2

31 3 0
                                    


"Gareth!!!! Cepatlah!!"

"Margareth!!!!"

"Bisakah kau menghargai waktuku!!"

"Margareth!!!"

Dengan kesal pemilik nama melepaskan Earphone dari gendang telinganya dengan kasar lalu keluar ruangan, meninggalkan laptopnya yang masih menyala.

Di teras, laki-laki cungkring adalah pelakunya.Di depan perempuan yang di panggillnya itu dia seperti laki-laki yang kekurangan gizi.

" Uangnya" ujar Margareth mengambil box di bawa oleh laki-laki cungkring, tak lupa ia menaruh uang di tangan laki-laki yang menganggu waktunya itu

Meninggalkan laki-laki cungkring yang masih ingin mengomel, Margareth menutup pintu dengan kasar lalu kembali ke ruangan pribadinya yaitu kamar.

Bukannya membuka box yang ia bawa, ia malah menaruh box di salah satu sudut kamarnya lalu kembali pada kursi hariannya.

Laptop yang ia tinggalkan sejenak, membuka halaman lain membuat sang pemilik langsung duduk dan mengamati.

Masih bergetar hingga seperti lag alat elektronik, Margareth langsung mencegah hal-hal yang tak di inginkan Margareth terjadi hingga...

Klik

Drrttt

Masih tak berfungsi

Margareth dengan sigap tak santai, dengan serius ia memanipulasi pertahanan laptopnya dengan pertahanan lain.

Membuat kode, menyalin hingga bunyi kedua kalinya

Klik
Klik

Laptop Margareth kembali normal, Margareth menghela nafas pendek lalu membuka antar muka lain dengan kecepatan tak bisa di tandingi oleh remaja biasa dalam mengetik.

Antar muka itu adalah sisa, menyeringit karena hasilnya kosong.Tak puas dengan antar muka yang ia buat tak merespon jejak kali ini, Margareth membuat cara lain.

Dari 3 antar muka jejak tak mendapatkan hasil, Margareth meneliti dengan sudut kode lain.

Mendapatkan sedikit harapan setelahnya dengan hasil sebuah blok file di penyimpanan sisa.

Apa hubungannya sebuah blok file dengannya? atau ada hubungannya dengan peretas laptopnya barusan? Atau di tinggalkan sengaja?

Tanpa banyak berfikir, Margareth membuka blok file tersebut, namun setelah halaman pembukaan dan beberapa bagian setelahnya kosong, halaman terakhir yang memiliki tulisan.

Membacanya, namun malah membuat Margareth menyeringit.

Dan berfikir...

APA-APAAN!!!!

Mengambil ponselnya, lalu mencari  nama kontak dan menelfon.

Beberapa kali Margareth membuat panggilan telepon namun tak satupun di jawab oleh orang di seberang, dengan kesal Margareth melemparkan Handphonenya di atas kasurnya.

  Melihat jam berhenti berdetak, Margareth merenung sejenak.

Jika kalian kira dia memikirkan jam dinding yang berhenti kalian salah besar, karena fikirannya masih menyangkut pada hal lain.

Mengambil tas sekolah, lalu menuliskan pekerjaan rumah yang hampir ia lupakan.

Perempuan aneh yang bertingkah kasar sedari menemani detik-detik kalian tadi adalah Margareth Yosan.

Perempuan remaja yang sering di panggil nama depannya itu atau nama belakang yang sering di permasalahkan oleh lingkungan remaja seusianya itu selalu menghabiskan waktunya di kamar selain kewajibannya yaitu bersekolah.

  Dengan tekun mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolahnya itu, namun sesekali matanya tak lepas dari sebuah ponsel yang membuat harinya kali ini semakin membosankan.

"Menyebalkan" ketusnya lalu berusaha memfokuskan dirinya pada pekerjaan rumah yang wajib di selesaikan

Di lain sisi, perempuan dengan topi hitam pekat masih memfokuskan pandangannya pada Gerombolan laki-laki pengganggu di depannya.

"Ini bos kalian?"

Suara menyindir dengan tak percaya laki-laki bertubuh gempal.

"Terserah"  sahut laki-laki di samping perempuan bertopi yang masih diam

"Perempuan bermain memasak bung, bukan kau ajak kita bertarung di sini"

Laki-laki lainnya di bawah kendali remaja bertubuh gempal tersebut menyahuti ucapan bos-nya.

"Persetan" umpat sinis perempuan bertopi hitam pekat itu sedari tadi diam maju lalu membuat keributan kedua kelompok

Yang lain tak tinggal diam, mereka ikut menyerang begitu juga pihak lainnya.








LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang