Papa..?

200 37 0
                                    

"samu mau tidur lagi" katanya setelah meletakkan piring yg sudah ia cuci diatas rak piring
Tsamu langsung mengambil bantal dan selimut mereka ber2
"untuk apa?" tanya samu yg melihat tsumu sibuk membuat tempat tidur diatas lantai yg dingin itu
"kita tidur disini aja, sambil nunggu papa pulang" katany sambil membereskan bantal bantalnya
Samu menurut dan ikut tidur disebelah kembarannya itu
tertidur didepan pintu rumahnya sambil menunggu papa nya pulang

Papa pulang, namun kedua anak kembar itu masih tertidur dengan nyenyak didepannya.
Papanya langsung terduduk didepan pintu masuk
"maafkan papa sayang, papa tidak bisa menjadi papa yg baik buat kalian, papa ga bisa jaga mama kalian, papa juga ga bisa menggantikan mama kalian. Apa yg harus papa lakukan selanjutnya?"

Menutup kedua matanya lalu Berbicara perlahan sambil menangis, ia tidak sanggup melihat wajah anaknya yg memerah karena menangis.
Papanya Berjalan hingga berada disebelah samu
"Papa tau, sakit ya?" katanya sambil memberantakkan rambut sikembar
"semoga mama masuk kedalam mimpi kalian ya"
Setelah mengatakan hal itu, pala pergi kedapur, melihat ada sisa penggorengan..
Terkejut, siapa yg bisa memasak disini selain mama?
Mungkin ekspresi papanya mengatakan hal seperti itu
Langsung melihat kearah tidurnya dikembar..

"salah satu dari kalian udah pinter memasak ya?"
Lalu membuka lemari makanan
Terdapat 1 telur setengah masak dengan tulisan
(papa makan ya! Pasti lapar! Tertanda tsumu ganteng, samu)
Tidak kuasa menahan air matanya, ia tidak peduli matanya sakit atau lebam karena trus dikucek oleh kedua tangannya itu

"miya... Kalian... " tidak, tidak sanggup papanya untuk melanjutkan perkataannya, dan bahkan papanya tidak tau apa yg harus ia lakukan sekarang

Suara tangisan kecil papanya terdengar oleh samu, lalu tersentak oleh tsumu
"papa kenapa menangis? "
Ujar samu
Papa yg kaget dengan suara anaknya pun langsung memeluk tubuh mereka

Tidak bisa bicara, hanya menangis, tapi berbeda dengan sikembar yg sudah memulai tangisan dan teriakan saat hujan turun

Samu memajamkan matanya lalu merangkul tubuh yg lebih besar darinya
"papa jangan sedih, samu dan tsumu disini"

Seorang anak kecil yg seharusnya bermain dengan teman temannya, dan tertawa kini sudah mengerti keadaan yg diderita oleh papanya.

"tsumu juga disini, tsumu bakal jagain papa dan samu"
Katanya ikutan merangkul papa

"papa lelah?" menatap ke wajah yg sudah tidak seperti dulu lagi
Paap hanya menjawab dengan anggukan kepala yg berarti ia sangat lelah dengan semua ini

Tsumu berdiri dan menarik papanya, dilikuti oleh samu
"ayo papa harus istirahat, gak boleh sakit" tsumu
Papa menurut, dan berfikir
Tidak apakan? Jika bermanja dengan anak sendiri?

Sikembar menuntun papanya di kamar tempat mama terakhir kali ada didunia ini
"papa tidur sini, tsumu kebalakang ambik air dulu"
Tidak perduli jawaban apayg akan keluar, tsumu langusng bergegas mengambil air
Saat ingin kembali kepapa, tsumu mengigat perkataan mamanya waktu papa sakit.

.
.
"papa suka gitu tsum, cepat banget lelahnya, dan papa kamu kalo sakit lebih suka minum air hangat..."
Tsumu langsung menaruh gelas ke pipinya

"ini dingin" kata tsumu langsung membuang airnya dan mengambil botol air besar yg berada diujung meja

'ah, Tidak sampai, mencari kursi juga butuh waktu lama, kasihan papa' gumamnya
Akhirnya ia membuka laci kecil yg berada dibawah meja keramik itu, dan menaruh salah satu kaki diatasnya
'sedikit lagi' katanya dalam hati sambil meraih botol itu dengan jari jari mungil miliknya.

'dapat kau' katanya tersenyum, tidak menyadari bahwa botol itu terjatuh dengan tutup sedikit kebuka yg menyebabkan air panas mendarat di lengannya

'PANAS' hampir membuatnya menangis lalu mengusap matanya membersihkan air yg tumpah lalu menuangkan air ke gelas papanya.
'tsumu kuat kok, ini belum seberapa jangan nangis'
Berjalan membawa gelas berisi air hangat dengan 1 tangan gemetar
'nanti juga sembuh' katanya.
menarik nafas lalu membuangnya dan masuk kekamar

"papa minum dulu" memberi gelas kepapanya dan mengambilnya kembali
"hangat, makasih atsumu" kata papanya lalu menarik selimut menutupi badan yg sudah hampir tidak berdaya itu.

Samu melihat salah satu lengan milik kembarannya itu memerah, samu melihat papanya yg sudah tertidur dan menarik tangan tsumu keluar kamar

"biasa aja sam, kenapa haris buru buru" kata tsumu mengikut ke samu
"tsumu duduk disini dulu" membuat tsumu duduk didepan tv dan segara mengambil obat anti perih didapur
Tanpa bertanya ke tsumu, samu langsung mengoleskan obat itu ke kedua tangan tsumu
"buat apa?" tanya tsumu yg sedikit perih karena olesan obatnya
"sakit kan? Jangan dipendam sendiiran, gw kembaranmu. Kata mama kita berdua terikat, tsumu sakit samu merasakannya" kata samu sambil meniup bagian yg sakit

"mama yah? " tsumu berkata lemas ke adiknya dan menangis kecil
"tsumu ga boleh sok kiat didepan samu, berbagilah sakit tsumu ke samu, jangan anggap samu asing, samu itu kembarannya tsumu"
Berkata seperti orang yg sudah berpengalan tapi berakhir dengan air mata

"bisa bicaranya, kirain selama ini bisu" kata tsumu sambil melirik kearah lain karena kepala samu yg masih meniup bagian yg memerah ditangannya

Saat mendegar perkataan tsumu, samu langsung memegang bagian yg tampak lebih merah sekarang.
"bisu ya?" katanya geram ke tangan tsumu
"samu, sakit!!" katanya sambil menghusir tangan samu
"yaiyalah bisu, soalnya samu berbicara hanya beberapa kata dan selebihnya bahasa isyarahat" sambil menatap matanya samu

"terserah" samu duduk disebelah tsumu dan menyalakan tv
"makasih" kata tsumu pelan dan itu terdengar oleh samu lalu tersenyum tipis yg tidak dilihat oleh tsumu

"voli.. " kata tsumu meliht siaran berita
"keren" matanya berkaca kaca seakan dia juga berada disana, tidak peduli tangan yg baru merasakan air panas itu dan mengalihkan pandanngan ke Tv yg sedang mengiarkan pertandingan voli antar laki laki

"sumu sumu, kalau tsamu main voli, tsumu juga ikutan ya! " katanya yg masih menatao fokus kearah tv
"iya, terserah" katanya yg terpaksa menonton siaran yg sama dengan kembarannya

Miya Itu KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang