R U D E
°
°
°
(name) memalingkan pandangannya seraya menggeleng, pasalnya sekarang ia benar-benar muak dengan pria seusia papa nya yang tidak berhenti memandangi (name) dari atas sampai bawah begitu pula sebaliknya.
Karena kereta akan berhenti sekitar 30 menit lagi, cukup lama dan di setiap pemberhentian stasiun yang dilewati pria tua itu tak kunjung turun. Seakan-akan memang tengah mengikuti (name).
Tiba saatnya (name) harus turun dan benar saja, pria dengan pandangan yang tidak lepas dari (name) ikut keluar dari kereta.
"Hai sayang! Maaf membuat mu menunggu lama."
"ck."
Pria tua itu berdecak dan memutar badan kembali masuk kedalam kereta.
Dengan gugup (name) menengok kembali kepada pria tinggi yang di panggil 'sayang' tadi.
"Maaf.. Saya mohon maaf...!!" (name) membungkukkan badannya memohon maaf.
"Ada pria tua yang mengikuti-"
(name) berhenti bicara, siapa yang tak terkejut karena pria itu mencondongkan badannya dan menatap wajah (name) dengan jarak yang sangat dekat.
"Yakin pria tadi mengikutimu?"
"Eum.. ka-kau tau tadi dia kembali naik kereta setelah aku-"
"Memanggilku 'sayang'?" Suara yang bersemangat.
(name) hanya bisa mengangguk tidak enak.
"Kalau begitu bukan kah kamu berhutang padaku?"
"Hutang? eum, bagaimana dengan makan siang?" (name) melirik jam tangannya.
"Satu jam lagi waktu makan siang, kita cari didekat-" (name) menghentikan ucapannya setelah pria itu menggeleng dengan menggerakkan jari telunjuknya.
"Temani aku kencan."
"Eh?"
"Ayo, setengah jam lagi dimulai!"
"Dimulai?? Apa yang-"
"Film! Kencan itu dimulai dari nonton film."
(name) gugup dan terpaksa berlari karena tangannya ditarik paksa oleh pria berambut putih panjang itu.
15 menit mereka berdua menaiki bus dengan tujuan halte yang lumayan dekat dengan bioskop. (name) masih merasa pria yang 'memaksa' nya untuk kencan ini mungkin jomblo yang menyedihkan atau mungkin malah baru putus dari pacarnya.
"Memang apa yang akan kita tonton?" (name) memulai pembicaraannya.
Pria yang masih tidak (name) ketahui namanya itu tersenyum dan menatap tangan (name) yang masih ia genggam.
"Entahlah, aku tertarik karena sinopsisnya saja."
"Haha, cukup menarik."
"Benarkah?" Tanyanya semangat.
"Kau menyukainya?" Lanjutnya dan membuat (name) berpikir ambigu.
Perempuan itu hanya tersenyum dan mengangguk kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
R U D E || Sanzu ✓
Romance"Kamu hanya perlu menjadi milikku" "Sisanya adalah urusanku" = = = Sanzu × Reader Started: 21 August 2021 Fi...