Di hiruk-piruk pasar tradisional yang ramai di sore hari, kedua remaja sibuk menegosiasi sebuah harga.Sepulang dari sekolah, kedua remaja ini bukan langsung menuju rumah melainkan pasar tradisional di kota mereka, Giwele.
"Paman, kau ingin berbohong pada kami?! Harganya tak semahal ini ck!!" Ruby yang sedari tadi diam akhirnya berbicara
"Nak, mengambil barang ini bukan satu hari, ongkos...."
"185 ribu" sela Margareth lalu mengambil barang yang di negosiasikan sedari tadi lalu meninggalkan Ruby yang akan mengamuk
"Reth, kau tuh..." Ruby tak bisa berkata-kata dengan tingkah sahabatnya ini
"Berkelahi pada tempatnya, pasar bukan tempat yang bagus" sahut Margareth menoleh sekilas pada preman di lain toko, membuat Ruby akhirnya diam
" Lukamu hasil dari perebutan lapangan kemarin"
Entah pertanyaan atau pernyataan, Margareth memiliki nada yang kadang membingungkan.
Mereka masih berjalan, menyusuri sepi angin yang lewat.
Ruby hanya mengangguk dengan santai, tanpa sadar memegang bekas lukanya.
"Akhiri permasalahan sebelum merusak badanmu"
"Hei!!!" Kesal Ruby mengejar ketinggalan langkahnya
Lagi-lagi Ruby bungkam jika berdebat dengan Margareth yang selalu satu langkah darinya.
----------
Di kamar yang banyak warna namun tanpa cahaya lampu melainkan cahaya pantulan laptop dan handphone yang masih menyala.
"Terpecahkan?" Tanya santai Ruby pada Margareth dengan masih membuka beranda dari sebuah situs berhenti sejenak, lalu meneruskan lagi dengan menjawab
"Ya, tapi masih tidak mendapatkan halaman awal"
Sesampainya mereka di rumah Ruby, Margareth menceritakan perihal kejadian kemarin pada Ruby.
"Haruskah membuat kode dalam sebuah file?"
"Jika file tidak di kunci? Apa ini masih perlu kode pembuat!?"
"Bahasa kau berat, lelah" keluh Ruby akhirnya mengalah karena setiap ia ingin lebih banyak berbicara di bungkam oleh Margareth
Ruby yang tak bisa diam di temani dengan Margareth beginilah kesehariannya, jika di turuti mungkin ia bisa terjangkit virus dari Margareth dengan hidup yang membosankan.
"Kau tak pulang?" Tanya santai Ruby mencari topik
"Kau mengusirku?" Sakartik Margareth mengangkat alis membuat Ruby menatap datar Margareth
Entah Ruby yang salah atau Margareth yang salah hari ini, mereka hari ini tak bisa menyambungkan pikiran mereka untuk satu frekuensi entah pendapat atau tingkah laku yang kukuh bersama.
"Margareth, kau hari ini salah" akhirnya Ruby tak tahan lagi
Margareth hanya diam masih fokus pada laptop Ruby yang ia pinjam.
"Margare.."
"Masa perempuan, paham?" Ujar Margareth membungkam Ruby lagi
Ruby ingin membantah lagi tapi berfikir lagi apa jadinya jika ia meneruskan protesnya, akhirnya ia menelan kata-katanya agar ia tak di balik oleh pendapat Margareth lagi hari ini.
Dengan kantuk menyerang akhirnya Ruby menoleh lagi pada Margareth yang belum berhenti pada pukul 1 malam, Ruby tak tahan akhirnya pergi ke alam mimpi sendirian.
Ting
Ponsel Margareth pada awal pagi memecahkan keheningan Margareth sendirian.
Dengan malas, Margareth membuka kotak pesan.
Tawaran jasa di waktu awal pagi, bukan hal aneh bagi Margareth hanya saja.... Margareth terlalu lelah untuk mengurusi urusan orang lain untuk saat ini apalagi saat ini ia belum memecahkan maksud file sisa kemarin.
Mengetik sesuatu lalu beralih kembali pada layar laptop.
Tak terasa di layar, mengingatkan Margareth waktu berjalan cepat.
Lagi-lagi hal yang membuat Margareth bersabar adalah menggunakan laptop Ruby.
Halnya, membuat Margareth mewanti-wanti, walaupun Ruby sangat konyol, dia tetap sahabat bagi Margareth.
Membahayakan jika terang-terangan membuka situs ilegal yang biasa ia buka pada laptopnya.
Walaupun membuat kode pertahanan, itu masih belum aman karena laptop Ruby tak pernah di modifikasi.
Ding
Di atas layar, akhirnya inilah yang di tunggu Margareth sedari tadi.Setelahnya ia membuat kode untuk mengunci folder, mengirimkan pada email-nya.
Mengirimkan angka untuk bitcoin pengirim pesan
Melirik jam tangannya sekilas, Margareth membereskan barang-barang lalu mengambil selimut yang sudah di terjang oleh Ruby entah sejak kapan.Berbaring di samping Ruby, Margareth menutup matanya, menghipnotis dirinya sendiri untuk tertidur, menghitung domba.
Informasi: kode di sini biasa berupa angka, banyak di gunakan tapi lebih sering di gunakan untuk sebuah kunci atau pemecah sebuah bug atau hal lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA
Misterio / Suspenso[bukan cerita horor] Kota hanya bagian dari sebuah nama yaitu "NEGARA". Negara itu sendiri memiliki aspek kehidupan bagian yang terkadang stabil atau terombang-ambing. Pemimpin dan rekannya sebagai tumpuan, tak semua masyarakat menyuarakan keing...