-Bad Of Roses-
Berteman dengan sore dan juga hawa dingin, So Eun menikmati kesendirian sambil memandang langit. Ia duduk seorang diri di area kolam renang bagian belakang gedung rumah keluarga Kim.
Satu botol wine dan gelas berdiri berpasangan di atas meja menonton So Eun. Menunggu giliran ditandas So Eun usai lamunannya selesai.
Merenung dengan pikiran, kemudian mengistirahatkan diri setelah bekerja seharian. Menggunakan waktu untuk dirinya sendiri setelah kepulangannya tak menemukan ada orang di rumah, kecuali para assisten rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Belasan menit berlalu, terasa damai demikian. Namun waktu tak setuju dengan ketenangan So Eun yang melupakan tak hanya Tuan dan Nyonya Kim, beserta Dong Wook lagi yang tinggal di rumah itu.
Kini ada juga Kim Kim Bum, yang beberapa hari ini masih menjadi pengangguran sementara, sebelum pada akhirnya mengambil alih management restoran mereka.
Tak di sadari So Eun, bahwa pria itu sudah dari beberapa menit lalu memandanginya melalui dinding kaca pemisah koridor rumah dengan taman belakang berikut kolam renang mereka.
Kim Bum terlihat menimbang-nimbang, memikirkan sesuatu itu baik untuk dilakukan atau tidak.
Sampai akhirnya diputuskan Kim Bum bergabung dengan So Eun, atau untuk sekedar menyapa. Mungkin juga memang memiliki keinginan terselubung sebagai alasan utama.
Mari mencari tahu tujuan utama pria itu menciptakan langkah menuruni beberapa anak tangga dari lantai rumah menuju area kolam renang untuk menghampiri sepi dari So Eun.
Tapakan kaki yang merdu dan beriringan tentu saja terdengar di telinga So Eun. Lalu ia menoleh ke sisi kirinya, melihat sosok Kim Bum menghampiri dengan langkah pelan.
Pria yang berlesung pipit itu memasukkan tangan pada saku celana, kemudian melukiskan sebuah senyuman yang enggan untuk dibalas So Eun dengan senyum yang sama.
"Hai....", sapa Kim Bum sesampainya di depan meja, kemudian duduk bersebelahan dengan kursi yang diduduki So Eun.
So Eun tidak mengeluarkan kata apapun selain menatap tak senang dengan kehadiran Kim Bum yang mengganggu ketenangannya di sore hari menjelang malam itu.
Ia sedang menunggu bintang, berharap menatap ke langit dengan sejuta cerita di benaknya, yang tentu saja kehadiran Kim Bum di sana sangat mengganggu untuk realisasi rencana itu.
Kerlap kerlip lampu yang menghias bunga-bunga besar, patung di taman, berikut dengan sisi luar kolam menjadi saksi keindahan malam dan suara hati kedua orang di sana
"Kau tahu cara menikmati waktu di tempat yang tepat", ujar Kim Bum mengagumi pilihan waktu yang So Eun gunakan menikmati sore di sana. Atau sebenarnya itu hanya sekedar basa basi, entahlah.
Juga tak ada respon dari So Eun.
Kim Bum menoleh ke arah So Eun, mencuri padang kepada gadis yang terlihat sengaja mendiamkannya itu. Menatapnya serius dan perlahan mengubah itu menjadi sebuah senyuman tipis di bibirnya.
"Sampai kapan kau akan melihatku seperti itu?" Akhirnya So Eun menatap Kim Bum dengan sinis, tidak nyaman dipandang pria itu dengan cara demikian.
"Sampai kau bicara padaku" balas Kim Bum dengan kemenangan melawan ego So Eun yang pada akhirnya menyerah.
Kembali pria itu tersenyum, "kau tidak berubah, dan masih saja keras kepala", lanjut Kim Bum berusaha untuk mencairkan suasana mereka yang sebenarnya sangat canggung.
Ketidakakraban yang tercipta di antara mereka menyulitkan keduanya berkomunikasi layaknya keluarga yang tinggal satu rumah.
"Bagaimana pekerjaanmu?"