⚠Warning⚠
Mengandung muatan dewasa berupa kekerasan, senjata tajam, dan pembunuhan, serta mengandung konten sensitif bagi pembaca tertentu. Bijaklah dalam menanggapi isi cerita dan jangan ditiru!
•~•~•
Ketika seorang psikopat mengenal ketertarikan terhadap seseorang, apakah akan membuatnya juga mengenal cinta yang melibatkan hati dan perasaan?
— Begin —
"Aku tidak tahu, apakah kehadiranmu di kehidupanku adalah sebagai sinar cahaya dalam hatiku, ataukah dirikulah yang justru menjadi setitik cahaya dalam kegelapan hatimu."
Suara sorak serta tepukan tangan meriah terdengar kala seorang anak telah usai membawakan sebuah melodi. Anak perempuan berbalut gaun putih selutut tersebut tersenyum lebar, kemudian memberi salam kepada para penonton yang mengapresiasi bakatnya di atas panggung.
Ia tersenyum dengan amat lebar, menatap satu persatu wajah penonton di depannya, sebelum ia berlalu meninggalkan panggung untuk menuju ke arah seseorang yang tengah menunggunya.
Anak tersebut tersenyum lebar menghampiri gurunya, dibantu oleh seorang perawat wanita, "Na seonsaengnim!!"
Na Jaemin, Sang guru menyambut teriakkan penuh keceriaan tersebut dengan senyum lebar. Ia mengulurkan kedua tangannya, kemudian menyambut Sang murid dengan pelukan.
"Kau luar biasa sekali! Ssaem sangat bangga padamu, Yerim-ah." Jaemin mengusap rambut hitam legam Sang murid.
Memberi jarak, anak perempuan bernama Song Yerim tersebut melengkungkan kurvanya agar kian naik ke atas, kedua matanya berbinar atas pujian dari Sang guru. "Benarkah itu?"
Jaemin mengangguk tanpa melunturkan senyumannya. "Hu-um! Yerim sangat memukau saat tampil di panggung tadi. Kau bak Tuan Putri yang melantunkan melodi, jarimu sangat cantik di atas balok piano. Sangat indah."
Yerim menjadi salah tingkah saat dihujani pujian oleh gurunya. Ia menunduk, kedua pipinya merona.
Melihatnya, Jaemin kembali tersenyum lebar hingga deretan giginya nampak. "Tuan Putri, maukah kau ikut denganku? Pangeran ini akan memberikan hadiah untukmu."
Song Yerim, seorang anak berusia 8 tahun tersebut mengerjap polos kala Sang guru beralih menuju ke belakang tubuhnya. "Hung? Hadiah?"
Jaemin mengangguk kembali, kemudian mulai mendorong kursi roda yang diduduki Yerim. "Hadiah yang akan membuat Tuan Putri senang."
Kedua mata Yerim berbinar seketika. "Iya! Aku mau! Aku mau, Pangeran!"
Jaemin tertawa mendengar jawaban tersebut. Ia terus mendorong kursi roda Yerim, membawanya menjauh dari panggung kecil di lobby rumah sakit. Jaemin membawa anak tersebut menuju ke taman.
Mendudukkan diri di kursi taman, berhadapan dengan Yerim yang duduk di kursi roda, Jaemin mengeluarkan sesuatu dari kantung kemejanya. "Jjang! Ini hadiah untukmu, Tuan Putri."
Mulut Yerim terbuka, menatap takjub pada sebuah benda yang jatuh menggantung di genggaman tangan Sang guru. Sebuah kalung dengan liontin merah muda, nampak sangat cantik. "Woahh.. cantik sekali!"
Jaemin terkekeh, "indah, bukan? Sekarang, biarkan Pangeran memaikannya, ya?"
Jaemin memakaikan kalung tersebut ke leher muridnya. Dengan telaten, ia menyingkirkan rambut legam Yerim dengan lembut, kemudian dipasangkannya kalung tersebut pada leher Yerim. Setelah itu, ia kembali merapikan rambut Yerim, mengelusnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nomin Oneshot Collection
Short Story> > > > > > > 🍂-Apa kalian sungguh percaya dengan kisah 'happy ending'? Mungkin kebanyakan orang demikian, tapi saya tidak. ⚠WARNING⚠ Cerita dibuat hanya untuk hiburan. Setiap chapter berisi bawang, alias SAD ENDING. Mengandung konten BOYS LOVE dan...