🍁Krisan🍁

1 0 0
                                    

.
.
.

"Kenapa Echa tidak memanfaatkan Gilang untuk melupakan Andre?" ucap Gilang dengan yakin.

Echa hanya terdiam memikirkan perkataan Gilang yang harus ia respon seperti apa.

"Nanti malam kita ke taman yang berada di bukit belakang ya, Cha" ajak Gilang antusias.

"Iya, Lang" ucap Echa karena tidak tega melihat Gilang yang sudah antusias.

Krisan yang memliki makna Friend Zone sangat cocok untuk melambangkan keadaan Gilang dan Echa saat ini. Gilang yang mengharapkan Echa lebih dari sekadar teman sedangkan Echa yang tidak bisa melihat Gilang sebagai pria untuk dicintainya.

Walaupun demikian, Gilang tidak ingin berhenti berjuang di sini. Ketika Echa disakiti oleh Andre, itulah hal yang bisa membuat seorang Gilang menambah perjuangannya untuk mendapatkan hati Echa.

Mereka sudah sepakat untuk pergi ke taman dan pada malam harilah sangat dianjurkan untuk pergi ke sana. Karena dari atas sana, kita bisa melihat lampu kota yang berkelap-kelip dengan indah.

Sesampainya mereka di taman, Gilang berniat untuk mencari makan dan meninggalkan Echa menikmati pemandangan. Saat Gilang sedang mencari makan, tampak lah Andre dan Hani yang sedang berjalan tepat di depan Echa.

Echa hanya terus melihat Andre yang sedang berjalan sampai akhirnya Andre berbalik melihat Echa. Mereka berdua hanya bisa menatap satu sama lain dan tidak bisa menyapa walau sebenarnya Echa sangat ingin menyapa Andre.

Setelah sepuluh menit Echa menunggu, tibalah Gilang dengan tangan yang penuh oleh makanan.

"Echa. Maaf ya. Gilang tadi mencari makanan kesukaan Echa" ucap Gilang sambil terengah-engah.

"Tidak apa-apa, Lang. Tapi bukankah ini terlalu banyak?" tanya Echa yang mengambil makanan yang diserahkan Gilang.

"Nanti juga habis, Cha" ucap Gilang.

Mereka mencari bangku untuk duduk dan menikmati pemandangan serta memakan makanan yang dibeli oleh Gilang.

Tidak ada yang memulai percakapan hanya larut kedalam pikiran masing-masing. Telpon dari seseorang selalu memecahkan keheningan yang terjadi. Gilang yang mendapat panggilan telpon langsung menerima panggilan tersebut.

"Kenapa, Ma?" tanya Gilang kepada Mamanya.

'Gilang bisa pulang sekarang? Nenek sakit. Mama mau ke rumah nenek tapi Papa kamu belum pulang' ucap Mama Gilang.

"Iya, Ma. Gilang pulang sekarang" ucap Gilang sambil menutup telponnya.
Dengan berat hati Gilang meminta agar Echa dan dirinya untuk segera pulang.

"Cha. Kita pulang ya. Gilang disuruh pulang oleh Mama" ucap Gilang dengan berat.

"Gilang pulang saja. Echa masih mau di sini" ucap Echa.

"Tidak bisa, Cha. Gilang tidak bisa meninggalkan Echa sendiri di sini"

"Tidak apa-apa, Lang. Gilang pulang saja"

Dengan hati yang sangat berat, Gilang pergi meninggalkan Echa sendiri. Setelah Gilang pergi Echa menghela nafasnya menandakan ia sangat frustasi dengan sikap Gilang. Saat Echa sedang bergelut dengan pikirannya tiba-tiba Andre datang menghampiri Echa dan duduk di bangku yang ada di samping Echa.

"Dengan siapa, Cha?" tanya Andre.

"Dengan Gilang. Tapi Gilang sudah pulang karena ada urusan" ucap Echa dengan suara bergetar. Andre yang paham dengan situasi saat ini, memilih untuk berdiri di depan Echa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang