6

16.5K 882 106
                                    

Kangen gaaakkk?

Mada dibuat kesal dengan adiknya yang terus mengikutinya dari sejak ia bangun tidur.

"Apaan sih, Cel?"

"Tanyain kak Hera skin care dia apa. Mukanya halus banget, kak. Putih juga"

"Yeeeeee... Makanya lo rajin sholat, biar muka lo glowing kaya Hera. Skin care Hera tuh cuma air wudhu"

"Gak mungkin! Buna, kak Malik suka banget bohong" adu Celine

"Gini deh, Da. Mending kamu anterin adik kamu ke rumah Hera terus kamu bilang adik kamu mau ngobrolin soal skin care. Nah kamu bisa modus sama Hera kan?"

Mada tersenyum senang, betul juga omongan bunanya.

"Haduh, buna pinter banget" puji Mada

"Bawain ayam bakar sama kue bikinan buna di meja makan. Ke rumah gebetan kok tangan kosong"

"Buna sama didi gak ikut ke rumah Hera sekalian?"

"Ngapain?" Tanya Malik

"Ngelamar Hera buat aku sekalian. Didi sama buna mau cucu kan?"

"Dah gila anak kamu, Han"

Hana dan Malik heran kenapa anaknya kelakuannya seperti ini.

©

©

©

Mada memarkir motor Vespa miliknya lalu ia membawa turun rantang makanan berisi lauk-pauk buatan bunanya dan juga beberapa buah dan boneka.

"Loh, kamu kesini jam segini ngapain?" Tanya Hera

"Ini si bocil ngajak kesini"

"Ya ampun kalian bawa apa? Ayo masuk... Lain kali kalau kesini gak usah oleh-oleh loh, ngerepotin" ujar Hera

"Gak kok, kak. Kata buna buat calonnya Mada"

Dan seketika kepala Celine langsung ditempeleng oleh sang kakak. Sedangkan Hera hanya tertawa melihat kakak adik yang bertengkar itu.

"Ibu sama adik kamu udah tidur?" Tanya Mada

"Udah... Ibu lumayan stabil hari ini. Adik aku lagi belajar di kamar"

"Aku boleh ke kamar Celine gak, kak? Mau ngasih boneka ini"

"Wah bagus banget... Masuk aja gapapa"

Sekarang hanya tinggal Mada dan Hera berdua. Mada diam-diam memotret wajah Hera dengan ponselnya.

"Masakan buna kamu enak banget. Kamu beruntung Mada, bunamu pasti cantik banget"

"Bunaku emang cantik, dan baik. Dia cantik banget, kaya kamu"

"Hah?" Hera yang sedang melamun kaget

"Kamu cantik Hera... Kamu cantik"

Mada menggenggam tangan gadis di sampingnya dan perlahan mendekatkan wajahnya ke arah Hera.

"Mada... No..."

"Im sorry, aku kelepasan"

"Jangan ya, Da. Jangan ada hubungan spesial diantara kita, cukup gini aja"

"Kenapa?" Mada tidak terima

"Keluarga kamu sempurna banget pasti. Kamu ganteng, mapan dan masih muda. Celine cantik dan orang tua kamu juga pasti dari keluarga baik-baik, aku bukan orang yang tepat"

Mada meraih tangan Hera dan memeluknya.

"Cukup, Mada. Kalau masih mau ketemu aku tolong patuhi batasan aku, demi kebaikan kamu juga"

"Okay, fine. Pelan-pelan aku tunjukin kalau kamu juga pantas"

Hera bangun dari pelukan Mada dan menatap lelaki yang tersenyum ke arahnya.

"Jangan kamu kira aku luluh ya" ucap Hera

"Jangan kamu kira aku nyerah ya, suatu saat nama Narendra ada di belakang nama kamu" ancam Mada

©

©

©

Keluarga Malik mengunjungi rumah kakek dan nenek dari keluarga Jefri. Celine disambut pelukan hangat dari kakeknya.

"Kok udah gede sih kamu, nak? Perasaan kemarin masih suka opa gendong belakang"

"Papi mau gendong Celine?" Tanya Malik

"Hahaha encok ntar. Celine aja segede gaj—"

"DIDI! KAK MADA NIH"

Tyas menghapus air matanya lalu memeluk kedua cucunya.

"Jadi inget Malik sama Jeje waktu kecil ya... Jeje lagi apa ya? Mami kangen"

"Mami, Jeje udah sehat sekarang. Mami gak boleh nangis" ujar Malik

"Oma peluk aku aja, aku gak kalah ganteng dari om Jeje"

Jefri senang anak dan cucunya berkumpul. Rumahnya jadi ramai dan tidak sesak oleh air mata kerinduan lagi.

"Han, mau makan apa? Mami mau masak buat makan malam nih"

"Apa aja deh, mi. Sini Hana bantu"

Tyas melirik ponsel Mada yang menggunakan wallpaper wanita.

"Pacar Mada baru lagi? Bukan perawat yang dulu ngurus Sean?"

"Mada tuh sebulan ganti tiga kali. Udah kaya sprei" ejek Malik

"Gak... Janji deh ini yang terakhir"

"Halah" Jefri juga tidak percaya

"Kalau ini beneran jodohku, nanti kalau aku nikah opa harus ngasih aku saham 30%"

Mada yakin pilihannya pada Hera tidak akan salah. Ia benar-benar menyukai gadis itu.

©

©

©

Hera masuk ke dalam mobil BMW itu dan langsung duduk di samping kursi kemudi.

Ia ada kencan dengan pelanggannya. Seorang aktor papan atas.

"Kamu mau saya ewe di mana?"

"Maaf, saya gak bis kalau itu. Sebatas dinner dan cium saja"

"Hahaha, kamu pikir ngapain saya booking kamu kalau gak buat ngewe?"

Tangan pria itu merobek crop top Hera sampai bra kuningnya nampak.

"Waw... Gede juga ya, masih pink lagi"

"Jangan, om" mohon Hera

"Diam!"

Hera pasrah saat branya ditarik dan dibuang. Lelaki itu menghisap dadanya brutal.

Air mata Hera mengalir. Meraba smartwatch yang ada di tangannya dan mendial nomor Mada.

Entah kenapa ia perlu menelpon lelaki itu. Hanya dia yang ada di otak Hera.

"Hallo... Iya, Her?"

"Hiks... Sakit..."

Lelaki itu melajukan mobilnya entah kemana. Tangannya juga terus meremas dada Hera.

Hera hanya berharap Mada datang menyelamatkan dirinya sebelum mahkotanya direnggut.


Next?

Ini draft dan enggak aku revisi...

Aku lagi batuk pilek demam mual

Sakit gak enak, kalian jaga kesehatan ya♥️

AIRPLANE LOVE🔞(GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang