CHAPTER 33 - PULANG

2.1K 167 15
                                    


Seminggu yang lalu pasangan pengantin, baru saja kembali ke rumah baru mereka yang terletak di ibu kota. Gulf duduk di kursi yang menghadap kanvas kosong, di dalam studio lukisnya. Laki-laki dengan wajah yang manis itu melihat sekeliling, ada beberapa lukisannya yang sengaja ia pajang.

Gulf tidak tau bahwa Mew membuat studio lukis di rumah baru mereka, bahkan ukuran ruangannya lebih besar dari yang ada di pulau tempat mereka bulan madu. Kemarin Gulf sempat bertanya pada suaminya ketika ia dikejutkan dengan rumah baru yang ukurannya terlampau besar untuk dua orang penghuni, Mew hanya menjawab dengan wajah datar "nanti kita pasti punya anak".

Kegembiraan jelas terpancar oleh wajah manis Gulf ketika Mew menunjukkan studio yang sengaja dibuat untuk Gulf. Ruangan ini memiliki satu jendela yang langsung memperlihatkan pemandangan kota di bawahnya, karena memang rumah baru mereka terletak di dataran yang terbilang tinggi di pusat kota.

Mew juga telah mengumpulkan semua lukisan yang dibuat oleh Gulf ketika mereka di Bahama dan sengaja memajang lukisan-lukisan cantik tersebut di studio.

Sebenarnya acara bulan madu mereka masih lumayan panjang, namun sepertinya Perusahaan Mew sedang ada kendala, jadi mereka mau gak mau harus kembali lagi ke ibu kota. walaupun demikian, tapi pengalaman bulan madunya tetap berkesan bagi Gulf. Sebelum pulang, mereka pergi ke pulau utama di terlebih dahulu untuk berbelanja atau berkeliling di sekitar tempat itu.

Gulf tersadar dari lamunannya oleh dering ponsel. Ia mengangkat telepon, dan tersenyum ketika melihat id penelepon dan dengan cepat menjawabnya.

"Udah lupa sama temen sendiri?" kata Win riang dari ujung sana.

"Haa? Kemaren Gua nelpon lu, tapi gak diangkat" keluh Gulf.

"Habis itu kan gua telpon lagi, tapi malah nomer yang anda tuju tidak berada dalam jangkauan!" win berteriak, sampai membuat Gulf harus menjauhkan ponsel dari telinga. Tuhan! Win dan perubahan suasana hatinya!

"itu namanya gak ada sinyal, Gua telpon lu kalo lagi ada di pulau utama" jawab Gulf santai. Sebelumnya Gulf mencoba menelepon Win karena ia tidak ingin Win merasa kesepian. Karena Win tidak memiliki siapapun, meskipun Gulf tau bahwa Win mampu menjaga dirinya sendiri.

"Gua gak bisa menjawab telepon di jam kantor. Lu tau sendiri gimana sistem kantor di kota ini. Masih untung lah gua bisa kerja di kantor kaya gini" Win menjawab. Gulf bisa merasakan kemarahan dalam suaranya tapi itu sudah biasa bagi Gulf sekarang, memang beginilah sikap Win saat dia tidak menyukai seseorang.

"Oke lupain soal kerjaan lu, gimana lu selama gak ada gua?" tanya Gulf mencoba mengalihkan pikiran sahabatnya dari topik pekerjaan.

"Lebih baik pastinya, soalnya beban gua udah ilang satu." Kata win sambil tertawa. "sejujurnya gua kangen banget ribut sama keluarga brengsek lu, ternyata narik urat waktu ngobrol sama mereka bener-bener seru dan ngangenin". Gulf ikut tertawa mendengar penuturan Win.

Mereka tertawa dan membahas banyak persoalan, Win tiba-tiba teringat beberapa pekerjaannya dan harus mengakhiri panggilan.

"oke jangan lupa ketemu sama gua ya, nanti kabarin aja kapan lu bisanya" kata Win.

"Pasti gua kabarin" balas Gulf lalu mengakhiri panggilan.

Gulf meletakan kembali telepon di atas meja dengan senyum yang mengembang, ia bangkit untuk kembali ke kamar tidur. Ketika si manis berbalik untuk berjalan keluar, ia malah melihat Mew berdiri di dekat pintu dengan mata melotot.

Gulf mengangkat alisnya dan menunggu suaminya mengatakan sesuatu. Mew berjalan mendekati Gulf tanpa ada ekspresi di wajahnya. "Kamu habis telponnan sama siapa? mau ketemuan sama siapa? kok 'ngabarin' segala?".

Rich Man - MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang