Happy Reading guys😘😘
Ayreliyn memasuki kamar mewahnya. Nafasnya masih terengah-engah karena berlari dari lantai satu ke lantai tiga. Dia membasuh tubuhnya dengan guyuran air hangat yang menyegarkan dan menghilangkan penat di tubuhnya. Dia memejamkan matanya sebentar. Degupan jantungnya tiba tiba memburu membuat dadanya sesak. Bayangan masa lalunya kembali datang menghantam dadanya. Sakit??itu jelas dia rasakan. Marah?? Iya, dia marah pada dirinya. Dia selalu menyalahkan dirinya yang membuat orang di sekitarnya terluka dan pergi.
"Haah. Kenapa lagi dan lagi??" Ucapnya lirih mengusap wajahnya gusarAyreliyn keluar kamar mengenakan gaun maroon selutut berjalan menuruni anak tangga dengan sangat anggun. Dia menghampiri Abang Kembarnya yang memiliki paras tampan seperti karya seni yang sangat langka di dunia. Dia bahkan tidak rela jika wajah Vano dan Vino yang manis ketika tersenyum di lihat orang orang. Perlahan namun pasti dia mendekat dan dapat mencium aroma tubuh Abangnya yang sudah menjadi candu untuknya. Mereka melihat wajah Adiknya yang memerah. Kedua karya seni itu mengecup pipi merah Ayreliyn lama.
"Kenapa lama hmm" Vino menarik pinggang ramping Adiknya. Dia mengurung Ayreliyn dalam rangkulannya. Memberi beberapa kecupan di puncak kepalanya dengan lembut.
"Maaf. Tadi ke asikan main sama temen jadi telat pulang" Cicit Ayreliyn pelan. Raut wajahnya berubah murung
"Wajahnya kenapa di gituin?" Vano menarik Ayreliyn keluar dari rangkukan Vino. Dia mengunyel unyel wajah Ayreliyn seperti anak kecil. Dia gemes dengan tingkah bayi kecilnya "Udah mukanya jangan di gituin nanti Abang gigit mau? " Candaan Vano hanya mendapat gelengan
Vino kesal sengah mati melihat interaksi saudaranya "Lo ga bisa apa liat gue bahagia bentar?? " Sedangkan Vano hanya menampakkan gigi rata dan wajahnya yang tak berdosa. Ketiganya pergi menuju garasi tempat penyimpanan mobil dan motor mahal mereka.
"Queen pergi sama Abang ya "
"Gak dia harus pergi sama gue! " Tolak Vano mentah-mentah dan mengeratkan pengangannya di tangan Ayreliyn
"Gak" Balas Vino menggengam tangan Adiknya tak mau kalah
Kedua tangan yang menggengamnya di hempas kuat-kuat "Eii kalo bisa pergi bertiga kenapa harus berdua?" Lerai Ayreliyn menyudahi perdebatan yang tak akan ada ujungnya
"Dek lo kann tau mobil kita yang muatannya lebih dari dua semuanya lagi kena servis di bengkel. Yang tinggal tu hanya Koenigsegg CCXR Trevita, Lamborghini Veneno Roadster, McLaren P1 LM, Lykan Hypersport, Ferrari Pininfarina Sergio, Pagani Huayra BC, Bugatti Divo, Mercedes-Benz Maybach Exelero, Bugatti Centodieci, Rolls-Royce Sweptail, Bugatti La Voiture Noire, Lamborghini-" Ucapan sombong Vino terpotong cepat
"Stop deh. Gak usah lo sebut juga gue tau kali. Ahh jadi kesal gue" Ayreliyn geram dengan melihat tingkah sombong Vino.
"Tau ni anak . Lo tau gak lo tu kesannya nyombongin diri " Vano menyambung ucapan Ayreliyn
Vino berdecak. "Aelah salah mulu gue perasaan dah"
"Udah ih.. Ayok Queen laper nih. Kita naik Bugatti Divo punya Queen. Bang Vano yang nyetir Queen di pangku Bang Vino. Nanti pulang nya gantian siapa yang nyetir. Oke? Kalo ada yang protes lagi kita batal keluar" Ayreliyn memberi saran yang dia rasa adil untuk Abang Kembarnya. Vano dan Vino hanya bisa mengangguk. Mereka tidak berani protes pada adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR MATA & DARAH-!!?
Teen Fiction⚠️WARNING!! ⚠️ ✅FOLLOW DULU SEBELUM BACA. ✅JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK. ✅BOLEH DI PROMOSIIN(SCREENSHOT) TAPI JANGAN BANYAK-BANYAK " Heh. Lo gak usah kecentilan bisa gak " Ucap Alentha tiba-tiba datang mengganggu. " Lo ngapain datang-datang ngajak...