14- Misi Penghancuran Planet

13 2 0
                                    

Quest Type A

Quest 16 : Settingkan pelarian kedua orang itu dan hancurkan planet itu jadikan sebagai ending. Buatlah minimal 500 kata maksimal 1500 kata. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
.
.
.

"Melatih fisik sangat memengaruhi progres kekuatan kita." Itu adalah jawaban Seari ketika aku bertanya padanya apa dia memang sekuat ini sebelumnya. "Biasanya aku memerlukan tenaga lebih untuk menggunakan telekinesis. Kini aku dapat menggunakannya hanya dengan sekali kibasan."

Aku mengangguk paham—memikirkan apa aku harus coba menyimpan pyrokinesisku dan melatih fisik agar kekuatanku berkembang.

Kami langsung menuju hutan tempat pesawatku diparkirkan begitu selesai memastikan bahwa penjara itu benar-benar telah terbakar sepenuhnya. Kami juga bertemu dengan Cala dan Allona juga beberapa orang asing—yang kurasa adalah teman mereka—begitu sampai di sana.

"Kebakaran apa itu?" tanya Allona sembari menunjuk arahku datang begitu aku dan Seari sudah menapaki tanah.

"Aku baru saja membakar sebuah penjara." Seari berujar dengan santainya. Allona dan Cala terlihat sedikit kaget—tetapi kemudian mereka menetralisir raut wajahnya.

"Omong-omong aku baru tahu bahwa kau adalah humanoid sepertiku." Cala berujar kemudian. Kurasa ia terpana oleh aku dan Seari yang barusan terbang.

Aku yang tengah bersiap membuka pintu pesawat menoleh ke arahnya—tersenyum. Tidak berniat untuk memberi tahu bahwa aku sebenrnya bisa dikatakan sebagai mutan atau penyihir. Aku bahkan baru tau bahwa gadis itu humanoid.

"Siapa namamu—ah ... Cala." Aku sudah menceritakan pada Seari pertemuanku dengan 5 orang asing itu omong-omong. "Kusarankan padamu dan teman-temanmu untuk pergi dari planet ini segera karena kami akan menghancurkannya." Seari berujar tanpa basa-basi sembari masuk ke dalam pintu yang muncul di kaki pesawat yang berbentuk mangkuk.

Aku pun menceritakan semuanya pada Cala dan Allona agar tidak membuang waktu lebih lama—tetapi aku tetap tidak memberitahukan soal Eartha. Aku cukup menjelaskan bahwa planet ini memiliki penelitian ilegal dan berbahaya yang sangat merugikan multiverse. Juga soal wabah penyakit itu.

Cala mengerutkan keningnya ketika mendengar soal penyakit yang kumaksud. Astronot yang datang bersama Cala itu juga menjelaskan bahwa planet ini yang telah mengacaukan planet tempat dirinya tinggal. Saat itu kuketahui bahwa ternyata wabah itu sudah sampai ke planet di universe tempat ia berasal.

Allona sedikit menunduk. Ia menggumamkan sesuatu yang samar-samar masih bisa kudengar. "Jadi yang Berang katakan itu benar?"

Gadis berambut jingga yang sempat kukatakan misterius tiba-tiba muncul dan mengagetkan kami semua dengan perkataannya. "Keyna benar. Planet ini meneliti sesuatu yang tidak seharusnya mereka ketahui. Tesseract. Penelitian itu benar-benar akan berdampak sangat buruk terhadap multiverse. Aku setuju denganmu untuk memusnahkan planet ini sesegera mungkin."

"Tapi bagaimana dengan penduduknya?" Allona bertanya ragu. Sebelum aku menjelaskan soal kebebalan mereka—gadis berambut pirang itu telah menyodorkan sebuah berkas terlebih dahulu.

"Baca saja ini."

Aku mengernyit ketika membaca berkas yang ia bawa. Penduduk planet ini sudah berencana pindah ke planet lain. Berkas itu berisi informasi tentang planet ungsian tersebut. Sayangnya planet itu tidak memperbolehkan mereka untuk melanjutkan semua penelitian ini. Jadi mereka memutuskan untuk menginvasi planet itu beberapa hari lagi dengan paksa

Allona terdiam begitu mengamati berkas yang ia pegang. Aku sendiri cukup tenang karena mengetahui bahwa planet incaran mereka bukanlah Bumi-ku atau pun Neptunus. Berbeda dengan Allona yang menunjukkan ekspresi campuran antara kesal dan marah.

"Ini Bumi-ku." Ia berujar dengan getaran dalam suaranya.

Akhirnya di putuskanlah bahwa kami akan menghancurkan planet ini bersama-sama.

Cala dan Leyna yang merupakan humanoid menghancurkan planet ini dari dalam. Mereka berencana meretas seluruh sambungan elektronik yang ada di planet ini—kami benar-benar diuntungkan karena hampir seluruh planet ini berisi elektronik—dan menjadikan alat-alat itu rusak sehingga menyerang apa pun yang ada di planet ini.

Sementara aku dan Allona pergi dengan pesawat kami menuju area gunung berapi untuk memancing gunung itu agar mengeluarkan muntahan terbesarnya.

Seari keluar dari pesawat begitu kami menemukan gunung berapi terkuat di planet ini dengan bantuan Allona. Seari menyuruh kami untuk menjauhkan pesawat sementara ia akan pergi ke gunung itu untuk memancing letusan. Allona sempat mengkhawatirkannya karena masih mengira bahwa Seari adalah humanoid yang dapat rusak jika terkena panas.

Aku akhirnya menjelaskan bahwa Seari akan baik-baik saja karena ia lebih tangguh dari apa yang gadis itu pikirkan.

Aku tidak dapat mengetahui dengan jelas bagaimana cara Seari memancing letusan gunung berapi itu karena ia cukup berjarak dari kami. Kami menunggu beberapa menit hingga kulihat pepohonan di sekitar sini bergetar hebat. Seari memelesat cepat untuk kembali ke pesawat. Ia langsung mengomandoi kami untuk terbang setinggi mungkin karena tak lama lagi gunung itu akan memuntahkan laharnya.

Allona mengaktifkan mode loncatan pada pesawatnya. Seari yang lebih memahami pesawat daripada aku juga ikut mengaktifkan mode itu—aku bahkan baru tahu bahwa pesawat ini juga memiliki mode tersebut.

Gunung itu mengeluarkan letusan yang sangat dahsyat begitu kami mencapai ketinggian 15.000 kaki. Beruntung kami mencapai ketinggian ini dengan cepat karena terlambat sedikit saja dapat membuat kami turut hancur terkena muntahannya.

Aku mulai memikirkan nasib Cala dan gadis berambut pirang tadi. Apa mereka sudah selesai meretas seluruh sistem di planet ini? Mudah-mudahan mereka sempat keluar dari sini sebelum planet ini meledak.

"Cala dan gadis itu adalah humanoid yang sangat canggih." Seari berujar tanpa melihatku karena ia tengah fokus menjalankan pesawat ini. "Aku penasaran mereka berasal dari universe mana—yang pasti bukan dari Bumi-mu. Jangan tersinggung. Bumi-mu tidak mungkin memproduksi humanoid secanggih itu lantas membiarkan mereka menjelajah semesta tanpa pengawasan yang ketat. Aku yakin mereka dapat keluar dari planet ini sebelum planet ini meledak."

Seari benar. Pesawat Cala muncul tak lama setelah pesawatku dan Allona mencapai luar angkasa. Sementara pesawat milik gadis berambut pirang itu sudah sampai di sini terlebih dahulu. Katanya pesawat itu dikendarai oleh temannya yang lain sementara ia sendiri akan berteleportasi ke dalamnya setelah menyelesaikan pekerjaannya meretas sistem di planet itu.

Planet itu benar-benar hancur lebur oleh ledakan dari gunung api dan alat elektronik lain yang sudah diretas oleh mereka berdua.

••• KinaTree || 18.08.21 || 930 kata

wga_academy
ramdanliputo2121

Negeri Manusia [Selesai√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang