Mencari Pekerjaan

7K 423 47
                                    

Yuk bantu ramaikan dgn vote dan komentar...

Oh ya, cerita ini bisa dibaca terpisah dari Pelangi Untuk Jerry. Akan ada bbrpa prbdaan cerita.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Menjelang UAS sampai dengan tiba ya waktu libur semester, Meisya tidak pernah lagi bertemu dengan Mario. Bukan karena kebetulan, tapi Meisya sengaja menghindar dari lelaki itu. Saat Pelangi mengajaknya makan bersama di kantin atau ke tempat perbelanjaan, Meisya tidak mau ikut jika ada Mario. Meisya mencari-cari alasan pada Pelangi.

Meisya juga mem-blokir kontak lelaki itu. Dia berharap tidak berurusan lagi dengannya. Semoga saja. Bukan berarti Meisya tidak tahu diri karena tidak membalas kebaikan yang pernah Mario lakukan padanya. Namun, Meisya hanya tidak ingin kedekatannya dengan Mario diketahui Pelangi.

Pelangi mengajak Meisya untuk menghabiskan libur semester di rumahnya, di Jakarta. Dan juga, Pelangi ingin Meisya ikut jalan-jalan dengannya dan keluarga besarnya. Meisya menolak. Libur semester kali ini dia ingin mencari kerja paruh waktu untuk biayanya sehari-hari, kebutuhan kuliahnya. Penghasilan sang ibu dari hasil menjahit tidaklah seberapa. Bisa makan dua kali sehari saja, Meisya bersyukur. Ibunya yang tak punya keahlian khusus dalam menjahit, sehingga tidak banyak yang mempercayakan jahitan padanya.

Biaya sehari-hari tidaklah murah. Ada listrik, sembako, lauk-pauk, kebutuhan kamar mandi yang harus dipenuhi. Deborah, ibunya Meisya tidak pernah mengeluh tentang keadaan mereka. Namun, Meisya tahu, bahwa ibunya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Karena ayahnya, masih perlu istirahat pasca operasi.

Meisya pikir, dia harus kerja. Walau tidak bisa membantu ibunya memenuhi kebutuhan sehari-hari, setidaknya dia harus bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, termasuk untuk kuliahnya. Meisya bersyukur, setidaknya dia tidak perlu pusing-pusing memikirkan uang semester karena dia mendapatkan beasiswa.

Hari ini Meisya sudah keluar masuk beberapa cafe dan restoran. Dan tidak satu pun di antara tempat yang sudah dia kunjungi--membutuhkan karyawan atau pekerja paruh waktu. Meisya mengelap keringat didahinya. Hari ini cuaca sangat panas. Sudah 2 jam lamanya dia mencari lowongan pekerjaan, dari jam 10 pagi hingga pukul 12 siang. Perutnya pun mulai keroncongan. Tadi pagi sebelum berangkat, dia hanya sarapan dengan teh manis saja, ibunya belum memasak.

Tanpa Rasa (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang