4

17.6K 957 189
                                    

80 komentar bisa?

Hari ini kelas Hera kedatangan pembicara dari luar kampus dan ia dengar orang ini adalah cucu salah satu orang yang berpengaruh di dunia bisnis.

"Selamat siang..." Sapa orang itu

Mata Hera langsung membulat melihat siapa orang itu. Ya, itu adalah Mada.

"Perkenalkan nama saya Mahawira, umur saya 24 tahun dan status saya masih single"

"Hari ini saya akan membawakan materi tentang sex bebas, cocok lah ya buat anak-anak usia belasan kaya kalian. Biar mainnya gak kejauhan" Mada bicara sambil melirik Hera sambil memasang smirknya

"Pengaruh sex bebas itu gak bagus buat kalian, jadi tolong banget. Jauhi sex bebas, jangan malah open BO"

"Khususnya buat para cewek, diiming-imingi duit aja langsung mau diajak tidur. Jangan ya, cari yang bener-bener sehati seiman seamin. Kalian layak dicintai"

Mata Mada dan Hera bertemu. Sudah jelas di sini Hera yang dimaksud Mada, gadis itu hanya diam menunduk.

Selesai kelas pukul empat sore dan ternyata Mada belum pulang, ia menunggu Hera di depan koridor.

"Gue mau ngomong"

"Kita gak kenal, dan buat apa lo ngomong sama pelacur kaya gue? Cewek open BO kan kata lo?"

"Im so sorry... Gue minta maaf omongan gue keterlaluan"

Hera tersenyum dan memebalik badannya menghadap Mada yang berdiri di belakangnya.

"Fakta kan? Gue emang pelacur. Gue gak sekaya lo yang bisa lunasin hutang keluarga gue yang jumlahnya gak seberapa banyak. Thanks buat kata-kata motivasi yang lo kasih" ia berjalan cepat meninggalkan Mada yang terdiam di sana

"Gue harus nyari tahu soal hutang keluarganya. Anak kuliahan paling hutang apaan sih? Nyicil laptop?" Ujar Mada


Hera membawa adiknya kontrol keadaan jantungnya. Tahun lalu adiknya sudah dipasang ring guna kebutuhan hidupnya. Dan tahun ini sepertinya pemasangan ring itu bermasalah lagi.

"Ginjal adik anda bermasalah, ada alergi terhadap cairan yang digunakan pada masa pengobatan di jantungnya"

"Lalu apa yang harus dilakukan supaya adik saya sembuh, dok?"

"Cuci darah seminggu sekali dan juga rajin mengonsumsi air putih"

"Biaya untuk cuci darah berapa ya, dok?" Tanya Hera"

"Sekitar 800.000-1.500.000 dalam satu sesi"

Walaupun itu sangat mahal namun Hera berjanji akan melakukan segalanya untuk kesembuhan adiknya.

Mada melepaskan jas nya dan berjalan ke arah kamar bunanya yang kelihatannya belum tidur.

"Bun... Curhat dong"

"Sini masuk, ada apa kok tumben mau curhat?"

"Aku naksir cewek, bun. Tapi kayaknya dia cewek yang gak bersih. Tapi aku naksir, dia tuh simpanan client aku, bun"

Hana belum mengerti maksud anaknya. Malik yang duduk di meja sambil memperhatikan laptopnya ikut menatap Mada.

"Gimana kak? Buna belum paham"

"Pokoknya aku tuh masih naksir dia sekalipun aku tahu dia gak baik kelakuannya. Dia cewek bookingan, bun"

"Tahu dari mana kalau dia cewek bookingan?" Tanya Malik

"Hehe, pernah nyoba booking dia. Tapi DP aku dibalikin lagi sama dia gara-gara aku ngomong kasar ke dia"

Malik hanya geleng-geleng melihat kelakuan anaknya.

"Emang secantik apa sih? Buna penasaran"

"Cantik banget, bun. Aku lagi nyari tahu soal dia, dia bilang hutang keluarganya banyak gitu"

Hana mengangguk.

"Iya, kamu jangan sembarang judge orang cewek bookingan. Kan kita gak tahu faktor apa yang bikin dia kaya gitu" ujar Hana

"Didi sama buna misalnya aku ada hubungan sama cewek kaya gitu rela gak? Ngasih restu gak?" Tanya Mada

"Halah, terakhir kamu nanya pas pacar kamu artis itu kan. Kalau sama dia dikasih restu gak, ujung-ujungnya kamu putusin gara-gara males kan? Yang ini juga pasti putus"

"Didi ih, omongannya jahat banget, bun"

"Emang kalian udah pacaran? Kok marah dikatain putus?" Goda Hana

Mada hanya mendelik tidak suka lalu masuk selimut dan memeluk bunanya.

Mada menyesap kopi hitamnya sambil membaca biodata Hera di tabletnya.

"Orang tuanya masih lengkap kok dan gak cerai juga. Terus kenapa dia harus capek-capek kerja kaya gitu?"

"Alamat rumahnya di komplek juga. Bukan ngontrak"

"Ayahnya juga masih muda kok. Seumuran didi nih kayaknya"

"Apa jangan-jangan dia cuma hobby main sama om-om? Masa iya senakal itu"

"Abang aku yang paling ganteng... Anterin ke Indomaret dong beli eskrim" ajak Celine

"Ini lagi bayi setan gangguin kerjaan orang aja"

"Ayo dong, kak. Nanti aku kasih nomornya guru les aku yang sexy itu"

Mendengar kata guru les yang sexy, Mada langsung menyambar kunci mobilnya. Dan mengantarkan adiinya ke Indomaret.

Sesampainya di Indomaret Mada langsung menemani adiknya membeli eskrim. Bilangnya saja hanya beli eskrim namun satu keranjang sudah penuh oleh jajanan dan alat make up.

"Idih... Ngapain lo beli maskara segala? Mau jadi biduan lo?

"Kakak gak mau punya adik cakep? Udah, tugas kakak cuma ngebayarin doang. Bukan protes kaya gini"

"Bacod, udah sana ke kasir ayo"

Mada berdiri di belakang gadis yang menggandeng anak kecil dan ia tahu dia siapa.

"Yah, saya gak bawa ATM mbak. Ya udah jajanan yang lain dibalikin aja ya" ujarnya pada sang adik

"Gak mau... Pengen banget eskrim yang itu, kak"

"Kapan-kapan aja ya, uang kakak gak cukup"

"Totalin sama belanjaan saya aja, mbak. Berapa mbak?"

Hera langsung menoleh ke belakang dan terkejut saat ada Mada di sana.

"Gak usah..." Tolak hera

"Jangan nolak, adik kamu kasihan loh udah pengen tapi gak boleh beli. Aku ikhlas kok" jawab Mada

"Makasih ya, kakak. Nanti kapan-kapan uangnya aku ganti. Aku nabung dulu" ujar Chia pada Mada

"Gak usah adik cantik.... Kakaknya ikhlas kok. Duduk di depan yuk, es krimnya keburu cair kalau gak di makan sekarang"

Mereka berempat duduk di kursi di depan toko. Celine mengajak Chia bermain, sedangkan dua insan ini terlihat canggung.

"Adik kandung lo?" Tanya Mada

"Iya, dia adik lo juga?"

"Anak pungut dia... Nemu di depan gerbang rumah"

"Heh, mulutnya" omel Hera

Mada melihat map dengan tulisan logo rumah sakit.

"Hasil medis siapa? Kamu sakit?" Tanya Mada

"Bukan aku, tapi adik aku. Dia sakit lemah jantung dari kecil"

"Ya Tuhan... Ra, gue beneran minta maaf soal semua omongan gue waktu itu"

"Haha, udah lah lupain aja. Semua cowok yang deketin aku pasti responnya gitu kok pas tahu aku cewek bookingan" jawab Hera

"Gue anterin pulang ya, kasihan adik lo kepanasan siang-siang gini"

Mada tersenyum senang saat Hera setuju. Sedikit lagi pasti ia bisa menaklukkan hati gadis cantik itu.

Next?

Hera anaknya siapa?

AIRPLANE LOVE🔞(GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang