5

19 2 0
                                    

"Could have had it all"

Lirik lagu yang familiar menjadi peneman pada sunyi otak perempuan itu.

"Rolling in the deep"

"You had my heart inside of your hands"

"But you played it with a beating"

Bermodal Headset putih yang di tarik dari belakang, lalu notebook yang jarang di gunakan oleh perempuan itu sendiri.

Di tengah kelas, guru di depan memicingkan matanya pada sebuah objek saat selesai menulis materi di papan tulis.

Objek tersebut jelas murid di kelas ini sendiri.

"Teman sekelas yang duduk paling belakang" suara teguran setengah cibiran terlontar dari wanita paruh baya yang mengajar pelajaran kali ini

Semua mata menoleh ke belakang, kedua sisi.

"Di dekat pojok baca, siapa itu?"

Suara itu lagi membuat mereka segera menjawab

"Ruby Amora Bu"

"Ruby" panggil teman sekelas di  arah samping sejajar dengan meja Ruby

Sayangnya, Ruby tak mendengar karena tertidur dan mungkin sudah mimpi jauh hingga lupa pulang dari kenyataan.

Sedangkan perempuan di depan meja Ruby langsung menarik notebook menggantikannya dengan buku tulisnya saat perempuan paruh baya yang berjalan mendekat ke arahnya.

Bahkan, sebagai teman dari Ruby Margareth masih dengan wajah acuhnya.Namun....kaki-nya tak tinggal diam untuk menendang kaki di belakang.

Siapa lagi kalau bukan Ruby?

Karena keras tendangan Margareth dan rasanya sakit, akhirnya Ruby terbangun dan ingin marah.Sayangnya, malaikat bagi murid lain tapi bagi Ruby adalah salah iblis kehidupannya
sudah ada di samping mejanya membuat ia kaget dengan ekspresi bodohnya karena belum sadar.

"RUBY AMORA!! KELUAR DARI KELAS SAYA!!"

Poor Ruby!!!

Tak menanggapi melainkan hanya melihat sekilas orang di depannya dengan wajah kesal dan benci, membuka permen yang ia ambil dari sakunya dengan malas, lalu keluar.

Melihat siswa yang pernah di dengar oleh wanita paruh baya itu di kantor guru, wanita paruh baya itu menggeleng dengan prilakunya.

Bahwa gosip di kantor memang benar tentang anak ini, tapi wanita paruh baya tak memperdulikan anak tersebut untuk sekarang karena ia kembali berfikir soal materi yang baru ia tulis.

Dengan gaya khasnya, tak membosankan para murid, dirinya menjelaskan dengan sabar.

ISTIRAHAT - KANTIN

" Reth" panggil Ruby membuat Margareth di sampingnya yang memainkan ponsel sedari tadi menoleh padanya

"Kau tak makan?" Tunjuk Ruby dengan dagu pada sisi mangkuk di depan Margareth

"Makan" ujar Margareth menggeser mangkuk yang isinya masih utuh lalu memainkan ponselnya lagi

Tak sungkan atau memang rakus, Ruby mengambil mangkuk tersebut tanpa menggangu sahabatnya tersebut.

Terdiam lama sekira 5 menitan, Ruby berbicara lagi namun kali ini tanpa menoleh Margareth.

"Kita tak menghampiri kelas Greno?" Tanya Ruby di sela menyantap makanan tambahannya

"Setelah ini"  jawab Margareth masih sibuk memainkan ponselnya

"Berarti bolos?" Tanya Ruby lagi

"Hmm"

"Oh" sahut Ruby tak bertanya lagi

Tak berapa lama, Margareth berdiri menghampiri salah satu blok kantin.Setelahnya melihat Ruby yang sudah selesai makan, ia berjalan dengan cola di tangannya.

Ruby menghampiri Margareth, mereka berjalan keluar kantin dengan tujuan ke kelas orang lain bukan kelas mereka.

Greno, orang yang akan di hampiri oleh kedua remaja ini.

                                   --------------

Sementara Margareth berbicara dengan Greno, Ruby berkumpul dengan anak kelas yang isinya teman di luar Ruby.

Ruby hampir tidak pernah bermain dengan teman-temannya selain Margareth jika di sekolah, beda lagi jika di luar sekolah.

"Aku tak pernah menjumpai beliau lagi Reth"

Laki-laki itu menatap Margareth yang baru selesai memberitahu tujuan dirinya mencarinya.

"Kapan terakhir?" Tanya Margareth dengan mata yang sembarangan melihat sekeliling

" Tahun lalu, 12 Desember 2012" jawab Greno

"Kau sendiri mengapa bertanya padaku? Kau tak bertemu dengannya lagi?" Tanya balik Greno

" 1 Januari 2011 terakhir" sahut Margareth membuat Greno mengerti

"Kau sangat membutuhkan dia sekarang?" Heran Greno

"Jika ada orang selain kau yang sepertiku yang pernah bertemu dengan beliau, tak repot bertanya padamu" ujar Margareth acuh lalu memanggil Ruby yang asik mengobrol

"Margareth" panggil Greno membuat Margareth secara naluri menoleh padanya

"Aku akan menghubungimu jika menemukan petunjuk" ujarnya membuat Margareth mengangguk

   Bukan saatnya Margareth harus sombong, karena informasi ini penting baginya, jadilah...dalam hatinya walaupun orang yang barusan berbicara padanya sangat menyebalkan, itu adalah pilihan terakhir.

Akhirnya, kedua perempuan tersebut meninggalkan kelas yang kosong pelajaran.

"Bagaimana?" Tanya Ruby santai

"Menyebalkan" simpul Margareth mewakili semua keluhannya

"Apa itu penting bagi kau?" Tanya Ruby santai di tatap Margareth beberapa detik lalu dirinya mengangkat bahunya acuh

"Hei!!!"

"Aku mendapatkan ide, bagaimana jika..."

"Berhenti dengan kekonyolanmu" Margareth memotong ide konyol yang akan di lontarkan Ruby

"Persetan" kesal Ruby lalu mengikuti langkah Margareth








































Prustasi banget, libur baca novel luar alhasil waktu mau lanjutin next setelah beberapa hari ternyata baru inget kalo lupa nyimpen web-nya, mana lupa lagi itu Jepang atau China, kesal sekali, mau nyari lagi versi English juga 🙂  judulnya cuma tau beberapa kata dari panjangnya kata, apes betol:) alhasil habis ini kayaknya Hiatus dulu update story apapun, bye~





LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang