bagian 4

748 131 9
                                    

"KAMU GILAAA?!"

Lia berteriak kepada Soobin setelah membaca sebuah kontrak baru untuknya. Dalam kontrak tersebut mereka akan menjadi suami-istri dalam satu tahun atau sampai Jio bisa sembuh. Awalnya, Lia hanya akan menjadi dokter private untuk Jio tetapi sekarang naik menjadi... mami Jio?

"Tidak, tidak, tidak. Aku tidak bisa!"

Soobin melipat tangannya di dada dengan santai. Seolah topik yang sedang mereka perbincangkan ini adalah topik yang ringan untuknya.

"Aku akan menaikan bayaranmu dua kali lipat. Termasuk bayaran sebagai dokter maupun sebagai istriku dan mami untuk Jio."

Lia menatap Soobin dengan tatapan tak percaya. "Soobin... Bagaimana bisa kamu mempermainkah pernikahan seperti ini? Kau sungguh gila."

"Aku akan melakukan apapun demi Jio. Kamu lihat, kemarin dia sangat bersemangat memanggilmu mami? Itu artinya dia memang menginginkan kamu menjadi maminya."

Lia membuang napasnya frustasi. "Kamu sebagai seorang ayah, harusnya bisa menjelaskan kepadanya tentang apa yang terjadi sesungguhnya. Bukan seperti ini!"

Soobin tiba-tiba memajukan wajahnya mendekat kearah Lia. Membuat wanita itu refleks bergerak mundur gelagapan.

"A-apa?" gagap Lia sembari menahan napasnya karena wajah Soobin kini begitu dekat dengannya.

"Demi Jio."

Deg

Hanya dua kata, namun sungguh menusuk tepat di dadanya. Membuat pertahanan Lia sedikit terguncang.

"T-tapi jika seperti ini, kamu justru akan menyakiti Jio. Bagaimana jika sudah setahun tapi Jio tidak mau aku pergi dari sini? Bagaimana? Artinya kamu itu mempermainkan dirinya."

Soobin lalu menggeser kembali berkas kontrak ke dekat Lia. "Coba baca lagi dengan teliti isi kontrak tersebut. Di sana ada poin tentang hal itu. Di mana kontrak bisa di perpanjang atau bahkan jika memungkinkan, kita akan menikah sungguhan."

"A-apa?" cicit Lia tak percaya dengan apa yang Soobin katakan. "M-menikah katamu?"

"Ke depannya kita tidak tau apa yang akan terjadi."

Tiba-tiba, Jio berlari masuk ke dalam ruangan. Anak itu langsung mendekat kepada Lia seraya memperlihatkan tulisan dalam tab milikinya.

'Ayo pulang ke rumah bersama'

"Mami, mami."

Lia dan Soobin saling bertukar pandang. Mereka berdua tidak tau harus menjawab apa pada Jio, sementara Lia pun belum menyepakati kontraknya.

"Eung... J-jio, nanti ya? Sekarang kamu pulang dulu dengan papa."

Jio menatap Lia dengan polos, lalu menganggukan kepalanya. "Mami... Mami, mami, mami, mami."

"Jio... Mami kamu masih bekerja. Nanti kita jemput mami lagi kalau sudah selesai. Sekarang ayo kita pulang!"

Mendengar jawaban itu, Lia langsung memicingkan matanya kepada Soobin. Tatapan wanita itu seolah berkata 'apa-apaan?'

"Kamu pulanglah dulu! Persiapkan barang-barangmu lalu kita akan pulang bersama." Soobin mengucapkan itu seolah tidak ada beban sama sekali.

"Tu-tunggu. Tapi aku bel--"

"Aku yang akan mengurus semuanya. Kamu akan menjadi dokter private tanpa meninggalkan rumah sakit. Ruangan ini masih akan tetap menjadi ruanganmu."

"Soobin... Sebenarnya aku--"

"Karena hari ini aku tidak ada rapat. Aku bisa mengantarmu ke rumah untuk bersiap-siap." Lagi dan lagi, Soobin memotong ucapan Lia seenaknya.

True Love • Soobin Lia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang