16• ❤Bagaimana Ini?❤

373 41 2
                                    

Keesokan harinya telah tiba, semuanya terasa sama saja bagi Jihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya telah tiba, semuanya terasa sama saja bagi Jihan. Tapi sekarang ada yang aneh, saat ia memasuki kamar Vanya ia tidak menemukannya. Jihan bergegas menuju lantai dasar, siapa tau Vanya sudah menunggunya. Hasilnya nihil ia tidak menemukan siapapun diruang tamu.

“Dimana sih tuh anak.” gerutu Jihan sambil matanya mengamati sekeliling.

“Permisi Non, ” Pak Deni sopir Vanya tiba-tiba masuk ke ruang tengah menghampiri Jihan.

Dengan sopan Jihan membalasnya dengan senyuman. “Iya, Pak Deni ada perlu apa ya?”

Pak Deni tersenyum tipis. “Mari saya antar.” Pak Deni kemudian berjalan.

“Ke sekolah?”

Tanpa menghentikan langkahnya dan menoleh Pak Deni menjawab, “Iya Non, emang Non Jihan mau saya antar ke alam akhirat?”

Jihan yang mendengar itu langsung bergidik ngeri. “Ya gak gitu juga.”

Selama perjalanan menuju sekolah suasana didalam mobil sunyi, tidak ada yang memulai pembicaraan. Karena Jihan merasa canggung ia kemudian mencoba mengeluarkan leluconnya.

“Pak Deni, saya mau cerita boleh gak?”

Pak Deni menjawabnya dengan anggukan.

“Kan ceritanya waktu itu saya lupa ngerjain PR, nah habis itu saya pinjam catatan Vanya, terus ketahuan sama gurunya,” Jihan diam sejenak menghela napas sebelum melanjutkan ceritanya. “Katanya sekolah itu rumah kedua. Tapi kenapa waktu saya ngerjain PR disekolah malah diomelin?”

“Karena salah.”

Percuma cerita, kalo jawabannya cuma dua kata.

——&——

Sesampainya disekolah Jihan tidak lupa untuk berterima kasih pada Pak Deni karena sudah mengantarnya. Saat perjalanan menuju ke kelas, ia papasan dengan Noval di koridor. Jihan berniat akan menjelaskan semuanya dan minta maaf kepada Noval.

Jihan mendekati Noval dan berlutut didepannya sambil mendongakkan kepalanya. “Maafin gue.”

Noval langsung berjongkok dan memegang kedua lengan Jihan menyuruhnya untuk berdiri. “Maksud lo apaan?” Noval kebingungan tiba-tiba Jihan berlutut dan meminta maaf kepadanya.

“Soal kemarin.”

“Soal kemarin?” Noval mencoba berpikir tentang kejadian yang terjadi kemarin ia ingat waktu Tristan memukulinya dikantin.

BEGIN AGAIN {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang