01. Liburan

21 4 0
                                    

Seperti apa yang dijanjikan, Ia merawat Tora dengan kasih sayang hingga dewasa. Kini Tora sudah memasuki bangku SMA dan sudah memiliki teman, ah lebih tepatnya sahabat, yang sudah ia kenal sejak Sekolah Dasar.

Mereka adalah, Dhira, Rhea, Alisha dan Annie. Mereka juga kadang kadang tinggal bersama untuk liburan layaknya saudara kandung.

***

Hari ini adalah hari libur, Lima Sekawan ini memutuskan untuk memesan tempat tinggal yang dekat dengan sawah dan perdesaan untuk liburan yang rare ini, katanya si karena perdesaan itu cocok untuk liburan daripada shopping.

Terlihat Alisha duduk sendirian sambil menyeruput teh nya, "Wah, benar benar menakjubkan! Tidak kusangka ternyata liburan di desa juga bisa membuat hati yang tenang. Pemandangan yang indah, angin sepoi-sepoi dan juga suasana yang ten-"

"KE KIRI WOI KE KIRI."

"HA KEKIRI?! YAKALI AKU NYEREPET KAYA GITU, KAMU KIRA AKU INI PEMBALAP? LAGIAN ANEH ANEH AJA NANGKAP AYAM KOK PAKAI MOTOR, V*R*O LAGI!"

"Sudahlah turuti saja, soal motor lagipun motor mu masih ada yang lebih bagus daripada ini. Ini juga sudah lama tidak dipakai."

"Ya kalau misalnya kita tidak sengaja menabrak pohon bisa saja meledak."

"Makanya jangan menabrak pohon, lagipula target kita ayam bukan kiamat."

Itu adalah teriakan Tora dan Annie, entah ide darimana yang mereka dapatkan untuk menangkap ayam dengan motor. Dengan posisi Tora yang mengendalikan motor dan Annie yang berusaha untuk menangkap target, sekarang posisi mereka benar benar seperti ingin berperang. Kuharap ayam tersebut tidak terlindas karena mereka.

"Oh... ternyata belum dalam list suasana tenang, aku masih bisa mendengarkan teriakan mereka lagi, rupanya." Gumam Alisha.

Disaat gumaman nya dengan kepasrahan dari sisi kirinya terdengar suara tawa kecil yang sudah familiar di telinga nya.

"Hahah Alisha, jika kau ingin tenang caranya adalah buang mereka ke Samudra Pasifik, itu benar benar manjur. Testi nya? Itu aku tidak tau kali kali dicoba dulu. Ingat juga untuk direkam dan diabadikan untuk kenang kenangan terakhir." Suara itu adalah, Rhea.

Lagi, list membuat pemikiran tenang ternyata tidak ada disini.

Alisha tertawa canggung, walaupun ia sudah biasa dengan candaan ini tapi ia benar benar tidak habis pikir dengan ide tersebut, "A-ahah seperti nya itu ide yang buruk."

"Apa ini? Aku mendengar pembunuhan berencana. Kalau mau buat seseorang sekarat pakai st*ll* jeruk saja minimal 5 lah dipasangkan di mobil." Ini bukan lah suara Rhea.

"Sepertinya itu juga ide yang buruk, Dhia.." Alisha masih tertawa canggung dengan senyum memaklumi.

"Kenapa? Apa kau tidak mau melakukannya karena Tora lebih tua daripada dirimu? Lagipun hanya beda beberapa bulan saja kok, dan soal Annie ia yang paling muda disini ya walaupun beda beberapa bulan juga si tapi it's okay lah."

"Bodoh sekali, kenapa malah kau yang terlihat seperti yang paling muda. Padahal kau yang paling tua disini." Ejek Rhea.

"Hei itu namanya menolak tua, yang terlihat tua disini hanya Tora, gila saja 16 tahun sudah mau memasuki tinggi 170cm, aku saja masih 160." Gerutu Dhira.

"Ahahah kasihan, aku dong dengan Annie yang sudah 165cm." Balas Rhea dengan tawa mengejek.

"Sudah sudah, tidak baik ejek ejekan seperti itu, aku merasa tersinggung juga jadinya karena masih 157cm."

Dhira & Rhea, "......"

***

Hari sudah menjelang malam dan kini saatnya untuk makan malam.

Lima Sekawan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang