CHAPTER 25 - TERLALU MANIS

3.2K 294 21
                                    

**** POV MEW ****

Mataku memandang keluar dari balkon kamar hotel, tidak melihat apapun secara khusus, tapi tenggelam dalam pikiranku sendiri.

Setelah makan malam, aku memilih berdiri disini dengan segelas anggur favorit. Sementara gulf berada di kamarnya, memeriksa semua barang yang telah kami beli hari ini. 

Pikiranku kembali di toko tempat kami membeli beberapa setelan, Gulf mencoba beberapa pakaian. Tetapi ketika semua pakaian yang dia coba dikirim ke kamar kami, dia melihatnya dan ketakutan.

"Itu terlalu berlebihan Mew. Aku tidak akan pernah pergi berbelanja denganmu lagi" katanya kepadaku, memberiku tatapan yang menurutku sangat lucu.

Gulf sangat khawatir tentang jumlah yang aku habiskan untuk membeli pakaian. Hal ini berbanding terbalik dengan laki-laki yang pernah aku kencani.

Setiap laki-laki lajang yang pernah bersama sebelumnya, hanya mengejar tentang uang. Tapi Gulf berbeda, ia selalu menegur setiap kali aku membeli barang untuknya, ketika aku rela memberikan semuanya padanya.

Aku tidak menyadari bahwa aku sedang tersenyum, memikirkannya.

Dering telepon menyadarkanku dari lamunan. Aku mengeluarkan ponselku dari saku, dan menghela nafas melihat id penelepon. Brian!

"WHAT" ucapku angkuh. Aku menunggu beberapa detik tetapi tidak ada yang berbicara dari ujung sana.

"Gue bukan anjing lo mew!" Brian berteriak melalui telepon.

"Tentu saja. Anjing lebih baik dari lo" aku terkekeh.

Brian merupakan satu-satunya teman dekatku. Kami pisah negara setelah menyelesaikan S2 di universitas yang sama, dengan jurusan yang berbeda. Brian merupakan dokter ternama di negaranya, memang tidak terlalu terkenal seperti dokter lain yang melakukan experimen. Tetapi dia cukup diperhitungkan di kalangan pasien VVIP.

"Diem lo brengsek! kita punya sesuatu yang jauh lebih penting untuk dibicarakan!" teriak Brian. "APA?" balasku sewot.

"Mew, kenapa gue gak dikasih tau, if you are engaged" Oh! Jadi ini adalah pembicaraan penting menurut Brian.

Di antara semua kegilaan ini, ayah memaksaku untuk menikahi Krist dan kemudian aku memilih untuk menikahi Gulf sebagai gantinya, membawanya ke Milan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan, aku benar-benar lupa untuk menyampaikan berita kepada para idiot ini.

"Karena lo bukan orang yang penting menurut gue" jawabku seadanya.

"Setidaknya biarin gue ketemu sama your fiance. Gue mau tau, siapa sih yang berhasil buat temen gue begitu tertarik, terus tiba-tiba memutuskan to get married. And... what is that boy's name...?" Brian berbicara jauh lebih tenang dari sebelumnya.

"Gue gak pernah ngasih tau namanya, tapi karena lo bener-bener kepo tentang itu, namanya adalah Grace". Kataku dan tertawa terbahak-bahak.

Grace adalah cinta sejati Brian sejak kuliah, Brian selalu mencintainya tetapi tidak pernah memiliki keberanian untuk mengatakan pada Grace. Ketika Brian akhirnya mendapatkan kepercayaan diri dan melamarnya, Grace menolaknya. Dia patah hati setelah tragedi itu dan masih belum bisa melupakannya sampai saat ini.

"Bagus" komentar Brian.

"Fuck y..." Brian mulai mengumpat, tetapi aku mengakhiri panggilan, tidak ingin mendengar kutukan laki-laki itu.

Aku meletakkan kembali ponselku di saku dan bergerak menuju kamar Gulf untuk memeriksanya. Pintu kamarnya sedikit terbuka, aku membukanya dan di sana dia duduk dengan sebuah kotak di tangannya.

Rich Man - MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang