bagian 10

745 107 1
                                    

Sesampainya di rumah sakit, Soobin langsung berlari mencari keberadaan Lia dengan panik. Bahkan ia sampai tidak memperhatikan jalan dan harus beberapa kali bertabrakan dengan orang lain. Sapaan dari orang yang mengenalnya pun tidak ia hiraukan.

"Tuan Choi.. Di sini!"

Tiba-tiba seseorang memanggilnya dari arah belakang. Soobin langsung menghampiri wanita dengan pakaian dokter yang ternyata adalah Yuna.

Sama seperti Soobin, sahabat terdekat dari Lia pun terkejut saat mendengar kabar bahwa Lia jatuh dari tangga rumah sakit. Maka dari itu Yuna segera pergi menemui Lia setelah menyelesaikan tugasnya.

"Dr, Yuna.. Di mana Lia?" panik Soobin.

"Saya juga akan ke sana sekarang,"

Keduanya lalu pergi bersama menuju ruangan Lia. Yuna sudah tau dari perawat di mana keberadaan Lia sekarang.

Sesampainya di ruangan umum, Soobin segera menghapiri Lia yang sedang di pasangkan gips oleh seorang dokter ahli tulang. Sementara Lia tampak meringis menahan sakit di area kaki kanannya.

"Lia.. Kamu tidak apa-apa?" tanya Soobin tampak seraya melihat keadaan Lia dari atas sampai ke bawah.

"Soobin...," lirih Lia. Wanita itu segera meraih pergelangan tangan Soobin dan menggenggamnya kuat. Ternyata Lia sejak tadi butuh pegangan, selama ia menahan sakit di kakinya.

"Iya.. ini aku, Lia. Tahan ya," ucap Soobin kemudian meraih kedua tangan Lia dan langsung menggenggamnya.

"Kak Lia, tahan ya.. Sebentar lagi selesai," Yuna pun ikut menenangkan Lia. Ia tau, tidak akan lama lagi pemasangan gips yang menyakitkan itu akan segera selesai.

Tidak lama kemudian, gips telah terpasang sempurna di kaki kanan Lia. Rasa sakitnya pun mulai mereda karena tulang rawan di pergelangan kali Lia sudah tersangga oleh gips tersebut.

"Ada cedera di pergelangan kaki kanan Dr, Lia. Kami sudah mengecek dan memberinya penanganan darurat. Untuk sementara waktu, dr, Lia harus menggunakan kursi roda dulu. Sementara untuk perkiraan waktu pulih, kurang lebih satu bulan. Nanti saya akan konfirmasi kembali kapan harus memeriksanya lagi."

Yuna mengangguk memahami, "terima kasih, Dr, An."

"Sama-sama, saya turut prihatin atas kejadian yang menimpa dr, Lia."

Soobin lalu bertanya, "apa Lia harus di rawat?"

"Tidak perlu, tuan Soobin. Dr, Lia bisa pulang sekarang juga. Kalau begitu saya permisi dulu. Jika ada yang perlu saya bantu, segera hubungi saya kembali."

Setelah dokter berserta perawat tersebut pergi, Soobin segera mengusap pipi Lia pelan. "Maaf, aku datang terlambat."

"Tidak apa-apa, Soobin. Maaf membuatmu panik."

Melihat pemandangan di depannya, Yuna langsung terbawa perasaan. Ia yakin sekali, kalau mereka berdua kini sudah saling memiliki perasaan satu sama lain. Meskipun awalnya ia tau, kalau hubungan mereka hanya sebatang kontrak kerja saja.

"Aku mau pulang," cicit Lia.

"Kalau begitu aku ambilkan kursi roda untuk kak Lia dulu, ya."

Baru saja Yuna akan melangkah pergi untuk mengambil kursi roda, Soobin langsung menahannya.

"Tidak usah, Dr, Yuna! Aku bisa membawanya sendiri."

Sesaat setelah mengatakan itu, Soobin langsung menggendong Lia dengan sekali angkat. Membuat Yuna, bahkan Lia sendiri terkejut di buatnya.

"E-eh, Soobin?" Lia terkejut dan refleks melingkarkan kedua tangannya di pundak Soobin untuk menyeimbangkan badannya.

"Kalau mengambil kursi roda dulu, pasti akan lama."

True Love • Soobin Lia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang