8

12.3K 747 121
                                    

Helloooo ...


Hera menutup matanya dengan telapak tangannya, ia menumpukkan badannya pada lututnya dan menangis terisak.

"Tuhan... Kenapa?" Isaknya

"Kenapa gue goblok"

Dering ponselnya berbunyi dan panggilan itu berasal dari Mada. Ia tidak mengangkatnya dan mengacuhkannya.

Ia masih menangis, ia bodoh sekali melakukan hal tidak terpuji itu di depan orang yang dia cintai. Mada.

"Kak, kakak gak makan?"

"Kakak gak laper..."

"Tapi kakak harus makan" bujuk sang adik

Hera tak menjawab, ia malah memeluk adiknya.

"Chia, maafin kakak ya maaf kakak gak bisa jadi kakak yang baik buat Chia"

"Kakak yang terbaik pokoknya, Chia sayang kak Hera"

"Chia harus selalu bahagia ya walau kadang hidup itu kejam"

Sang adik hanya mengangguk, Hera pun sedikit lega. Pelukan adiknya terasa seperti obat untuknya.

° ° °

Mada menghisap vapenya dengan kasar, ia khawatir dengan Hera.

"Bajingan... Siapapun yang nyakitin Hera berhadapan sama gue"

"Gak akan gue lepasin lo sampai busuk di penjara!"

"Anjing ponselnya gak aktif"

Ia hampir gila memikirkan gadis itu, ini sudah pukul delapan malam dan ia masih belum tenang.

"Mada, makan dulu ih. Dari siang kamu gak makan loh"

"Buna sini dong. Mada mau curhat'

"Halah ... Soal cewek lagi pasti" Hana sudah hafal

Mada membaringkan kepalanya di pangkuan sang ibu sambil mengusap wajah wanita yang melahirkannya itu lalu menceritakan semua kejadian yang ia dan Hera alami.

"Berat banget buat Hera pasti, butuh waktu buat ketemu kamu"

"Tapi, bun. Aku kangen banget loh"

"Jangan dulu ketemu Hera, kasihan mentalnya. Dia pasti takut dan malu buat ketemu kamu untuk saat ini"

Mada mengangguk.

"Bun, jawab ya tapi jangan kaget. Kalau aku punya istri yang masa lalunya hancur dan mungkin shes not virgin anymore buna sama didi mau nerima gak?"

"Yang menjalani kehidupan rumah tangga kalian, yang menikmati barang pasangan ya kalian masing-masing. Buna sama didi cuma bisa doain aja. Lagian kelanggengan rumah tangga bukan masalah virgin atau gak virgin kan?" Tanya Hana balik

"Kapan-kapan kita ke rumah Hera ya, bun" ajak Mada

"Ngapain?"

"Aku mau ngelamar dia, bun"

"HEH!"

Hana tidak habis pikir dengan otak anaknya. Ia harus menyuruh Malik untuk menasehati putra sulungnya ini.

° ° °

Mada sudah tidak bisa menunggu untuk bertemu dengan Hera, ia berniat mengajak Hera terapi ke psikolog agar ia bisa merasa lebih baik.

"Doain Mada ya, hari ini ada proyek penting"

"Proyek apaan?" Tanya Malik

"Menaklukkan hati calon mantu Malik"

AIRPLANE LOVE🔞(GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang