Mama...?

240 37 1
                                    

Tsumu ingin sekali bilang
Ayo kita bangunkan mereka lalu mengejutkan mereka seperti yg kita lakukan setiap hari
Tapi tsumu teringat papa dan mamanya tidak tidur ditempat yg sama
"ada, mandi duluan sana, dasar bau! Biar tsumu aja yg bangunkan" katanya sambil menutup hidung dengan ke2 jarinya
"ikut" kata samu yg memegang ujung baju tsumu agar tidak pergi sendirian
"mandi aja sana, bau tau. Lain kali aja ikutnya kalau samu bangun pagi gak bau"
"jahat banget" samu menurut
Samu selalu menjadi anak penurut

Tsumu pun pergi dari kamar lalu membangunkan papanya yg tertidur pulas di sofa itu, saat sudah bangun, tsumu langsung pergi melihat keadaan mamanya. Saat membuka pintu
"mama, udah pa..." sebelum kata pagi dilanjutkan, tsumu melihat sesuatu yg ia tidak pernah ia sangka akan melihat kejadian ini secara langsung di depan matanya sendiri. Dan mamanya yg melakukan hal itu?
Tsumu menatap kearah mamanya tanpa berkedip dan terduduk tidak peduli tubuhnya sakit karena hentakan yg ia buat. Tsumu menetaskan airmatanya, merasakan semua anggota tubuhnya seperti mati rasa, sangat lemas hingga tidak mampu mengeluarkan suara apapun, tsumu sangat ingin menjerit memanggil ayahnya, tsumu ingin menyuruh ayahnya untuk tidak membawa samu kesini, tsumu tau samu tidak snaggup melihat ini, samu lebih dekat dengan mama, tidakmungkin kuat melihatnya
Pikiran tsumu dipenuhi rasa khawatir dari samu jika samu benaran melihatnya.
Dengna rasa tidak percaya diri, tsumu menguatkan tekatnya untuk bebricara
"maa.. Mama...?" katanya sangat pelan, tsumu tidak sanggup mengatakan nya

Rasa ingin teriak menyelimuti pikiran tsumu
Tsumu ingin teriak, tsumu ingin teriak, tsumu ingin memarahi semesta yg tidak adil dengannya dan samu..
"maa.. Mama.. " dia mengatakannya lagi
Tapi tidak ada jawaban, tangannya lemas, seluruh tubuhnya gemetaran, dan rasanya mati rasa..
Tapi tsumu berusaha untuk memegang apapun yg berada didekatnya
"tsumu mau berdiri, tsumu ingin dekat sama mama, tsumu mau peluk mama lagi, tsumu mau dicium lagi sama mama, tsumu mau osamu merasakan hangatnya pelukan mama lagi, osamu masih butuh mama, ma.. Mama.. Osamu atsumu mau peluk mama lagi.. Tsumu masih mau tertawa lagi, osamu juga pastinya mau tertawa lagi.. Ayo bercanda lagi mama.. Ayo peluk sikembar ini, mama.. Mama.. Mama masih disana kan? Mama mendengar perkataan atsumu kan? Mama jawab"
Kaki kecil itu berjalan dengan gemetaran dan telah sampai didekat mamanya
Tsumu tepat berada di depan kaki yg melahirkannya
"maa.. Mama.. Mama bangun" katanya lemas
"dingin"  kata tsumu saat memegang kaki mamanya

"TSUMU, MANDI!!" suara teriak dari kamar sikembar, osamu yg baru selesai mandi dari kamarnya pun mencari dimana tsumu berada
'Osamu??' batin tsumu..
Tsumu ingin menutup pintu kamar mamanya sekarang, tapi kakinya tidak kuat untuk melangkah lagi, kaki tsumu udah mencapai batasnya, tidak bisa melangkah lagi

"tsumu dima..." samu menemukan tsumu berdiri tepat di sebelah kaki yg sedang bergantungan disana
Samu terdiam, apa yg dilakukan tsumu tadinya dirasakan oleh adiknya samu..
Menghempaskan tubuhnya kebawah dan terduduk diam
Samu tidak percaya dengan apa yg dia lihat didepannya kini,  mamanya pergi dengan cara yg tidak pantas dilihat oleh anak yg masih belum bisa kehilangan sosok wanita cantik yg sudah mati matian melahirkan anak kembar yg nakal, mamanya.
"tsu.. Tsumu.. " kata samu lemas, smau ingin menunjuk kearah mama, tapi tangannya sangat tidak bisa bergerak saat itu. Mati rasa. Tubuhnya samu lebih mati rasa daripada tsumu.
Tsumu yg ingin memeluk adiknya itu tidak sanggup untuk bergerak dan berakhir dengan menjatuhkan badannya kebawah
Tsumu ingin menghapus airmata dipipi samu, tsumu ingin bilang bahwa semua baik baik aja, tsumu disini
Tapi keadaan tubuh tsumu tidak mengizinkannya. Ia hanya bisa melihat tubuhnya terbaring karena rasa lemas yg diterimanya
"ma.. Mama.. Itu bukan mama kan tsumu..?"
Sakit, sakit, sakit batin sikembar secara bersamaan merasakan sakit melebihi apapun, hanya sakit yg menyelimuti dada mereka

"Tsumu.. Samu.. Kalian dima... "
Dimana? Papanya ingin menyelesaikan kalimat itu tapi ia melihat osamu yg hampir menjatuhkan kepalanya lantai, semua yg ada ditangan papanya dilempar kelantai dan secara cepat papanya langsung meletakkan tangannya dibawah kepala samu.
"huh untung tidak kenapa, kena.. "
Kenapa? Lagi lagi papa tidak menyelesaikan kalimatnya karena papa melihat
Wanita yg ia cintai, kekasihnya, dunianya, cinta pertamanya, perjuangannya, kehidupannya sedang bergantung ditengah kamar mereka dan ada tsumu di bawahnya

Miya Itu KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang