri, aku berbalik, masuk ke mobilku dan pergi.

Setelah berjalan beberapa kilometer, aku menghentikan mobilku. Apa yang telah aku lakukan. Aku tidak pernah marah sampai seperti ini. Aku seharusnya tidak melakukan itu. Kan aku yang salah, aku yang menabrak mobilnya, jadi dia punya hak untuk minta ganti rugi.

Aku meletakkan kepalaku di kemudi. Aku merusakkan mobil ayah, aku juga menabrak mobil orang lain, dan bertengkar dengan nya. Bahkan aku melupakan sepatu Krist. 

Perlahan aku melaju untuk pulang, Mild dan Krist sudah ada di sana, duduk di taman depan rumah sambil menyeruput teh. Begitu mereka melihatku, Krist bergegas menghampiri ku.                         

"Gulf. Dimana sepatuku?" Ucapnya berdiri di depanku. Aku tidak menjawabnya, dia langsung masuk ke mobil untuk memeriksanya. Mild juga mendekat ke arah kami.

"Di mana sepatuku, Gulf?" Krist berteriak saat keluar dari mobil "... dan kenapa mobil ayah rusak?" Dia terkesiap.

Aku terus bungkam, berlari ke atas dan menutup diri di kamarku sementara Mild terus berteriak dan memakiku.

**************

"GULF! Turun sekarang!"

Aku di kagetkan oleh teriakan ayah. Mild dan Krist pasti sudah menceritakan semuanya pada ayah.

Aku buru-buru turun dari kamar, lalu menghampiri ayah.

"Apa yang kau lakukan dengan mobilku? Dan di mana sepatu Krist?" Ayah berkata dengan marah sementara Mild dan Krist menyeringai.

"Ayah aku... L..lupa"

"Terus mobil nya kenapa?"

"A..I..itu adalah sebuah..k..kecelakaan" aku tergagap.

Dia berjalan mendekatiku dan menamparku.

"Mulai sekarang kamu tidak boleh membawa mobil lagi dan malam ini, kamu tidak akan mendapatkan makan malam!" Dia berkata dan sekali lagi menamparku. Dia meninggalkan ruangan dengan Krist yang mengikutinya. Mild tersenyum melihatku dan berkata

"Di mana uang yang aku kasih tadi?" Dia bertanya.

"Sudah aku gunakan" bisikku.

"Apa? Kamu memakainya? Dasar anak sialan! Apa yang kamu lakukan dengan uangku?" Ucapnya murka. Mild mendekatiku dan menampar wajahku, setelahnya dia pergi meninggalkanku.

Aku kembali ke kamar, malam ini hanya berdiam diri di kamar. Wajahku sakit, kepalaku pusing, dan perutku laper.

Kenapa aku hidup.

Kenapa gak mati aja.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rich Man - MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang