9

11.8K 721 72
                                    

Haaiii update cepet lagiiii

Jangan lupa baca book baruku yang  markhyuck yaaaaa


Hana menyuapi Hera nasi goreng buatannya, Hera dibawah pengawasan psikolog karna mentalnya benar-benar terganggu.

Ia susah tidur dan sering melamun. Hana yang tak tega langsung memboyong Hera untuk tinggal di rumahnya saja.

"Hera tahu gak, Mada tuh pernah nembak guru SD nya pas dia kelas dua dan ditolak. Malu-maluin banget"

"Terus ternyata guru SD nya udah punya anak punya suami. Pulang-pulang dia nangis kejer, padahal dia udah bela-belain bikin mobil-mobilan kaya yang gurunya mau"

Gadis itu tertawa tipis, Hana senang melihatnya.

"Mada sama Celine beruntung banget punya keluarga yang harmonis kaya kalian"

"Kamu juga keluarga kita sekarang.  Kan calonnya Mada" goda Hana

Yang namanya disebut langsung mengedipkan sebelah matanya pada sang gadis. Sementara Hera hanya menunduk.

"Calon mantunya Malik ahaayyy"

"Emang Hera mau sama kamu?" Tanya Malik

"Mau gak kamu sama aku? Aku udah ngebet pengen kawin eh nikah"

"Apaan sih... Dipikir nikah cuma sekedar tidur bareng aja" sahut Hera

"Ya ayo makanya ke KUA aku buktiin omongan aku kalau aku siap nikahin kamu"

Malik dan Hana hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya ini.

° ° °

Tyas, Jefri dan juga Jeje datang mengunjungi rumah anaknya. Mereka baru pulang dari Amerika.

"Kenalin nih pajef, sama mayas, oma dan opa hits se- Andara. Kenalin ini calon pacar aku, Hera"

"Waduh... Cakep amat kaya mayas waktu muda. Kamu gak dipelet kan sama cucu saya?" Tanya Jefri

"Kagak lah, cukup shalat istikharah aja Mada tuh"

"Buat uncle aja pacar kamu. Masa uncle keduluan kamu" sahut Jeje

"Makanya uncle buruan nikah. Cari calon makanya"

Jeje hanya tersenyum. Separuh hatinya telah pergi 20 tahun lalu dan ia masih belum bisa melupakannya.

"Hera, turut berdukacita ya. Kamu gak perlu takut sendirian, kita semua keluarga kamu" ucap Tyas sambil mengelus pundak Hera

"Tuh keluarga aku semua udah merestui. Yuk lah kita bangun keluarga kecil kita sendiri"

"Anak kamu kenapa sih, capek banget aku denger dia pengen nikah mulu" kesal Hana

"Wajar sih... Soalnya dia anak kak Malik. Kelakuannya sama"

"Cucunya Jefri sama Johan juga sih. Gak heran gue"

Hera merasa nyaman dengan keluarga yang ada dihadapannya sekarang namun ia juga merasa tidak pantas bersanding dengan Mada.

° ° °

Sedangkan Mada sekarang sedan mendapat siraman rohani oleh para bapak-bapak. Johan dan Henry juga ada di sini.

"Punya apa kamu mau nikahin anak orang?" Tanya Johan

"Punya mindset, punya niat, punya tabungan dan punya mental yang sehat buat membangun rumah tangga"

"Setelah menikah mau tinggal di mana? Jangan bilang nebeng didi" giliran Malik

"Yaelah, gampang. Aku ada tabungan kok, nikahnya ga perlu mewah yang penting gak ngutang"

Yang ada di sana tertawa. Malik menepuk-nepuk pundak anaknya.

"Didi percaya sama pilihan dan keputusan kamu. Bahagia ya, nak"

"Makasih didi udah ngasih kesempatan Mada buat hidup. Makasih juga pajef sama pajon yang mau nerima Mada"

"Boy... Ya ampun, Jef.  Cucu kita udah gede sekarang"

"Sial, gue nangis"

Johan dan Jefri tidak mampu membayangkan apa kebahagiaan mereka akan seperti sekarang jika Mada benar-benar memilih untuk menggugurkan calon anaknya?

Bersyukur hal itu tidak pernah terjadi.

° ° °

Keluarga Mada berlibur ke Puncak dan mereka menempati villa milik opanya, Johan.

"Rumah kamu sekarang mau diapain, Hera?"

"Gak tahu... Aku rencananya kalau udah siap mental mau pulang. Ga enak ngerepotin mulu"

"Iiih jangan pulang! Kak Mada nanti galau mulu. Aku kesel dia nyetel lagunya Noah terus!

"Cucu saya kayaknya beneran serius sama kamu. Biasanya nih, Mada tuh pacaran sama A tapi chatnya sama A,B,C,D tapi pas sama kamu hapenya sepi ga ada yang dia chat"

Hera hanya tersenyum pipinya merah merona.

Mada datang membawa susu jahe dan jagung bakar.

"Nih rasa pedas manis nih kesukaan kamu"

"Hera doang yang dibelin?" Goda Chita

"Tolong minta ke suami masing-masing ya bunda-bunda" sahut Mada

"Celine minta siapa? Kan gak ada suami"

"Makan sisaan Hera aja, Hera gak kaya kamu yang makannya bany—sakit anjir"

Mada mengaduh saat pundaknya digigit sang adik.

° ° °

Pagi-pagi sekali Mada sudah bangun ia memakai setelan jas dan juga sepatu mahalnya.

Hari ini hari ulang tahunnya, ia bahagia karena bisa merayakannya bersama orang-orang yang ia sayangi.

"Di, aku degdegan takut ditolak"

"Berdoa aja... Kalau ditolak ya berarti belum jodoh"

"Apa aku tanam saham kaya didi dulu aja?"

Plak

Pantatnya langsung digebuk dengan nampan oleh bunanya.

"Anak siapa sih.... Heran aku"

"Hehe, bercanda buna"

"Turun yuk, Hera sama yang lain udah pada siap"

Tidak ada perayaan meriah hanya doa bersama dan makan-makan.

"Hera tutup matanya ya, kuenya mau ditiup bentar lagi" ucap Tyas

"Loh kok aku yang ditutup? yang ultah kan Mada"

"Gapapa, ayo sini"

Setelah matanya ditutup ia dituntun untuk berjalan matanya dibuka setelah sampai. Ia hampir menangis ketika melihat Mada berjongkok sambil memegang kue bertuliskan will you marry me

"Hera, hari ini aku ulang tahun. Kadoku belum jelas nih mau good news atau bad news. Seperti yang tertulis di kue ini, will you marry me?"

"Kalau diterima kamu potong kuenya, kalau ditolak kamu taruh aja kuenya di meja" ucap Mada lembut

Tanpa menunggu lama Hera langsung meletakkan kuenya di meja meninggalkan Mada yang tertunduk lesu.

"Maaf ya...."

"Gapapa kok. Its okay" jawab Mada sambil tersenyum

"Maaf karena kuenya aku taruh di meja, soalnya aku pengen kita potong berdua. Aku mau kita selamanya berdua"

"Diterima jadinya?" Tanya Mada ragu-ragu

Hera mengangguk dan Mada langsung memeluknya. Mada mendapatkan kado ulang tahun terindah dalam hidupnya.


Next?

Siapin amplop sama baju kebaya yaaaa....

AIRPLANE LOVE🔞(GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang