bagian 11

1.1K 115 10
                                    

Malam ini Soobin masih berada di ruang kerjanya. Selama dua minggu ini, ia memang lebih banyak bekerja dan menghabiskan waktu di rumah. Selain ia harus merawat Lia, ia juga banyak di sibukkan dengan urusan lain di luar pekerjaan. Alhasil, ia jadi menumpuk pekerjaannya di rumah seperti ini.

Prak

Saat sedang memeriksa berkas yang ada di atas meja, tiba-tiba sikutnya tidak sengaja menyenggol sesuatu. Ia membuat buku besar berwarna hitam terjatuh ke lantai hingga sebuah foto yang ada di dalamnya mencuat keluar.

Soobin lantas mengambil buku beserta foto tersebut dan kembali membawanya ke atas meja. Kemudian Soobin menatap foto itu dengan lamat. Sudah lama sekali ia tidak melihat foto ini.

Kedua sudut bibir pria berlesung pipi itu tertarik keatas. Saat mengusap seorang wanita yang ada di dalam foto tersebut, seketika ingatan tentang sosok itu kembali terbayang di kepalanya.

Tiba-tiba saja ia sangat merindukannya.

"Siapa wanita itu, Soobin?"

Soobin sangat terkejut saat tiba-tiba Lia sudah ada di sampingnya dan ikut memandangi foto yang ada di tangannya. Hampir saja Soobin berteriak saat itu juga.

"Astaga, Lia. Kamu mengagetkan saja!"

Soobin lalu menatap cangkir kopi yang di bawa oleh Lia. Lantas pria itu segera mengambil alih dari tangan wanita itu dan lalu menaruhnya ke atas meja. "Ya ampun, kemarikan!"

"Sedang apa? Siapa wanita itu?" tanya Lia penasaran.

Soobin menghela napasnya panjang. "Dia ibu kandung, Jio."

"Oh...," Lia menatap Soobin penuh arti, "kamu.. Pasti merindukannya kan?"

Soobin menundukan kepalanya, lalu mengangguk. "Setiap melihat Jio tersenyum, aku selalu merindukannya."

Lia mengangguk mengerti. Tentu saja, siapa yang akan dengan mudah melupakan seorang wanita yang pernah mengisi hatinya. Apalagi wanita itu sudah memberinya seorang anak. Itu pasti akan sulit.

Tapi sebenarnya Lia mengharapkan apa? Tentu saja, mau bagaimana pun ia tidak akan pernah bisa mengganti posisi ibu kandung Jio di hati Soobin.

"Kamu pasti sangat mencintainya."

Soobin menatap Lia yang menunduk dalam. Ia tau betul apa yang ada di pikiran Lia sekarang. Mungkin sekarang lah saatnya, pikir Soobin.

"Hei, Lia."

Lia kembali menatap Soobin, "hm?"

"Kamu belum mau tidur?" tanya Soobin.

"Belum. Aku tidak bisa tidur. Saat keluar dari kamar, ternyata kamu juga belum ada di tempat tidur. Akhirnya aku turun dan membuatkan kopi untukmu. Aku tau, pasti kamu masih bekerja."

Soobin tersenyum tipis, seraya menepikan anak rambut Lia ke belakang telinga. "Seharusnya kamu tidak usah seperti ini. Kakimu kan masih sakit?"

"Tapi aku sudah bisa berjalan meski masih harus menggunakan bantuan tongkat."

Soobin menghembuskan napasnya sekali lagi. Tapi kali ini seperti terasa lebih berat.

"Lia, kemari."

Soobin tiba-tiba mendudukan Lia di pangkuannya. Membuat keduanya kini saling berpandangan dengan jarak yang sangat dekat.

"Ada apa?" tanya Lia penasaran. Dari cara pandang Soobin padanya kini, pria itu seperti akan mengatakan hal yang serius.

"Sebenarnya ada satu hal lagi yang belum kamu ketahui."

Lia mengerutkan dahi, "tentang apa?"

"Tapi kamu harus berjanji, kamu tidak akan marah karena aku baru memberitahukan hal ini padamu sekarang."

True Love • Soobin Lia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang