Hari-hari berlalu, aku menghabiskan banyak waktu dengan Rachel, dan semakin lama semakin dalam perasaanku padanya. Aku semakin takut untuk kehilangan dia. Aku ingin menjadi seseorang yang berarti baginya.
Keraguan bagiku sudah tersingkir, hanya keyakinan mendapatkannya yang belum terkuatkan. Aku masih kurang yakin bisa mendapatkan dia, perempuan yang membuatku selalu melihat kearahnya. Sudah tak terhitung lagi banyak senyum yang kulukis dalam pikiranku olehnya.
"Ryan, jangan melamun"
"Oh, iya bu, maaf"Tanpa kusadari aku telah terbang dalam angan, terbang bersamanya. Aku terlalu sering membayangkan Rachel saat pelajaran sekolah berlangsung. Dan jika beruntung, sesekali anganku terwujud. Melihatnya tersenyum dari dalam kelas membangunkan lamunanku. Aku sangat menantikan itu.
Diwaktu istirahatpun tak seperti kebanyakan orang, aku lebih memilih duduk dikelas dan sedikit menggambar apa yang sedang kurasakan. Ya, cinta.
"Hey, ayo ke kantin" ajak Roy, dia selalu pergi ke kantin bersamaku akhir-akhir ini memang.
"Maaf, tidak hari ini. Aku sedikit malas"
"Ah, kau ini, aku pergi dulu"
"Pergi sana"Mungkin mulai sekarang aku harus membiasakan untuk menyendiri saat semua orang pergi.
Drrrtt..
Rupanya ponselku bergetar kali ini. Entah ada apa, mungkinkah Rachel memanggilku ? Hah, lucu memang, aku terlalu berharap."Rachel.."
Ternyata benar pesan dari dia."Riyan, nanti kita pulang bareng ya, aku tunggu di gerbang sekolah." aku mendapat jackpot, beruntung sekali.
Tak ada yang kutunggu. Hanya bel pulanglah yang benar-benar aku nanti.
Krriingg..
Yap, itu dia, setelah berdoa dan menunggu guru keluar, aku bergegas menuju gerbang sekolah.Walaupun menunggu agak lama, apapun kulakukan agar dapat pulang beriringan dengan Rachel kali ini.
"Lama ya ? Maaf, tadi gurunya ngasih pr banyak banget" sapanya
"Tidak apa, apapun untukmu lah hehe" aku sedikit bergurau"Ryan, nanti kamu ada acara gak ?"
"Enggak mungkin, kenapa memang ?"
"Dibioskop ada film bagus, nanti nonton yuk ?"
"Oke, jam berapa ?"
"Sekitar jam 2 mungkin"
"Siaplah, nanti aku jemput jam 2 dirumahmu ya"
"Oke boss".Dia mengajakku menonton film, ini sungguh keberuntungan beruntun. Apa aku harus menyatakan cinta hari ini ? Atau akan menunggu waktu yang tepat ? Aku sedang dalam dilema besar.
Sesampai dirumah, jam menunjukkan pukul 1. "Aku harus bersiap-siap" pikirku. Kali ini aku harus berpenampilan menarik, aku membuka lemari dan memilah banyak diantara baju yang ingin kukenakan. Setelah siap, aku bergegas menaiki motor kecil menuju tempat Rachel menunggu, dirumahnya.
"Aku akan menyatakan cintaku padanya kali ini" sebuah keputusan telah kubuat. Yang bisa ku lakukan hanyalah menampung semua keberanianku untuk memberikan kalimat kecil padanya. Aku pasti bisa.
"Rachel, aku didepan rumahmu,
Ryan".
Aku mengirimkan pesan agar dia tahu aku telah menunggunya didepan rumahnya.Aku mencoba turun dari kendaraanku, dan mengetuk pintu.
Tak lama, seorang perempuan keluar membuka pintu. Perempuan paruh baya itu sedikit terkaget melihatku.
"Kamu Ryan ya ? Silahkan masuk, Rachelnya baru mandi"
Dia memasang raut muka seorang ibu pecinta damai.
"I..iya tante terima kasih".Aku memasuki ruang tamu dan menunggu sedikit lama, memainkan ponsel hingga tak tahu apa yang harus kulakukan.
"Eh, Ryan.. Udah lama ya ? Maaf telah membuatmu menunggu"
Dia keluar dari dalam ruang sebelah.
"Enggak kok" jawabku.
Satu hal yang membuatku takjub, dia sangat cantik hari ini.
"Rachel, kau berhasil metebut hatiku untuk kedua kalinya" gumamku."Ayo kita berangkat, nanti telat lho" ajaknya
"Oh iya" aku menurut saja dengan yang dia katakan
"Maa, aku berangkat" teriaknya dari pintu keluar rumah
"Iya, hati-hati" jawab ibu Rachel yang sepertinya sedang berada di dapur.Aku memboncengkannya, walaupun sederhana tapi terasa begitu indah bagiku. Perjalanan yang sangat kunikmati.
"Disana, yan" tunjuknya
"Siap boss" sautku sembari mengarahkan motor kecil ini.Turun dari motor, dia sangat terburu-buru. Seperti akan terjadi sesuatu yang menakjubkan disana.
"Ayo, nanti kita kehabisan tiket"
Apa yang aku pikirkan ? Aku harus mengungkapkannya sekarang ? Atau bagaimana ? Saat ini hatiku begitu kacau.
"Eh, Rachel.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teori Sakit Hati
RandomSemakin dalam kita mencintai seseorang, semakin besar rasa sakit yang bisa kita terima.