CHAPTER 28 - MULES

3K 241 9
                                    


GULF'S POV


Sejak 2 jam terakhir, Gulf hanya duduk di kursi kamarnya. Sementara Win sibuk memastikan tampilanya sendiri didepan kaca besar. Memang terkadang menghadiri pesta pernikahan setara dengan fashion show.

"Tenang Win, yang nikah kan gue" Gulf menoleh ke samping untuk melihat Win dari atas sampai bawah.

"Lo itu udah ganteng" Win terkekeh, lalu ia duduk disebelah sahabatnya.

"Emang gue ganteng, lo baru sadar?" Gulf memutar matanya dan Win mengulangi tindakan tersebut.

Hari ini adalah hari pernikahan Gulf, mimik wajahnya tidak bisa disembunyikan, terlihat sangat bahagia. Perasaannya terasa campur aduk, aneh dan bahagia disaat yang sama.

Semuanya terasa sempurna. Meski ia tahu, selama hidupnya ia tidak pernah merasa sempurna. Tapi tetap saja, ia merasa hidup bersama mew akan menjadi sempurna.

Gulf berharap ibu ada di sini juga, untuk melihat hari ini, untuk bersama dengannya, untuk melihatnya ketika ia berjalan menuju altar, untuk memeluknya dan memberitahunya bahwa masa depan yang akan dilaluinya pasti membawa banyak kebahagiaan.

Laki-laki dengan tuxedo hitam itu berjalan perlahan menuju kamar ayah, mengambil setiap langkah dengan hati-hati. Setelah sampai di depan pintu kerja beliau, Win berhenti untuk menemani sahabatnya dan berdiri di samping dengan tangan terlipat di dada, tergambar jelas ekspresi khawatir di wajahnya "Lo boleh pergi, Gue bisa ngomong sendiri sama ayah". ucap Gulf

Sebelum membuka pintu, Gulf lebih dulu mengontrol ekspresi wajahnya. Ternyata ayahnya sedang duduk di sofa, menatap tajam ke laptop di pangkuannya.

"Ayah... sudah waktunya pergi"

"Gulf" ia berkata sambil tersenyum, menatap anaknya selama sepersekian detik sebelum memutar kepalanya kembali ke layar. "Maaf sayang, tapi ayah punya pertemuan yang sangat penting dalam beberapa menit. Jika ayah meninggalkan ini, ayah akan kehilangan uang".

Gulf menatapnya tak percaya, ternyata ayahnya masih fokus pada layar laptop dan mengabaikan kehadirannya. "Ayah lebih milih dateng ke pertemuan itu dari pada ke pernikahan Gulf?".

"Ini pertemuan penting Gulf. Krist tadi ngabarin ayah, dia bilang kalau pertemuannya di majuin di hari ini. Ini adalah orang-orang yang sangat penting, ayah gak berani mengambil resiko apapun. Lagian kamu kan mau dapat keluarga baru disana" katanya dengan manis, bahkan tidak menoleh ke arah anaknya.

"Terima kasih" balas Gulf dengan wajah datar, ia lebih memilih keluar dari ruang kerja ayahnya. Seharusnya Gulf sudah menebaknya, ayah pasti akan melewatkan hari pernikahannya.

"Kenapa?" tanya Win, ia mengerutkan kening ketika sahabatnya mengeluarkan aura hitam.

"Ayah akan menghadiri pertemuan yang sangat penting, jadi dia gak bisa hadir di pernikahan gue, mungkin juga dia gak sempet nganter ke pelaminan" Gulf mencoba yang terbaik untuk menunjukkan bahwa ia tidak masalah dengan hal itu.

Win menghela napas. "Setelah ngeliat keluarga lo, gue ngerasa beruntung karena gak punya keluarga".

"Apa gue aja yang ngomong sama bokap lo?" Mata Win menunjukkan kebencian terhadap Joss.

"Jangan, ntar lo apa-apain bokap gue" kata Gulf sambil tersenyum. Tentu saja sahabatnya tidak pernah gagal mencerahkan suasana hati Gulf.

"Dih, gak selera juga sama tua bangka" Win terkekeh.

Win meraih tangan sahabatnya dan meremasnya erat-erat "Lo ada gue" katanya dengan senyum meyakinkan.

Mereka berjalan keluar rumah dan menuju mobil tempat sopir sudah menunggu.

Sebelum pintu mobil yang mereka naiki tertutup, ada mobil yang baru saja sampai di kediaman Traipipattanapong. Bright keluar dari mobilnya, berpakaian rapi dan berjalan ke arah Gulf dan Win, dengan senyum lebar di wajah bodohnya.

"Aku jarang muji orang, but you are so handsome Kana" Kata Bright sambil memeluk Gulf. "Kenapa kamu di sini sendirian... Aku tahu kamu bawa ksatriamu tanpa baju besi yang bersinar, tapi, di mana keluarga brengsek itu?" Bright bertanya dengan cemberut.

Gulf tau, yang dimaksud ksatria itu Win. Lalu ia melihat ke arah sahabatnya, Win sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan tersebut, Win hanya menunggu Gulf masuk ke mobil sehingga mereka bisa lekas berangkat.

"Ayah gak dateng karena ada pertemuan, yang ngatur pertemuannya juga Krist. Jadi kemungkinan Kris dan Mild juga gak hadir di pernikahanku. Pertemuan itu lebih penting dari pernikahan anaknya" Gulf kembali menghela nafas.

"Kamu ada aku" Bright mengulangi kata-kata Win. Sahabat Gulf tersebut memandang Bright dengan kaget tetapi dengan cepat membuang pandangannya kembali. Gulf yang menyaksikan itu semua hanya bisa tersenyum.

"Bayangin aja, kalo aku itu ayahmu, yang baik, tampan, cerdas, tidak terlalu brengsek dan lebih brilian menurut versiku. Jadi beri aku kesempatan besar untuk mengantarmu menemui pria sialanmu itu" kata Bright sambil mengulurkan tangannya agar Gulf menggandengnya. Gulf tersenyum dan menerima uluran tangan tersebut, berjalan menuju mobil Bright..

Win hanya mengikuti langkah keduanya, sesekali menyumpah serapahi sahabatnya tanpa suara.

Bright mengambil kursi pengemudi, memberikan Gulf senyuman dan mengabaikan Win. Apa yang terjadi di antara mereka!

Gulf berfikir apakah mereka berkencan? Atau mereka bertengkar? ia akan menanyakan itu pada Win nanti, setelah hari pernikahanya selesai.

Bright menghentikan mobil di depan rumah besar, setelah selesai parkir kami berjalan bersama memasuki rumah. Ayah Mew menyambut mereka dan kemudian mengantar mereka semua ke halaman belakang rumahnya.

Pada awalnya perasaan Gulf biasa saja, mungkin juga karena ia sedang perang batin dengan kelakuan ayahnya. Tapi setelah terlihat sedikit area taman yang sudah disusun dengan rapi, rasa campur aduknya tiba-tiba muncul, ia mules.

"Bright, kamu duluan aja sama Win" Gulf berbisik.

"Kenapa?"

"Kebelet pup" bibirnya berucap tanpa suara, lalu berjalan ke kamar mandi.

"Bersihinnya yang bener ya, takutnya baunya kecium sampe altar" Teriak Bright, karena Gulf sudah semakin menjauh. Sedangkan Win heran dengan tingkah sahabatnya.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Rich Man - MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang