2

22.7K 1K 101
                                    

Masih nunggu cerita ini?

Komentar 50 baru up


Hana dibuat pusing dengan kelakuan Mada yang sibuk membuat adiknya menangis.

"Kamu apain lagi sih adiknya? Kalau kamu di rumah pasti nangis terus"

"Dedek parah, bun. Masa foto aku dijual-jual sama dedek"

"Ya kan aku usaha buat nyari duit biar jajan gak perlu minta sama buna!"

"Ya masa foto kakak kamu jual perlembar sepuluh ribu!"

Malik dan Hana hanya tertawa. Mereka berdua memang tidak bisa akur.

"Emang duit dari didi kurang buat Celine jajan?" Tanya Malik

"Iya! Aku mau beli album NCT, mereka mau comeback, di. Tapi sama bunda disuruh nabung makanya aku usaha jual-jual foto kakak"

"Ya Allah cuma demi album NCT? Parah lo, dek" Mada heran

"Ya udah sih, kak. Lagian gak disantet juga kan kamunya" bela Hana

Mada hanya pasrah. Ia selalu kalah jika berdebat dengan adiknya itu.

Hera Adriani, seorang mahasiswa biasa dengan pekerjaan sampingan sebagai selingkuhan DPR dan juga bisa dibilang sebagai kupu-kupu malam.

Semua ia lakukan bukan karna ia nakal. Tapi karna kebutuhan hidupnya yang medesak.

Adiknya sakit lemah jantung sejak lahir dan ibunya depresi sepeninggal ayahnya yang kabur. Ia menjadi tulang punggung keluarga sejak kecil.

"Hallo, sayang..."

"Hallo, om Juan kan?" Sapa Hana

"Kamu lebih cantik aslinya ya daripada di foto" puji orang itu

Hera hanya tersenyum, ia sedikit merinding saat tangan lelaki itu menggerayangi buah dadanya dari luar.

"Montok ya... Kalau kamu mau nemenin saya tidur saya naikin bayaran kamu tiga kali lipat"

"Makasih, om. Tapi saya belum siap untuk sex" jawab Hera ramah

Ia memang memegang prinsip orang yang ia cintai lah yang berhak menyetubuhinya untuk pertama kalinya.

"Boleh saya hisap puting kamu?"

"Tapi kan perjanjian kita cuma dinner, om"

"Bayaran kamu saya tambah...."

Hera mengangguk, ia menurunkan pundak bajunya dan bra merah mudanya langsung diturunkan oleh lelaki ini.

Hari ini Mada pergi ke bandara lagi untuk menemui kekasihnya. Ya, Mada adalah playboy dengan banyak gadis yang sering merayunya.

Ia juga memiliki harapan untuk berjumpa dengan gadis cantik itu lagi. Dan benar saja ia melihat gadis cantik itu di salah satu restoran di terminal tiga.

"Hai...."

"Siapa kamu?" Tanya Hera

"Orang yang kopernya ketuker sama koper orang yang isinya bikini sama crop top. Namaku Mada"

"Astaga, maksudnya aku? Aku bahkan belum buka kopernya. By the way, aku Hera"

Mada menyerahkan ponselnya pada Hera dan meminta gadis itu mengetik nomor ponselnya di handphonenya.

"Kita bahkan gak saling kenal dan kamu minta nomor hape aku? Sorry, kamu bukan tipe aku"

"What.... Aku minta karna aku mau ambil baju sama koper aku" balas Mada

"Tulis alamat rumah kamu biar nanti aku kirim by paket ke rumah kamu"

"Gak perlu... Baju murah kaya gitu aku bisa beli lagi. Thanks"

Hera bergidik heran melihat lelaki yang berjalan menjauhinya.

"Gue tahu maksud lo apa... Jangan naksir cewek kaya gue. Lo terlalu baik"

"Kalau gue ladenin nanti juga ujung-ujungnya ilfeel pas tahu keadaan gue"

Inilah yang dirasakan Hera setiap ada lelaki yang mendekatinya. Ia tidak berkencan dengan pria baik.

Ia selalu merasa tidak pantas.

Mada mengumpat kesal di sepanjang perjalanan. Ia berkali-kali memukul kemudinya karna kesal.

"Anjing, seumur-umur baru kali ini gue ditolak cewek"

"Cakep sih... Ya wajar jual mahal"

"Tapi gue gak jelek juga, babi"

"Mau tahu gue secakep apa cowoknya. Kalau lebih jelek dan lebih miskin dari gue, sumpah gue ketawain"

Tipe playboy seperti Mada ini tipe yang susah untuk jatuh cinta. Jika ia jatuh cinta maka sejauh apa gadis itu pasti ia mengejarnya sampai dapat.

Hera pulang ke rumah dan senang melihat ibunya mau makan. Bahkan ibunya sudah berdandan rapi seperti anak gadis saja.

"Ibu mau kemana rapi banget?" Tanya Hera

"Mau kencan sama mas Niko. Tadi katanya mau jemput ibu habis maghrib"

"Ibu... Maghribnya masih lama. Ibu bobok aja dulu ya"

"Nanti mas Niko kesini masa ditinggal bobok"

Hera hanya menatap jam dinding sambil menghela nafas panjang. Sekarang pukul satu malam. Ibunya pasti berhalusinasi lagi.

"Kakak..." Adiknya berlari memeluk Hera

"Chia kenapa?"

Adiknya berjinjit dan Hera langsung menyesuaikan diri dengan tinggi adiknya.

"Tadi ada om-om kesini minta uang. Dia bilang kalau gak dibayar rumahnya disita"

"Chia gak usah mikir aneh-aneh ya. Nanti kakak bayar, ayo bobok"

"Iya, kak"

Sesampainya di kamarnya Hera langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan terisak pelan. Ayahnya pergi begitu saja dan meninggalkan hutang yang menumpuk pada keluarganya.

"Kata orang kalau jual diri kita dapat banyak uang... Tapi gue udah jual diri tiap hari tetap aja banyak hutang"

"Bapak sialan!"

Hera langsung mandi dan mengompres payudaranya dengan air hangat agar tidak bengkak.


Next?

Alurnya udah ketebak kan?

AIRPLANE LOVE🔞(GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang