Aku Mencintainya

370 14 0
                                    

Keraguanku semakin menepi, keyakinan terhadap jawaban yang kutemukan mulai mencapai titik terang. Dan hari ini adalah hari dimana libur panjang telah mencapai ujungnya.

Aku mulai merasakan rindu terhadapnya, rindu yang lama tak kurasakan. Seperti orang jatuh cinta kebanyakan, menghubungkan segala sesuatu dengan cinta menjadi hal yang biasa. Menyanyikan lagu tentang cinta, menulis puisi kecil di sosial media, hingga goresan mungil dibuku catatan.

"Hey, besok sudah mulai masuk sekolah, apa yang akan kau lakukan ?

Ryan" sapaku kali ini.

"Rachel,

Aku ingin melepas rinduku pada seseorang."

Jawaban singkat itu seakan memukulku. Pukulan telak menghujam jantungku. Ada apa ? Mungkinkah aku terlambat memasuki kehidupannya ?

Dengan sedikit keraguan dan penuh keberanian, aku mencoba menanyakan satu hal.

"Dengan siapakah kau merindu ?

Ryan"

Pesanku sungguh singkat, namun balasan darinya adalah hal yang paling aku tunggu. Kata-katanya tadi mulai membuatku sedikit kacau.

"Krriing.."
Bunyi ponselku membuatku tersadar. Ada sedikit rasa takut untuk membacanya. Namun jika tidak melihat ini, aku tidak akan tahu jawaban pastinya.

"Rachel,

Tentu saja denganmu, memangnya dengan siapa lagi ?".

Sedikit kata yang membuatku melambung tinggi. Semenjak itu, aku jadi selalu ingin menemuinya walau hanya dalam pandangan, bukan pertemuan. Walau hanya dalam angan, bukan kenyataan.

Kali ini aku memberanikan diri membalas perkataan indahnya. Perkataan yang telah membuatku terbang setinggi awan dilangit.

"Aku juga merindukanmu,

Ryan"

Dan serpihan rindu ini mulai mengembang berbuah manis yang mungkin bisa dikatakan cinta atau kasih sayang. Semakin lama aku juga semakin yakin, dia juga memiliki perasaan yang sama.

Hari masuk sekolah telah tiba. Seperti yang sudah sudah aku berangkat dengan transportasi umum. Berdiri di kerumunan ibu-ibu yang hendak berbelanja di pasar. Cukup pagi memang, itu semua untuk mengantisipasi keterlambatanku tiba di sekolah.

Sekitar tiga puluh menit, aku sampai di sekolahku. Berjalan seakan melangkahkan kaki di hari pertama masuk sekolah. Sesuatu mengejutkanku, sesosok wanita berambut sepundak yang diikat ekor kuda berjalan didepanku.

"Rachel.."

Dia benar-benar berada didepanku kali ini. Orang yang saat ini merebut hatiku.

"Eh, Ryan, liburan kamu bagaimana ?"
"Sedikit membosankan, kebanyakan aku menghabiskan waktu dikamar"
"Kamu engga ngajakin aku jalan sih.  Ups hehe.."

Aku bertemu dia di menit awal kedatanganku disekolah. Entah, tiba-tiba aku merasa sangat bahagia ketika melihat senyumannya, menatap matanya, dan mendengar suaranya yang indah. Dari semua yang kurasakan aku bisa mengartikan semua ini, aku mencintainya.

Kita berbincang, bercanda, hingga bel masuk berbunyi memisahkan kita. Kita memang dipisahkan dengan jarak kelas yang tidak cukup jauh sejak pembagian ruang kelas sesaat setelah masa orientasi waktu itu. Aku dapat melihatnya sesekali diwaktu istirahat berjalan melewati pintu kelasku. Berjalan dengan anggun, senyum bahagia selalu terlukis diwajahnya. Aku selalu menikmati waktu-waktu seperti itu.

"Eh, belnya sudah bunyi nih, aku mau ke kelas dulu ya" ucapku
"Iya, hati-hati ya,"
Dia membalas dengan senyum tipis dibibir. Benar-benar indah makhluk yang satu ini. Bahkan aku tidak mampu menggambarkan senyumannya meski dalam anganku.

Teori Sakit HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang