7

15.3K 890 86
                                    

Hallo, masih menunggu cerita ini?

Ku harap kalian suka ya






° ° °

Mada segera berlari meninggalkan ruang kerjanya bahkan mengabaikan rekan bisnis dan sekretaris pribadinya.

"Mau kemana?" Tanya Malik

"Penting, di. Aku pulang agak lama"

Ia segera masuk ke mobil dan melacak GPS Hera. Sepertinya wanita itu sedang dalam bahaya.

"Please Hera, semoga kamu gak apa-apa"

"Anjing! Gak aktif hapenya, bangsat!"

Mada menelfon kakeknya yang bisa ia mintai pertolongan.

"Opa Jojo, tolong lacak nomor yang aku kirim tadi. Dia dalam bahaya"

"Makasih opa.... Tolong kirim sekarang"

Ia hanya berharap bisa datang tepat waktu dan bisa menyelamatkan Hera.

Mobil Mada berhenti di sebuah apartemen mewah. Ia tidak diizinkan masuk oleh sekuriti di sana.

"Saya Mahawira Narendra, saya anggota detektif kepolisian" ujar Mada sambil menunjukkan kartu pengenal

"Apa tujuan anda datang kemari?" Tanya penjaga

"Ya jelas ada kasus yang harus saya tangani! Cepat! Kalian gak mau ada kasus pembunuhan di sini kan?"

° ° °

Mada melacak di ponselnya sesuai instruksi kakeknya. Ia yakin Hera ada di sini.

BRAAKKK

Dibantu oleh sekuriti tadi Mada berhasil mendobrak pintu dan ia terkejut melihat Hera yang telanjang bulat dan menangis terisak.

Ia segera mengambil selimut dan membalut tubuh Hera dengan selimut itu.

"Gak apa-apa, Hera. Ada aku di sini"

"A...aku takut"

"Kamu udah aman, Hera. Ada aku, jangan takut"

Mada menggendong tubuh Hera dan membawanya ke rumahnya.

Di mobil Hera masih menangis, tubuhnya kelojotan dan Mada tahu apa yang terjadi. Hera pasti diberi obat perangsang.

Gadis itu menahan desahan dan menggigit bibirnya membuat Mada panik.

"Jangan digigit gitu... Nanti berdarah"

"Panas banget, Mada, hiks. Aahhh"

Tidak keburu untuk membawanya pulang Mada malah membawa Hera ke rumah papanya.

"Mada, tumben weekday kesini?"

"Mama... Aku butuh bantuan mama sama papa"

"Ada apa, sayang?" Tanya Juwita

"Biarin aku sama dia nginep di sini. Dia hampir diperkosa sama orang"

Mada menggendong tubuh Hera yang hanya dibalut selimut ke kamar yang biasa ia tiduri.

"Her, kamu pakai baju dulu ya. Aku keluar"

"M...makasih"

"Aku kasih waktu sepuluh menit ya, nanti aku masuk lagi"

Hera mengangguk kemudian Mada keluar dari kamar dan di sana ada Juwita dan Henry.

"Pacar kamu Da?" Tanya Henry

"Bukan.... Calon istri, doain aja"

"Kok bisa kejadian kaya tadi sih? Kasihan banget"

"Untung aku berhasil datang tepat waktu. Kalau gak mungkin dia udah diperkosa sama orang tadi" sahut Mada

"Biar papa yang urus, kamu tenangin dia dulu. Kamar di rumah kita kedap suara"

"Ma, papa gak jelas"

Juwita hanya tertawa dan Mada masuk kembali ke kamar tadi.

Mada langsung menghampiri Hera yang menggaruk-garuk kulitnya dan menggesekkan kemaluannya yang tertutup celana pendek ke bantal.

"Hera..."

"Sakit... Sakit banget.... Sakit"

"Aku tahu, kamu tahan ya" bisik Mada lembut

"Gak bisa Mada... Aku gak kuat hiks..."

Tak ada cara lain, Mada membaringkan Hera ke ranjang dan ia mulai melumat bibir Hera.

Tangannya menggesek-gesek vagina Hera dari luar celana dengan telapak tangan dan jarinya.

"Aahhh aahhhh" desah Hera

"Tahan Mada, jangan goyah"

"Aahh Mada shhhh"

Mada kaget saat Hera meremas dadanya sendiri. Mada segera mengalihkan pandangannya karna takut khilaf.

"Sshhh oouhhhh"

Selepas orgasme Hera langsung jatuh pingsan. Mada sedikit lega, setidaknya ia berhasil menahan hasratnya.

° ° °

Pukul sebelas siang Mada bangun sama mendengar suara isakan. Ia melihat Hera menangis di ujung ranjang.

"Hai... Kok nangis?" Sapa Mada lirih

"Hiks, kenapa harus gue? Kenapa?"

"Jangan diingat lagi kejadian yang udah lalu, kamu aman sekarang"

"Lo jijik banget ya sama gue?" Tanya Hera terisak

Mada menggeleng dan merapikan rambut Hera yang berantakan.

"Sorry gue semalam nyium lo dan nyium lo. Tapi demi Tuhan, gue cuma mau ngurangin rasa sakit yang lo rasain"

"Makasih ya, Da. Gara-gara gue lo harus berurusan sama penjahat dan pelacur"

"Stop!" Mada meletakkan jarinya di bibir Hera

"Makasih udah nelfon gue semalam. Itu tandanya lo percaya kalau gue bisa di andalkan" lanjut Mada

Mada menghapus air mata Hera dan menangkup wajahnya.

"Makan siang yuk...  Habis ini aku anterin pulang"

"Mada... Makasih"

"Ngomong makasih sekali lagi aku cium nih"

Hera merasakan dadanya berdegup kencang. Kenapa ia menelfon Mada semalam?

Dan kenapa ia merasakan tenang setelah ada Mada di dekatnya?


Next?

AIRPLANE LOVE🔞(GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang