Sambutan yg berbeda

157 26 0
                                    

Mereka terdiam sekaligus terkejut dengan apa yg mereka liat tepat di depan mereka.

Apa yg akan mereka lakukan?
Lalu apa yg akan terjadi?
Tapi mengapa?
Mengapa itu terjadi?
Apakah semuanya benar benar akan meninggalkan sikembar?

.
.
.

"Papa?" -sumu

"Ah, kalian sudah pulang ternyata" -papa

Mereka melihat papa yg sudah menggenggam 1 koper dan beberapa koper dibelakangnya

"Papa sudah membereskan pakaian kalian dan beberapa barang penting, dan kalian bisa mandi sekarang lalu papa kuga sudah masak, makanannya ada diatas meja. Lalu baju yg akan kalian pakai juga sudah papa siapkan dikamar kalian. Bergegaslah akan papa tunggu" -kata papanya membuka pintu untuk mereka masuk ke dalam

"Maksud papa kita akan berangkat sekarang?" -sumu menjawab perkataan papanya

Mereka tidak melangkah sedikitpun ke depan. Sumu yg menjawab perkataan papa sedangkan samu hanya menatap koper koper yg berada di dekat papanya itu.

"Iya, tapi tenang kita ga akan jual rumah ini. Kita juga akan kembali dalam beberapa tahun sekali kesini untuk berkunjung ke makam mama kalian, jadi masuklah. Dan tunggulah papa akan memesan tiket pesawatnya" -kata papanya sambil mengecek ponsel yg dia pegang sedari tadi.

"Tidak.. kami tidak akan pergi pa.." -sumu

Samu kaget mendengar jawaban dari sumu kembali menatap kembarannya yg telah menjawabnya dengan menundukkan kepalanya

"Apa maksud kamu sumu?" -papa
Terhenti karena jawaban yg tidak ia duga dari anaknya

Mereka tidak pernah memilih jawaban sendiri dari kecil.
Mereka selalu menurut dan melakukan apa yg disuruh oleh mama papanya. Meski kadang sumu lah yg sering nakal dengan mereka.
Tapi sekarang, sumu sungguh sungguh dengan pilihannya.

"iya pa.. samu sumu akan tetap tinggal. Dan kami sudah masuk klub volly di sekolah. Kami tidak bisa meninggalkannya begitu saja pa.."
Kata sumu

"Wah, kalian masuk klub volly? Kalau begitu disana juga ada klub volly juga, bukan hanya volly, futsal, basket, dan yg lainnya juga ada disana. Dasar.. sudah ayo siap siap sana"
Jawab papanya yg mengira alasan sumu sangat tidak masuk akal, papanya yg masih menganggap sikembar yg belum mengerti semuanya itu melanjutkan ponselnya.

Bukan begitu pa.. Bukan itu maksudnya..
Kata samu dalam hati, dia sangat ingin menjawab perkataan papanya

"Bu.." -samu tidak melanjutkan perkataannya karena sumu telah mendapatkan jawaban dan mengatakannya tanpa ragu

"Bukan begitu pa.. kami akan tetap tinggal. Maaf pa.. dan juga mama masih disini..."

"MAMA KALIAN SUDAH TIDAK DISINI" -papanya langsung menjawab jawaban sumu tanpa ragu ragu dan kaget dengan jawaban sendiri.

Bukan hanya papa mereka yg kaget. Sikembar sangat kaget dengan jawaban yg diberikan papanya dengan suara keras.

"berhentilah berkata tentang mama masih disini. Ayo lupakan itu dan lanjutkan hidup tanpanya sekarang"
Jawab papanya berjalan maju ke depan rumah

"maaf pa.. maafkan sumu yg sudah berkata seperti itu pa.. tapi samu juga tetap ingin tinggal disini pa.. samu ga mau tinggali rumah ini dan juga meninggalkan papa disana.. "
Jangan menangis, jangan menangis (hatinya sumu berkata)
Eh, aku mengatakannya? Aku mengatakan apa tadi? Apakah papa akan marah lagi? Apa yg sudah ku katakan tadi? Apa hati papa sakit mendengarnya? Papa..? Aku ingin peluk papa sekarang.. -samu

Miya Itu KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang