Warning!
Mature content!
Tidak cocok bagi pembaca di bawah umur!
Bagi pembaca yang sudah cukup umur, siap-siap kalian emosi :)•~•~•
(dari beberapa versi/cover, saia lebih suka yang Seunggi :D suaranya beuuhhh :'>)
Baik, selamat membaca~
•~•~•
"Hanya sepenggal kisah antara satu hubungan yang seharusnya tak terjalin sejak awal."
•~•~•
— Begin —
"Aku terlalu naif hingga berpikir bahwa aku adalah satu-satunya untukmu."
Aroma kopi juga roti panggang menerobos masuk ke dalam indera penciuman. Seorang pria yang membalut tubuh polosnya dengan selimut tebal di atas ranjang bergerak-gerak, hingga pada akhirnya membuka kedua netra.
Tatapan khas bangun tidurnya, juga pandangannya yang sedikit memburam menangkap bayangan seorang pria yang baru saja menaruh nampan di atas nakas. Begitu pandangan mereka bertemu, senyum hangat ia dapatkan.
"Morning, sweety."
Sapaan manis di awal hari, membuat Jaemin seketika mengukir senyum. "Morning."
Jeno masih tersenyum dengan kedua matanya yang sipit membentuk sabit, begitu manis terlihat. Ia menaiki ranjang kemudian, duduk bersandar seraya menatap wajah lelah di sampingnya.
"Ini sudah jam 8 pagi. Karena aku tidak ingin mengganggu tidurmu, jadi ku pikir lebih baik aku yang menyiapkan sarapan."
Kedua netra yang sebelumnya nampak kantuk, seketika membelalak saat mendengar penuturan tersebut. Spontan, Jaemin bangkit dari posisi tidurnya. "Apa? Jam 8 pagi?!"
Dengan polos, Jeno mengangguk. "Ya."
Jaemin terdiam sesaat, wajahnya nampak linglung. "Bukankah hari ini jadwal untukku ke rumah sakit? Aku sudah sangat terlambat!"
"Ini hari Minggu, Jaemin."
Seketika perkataan itu membuat Jaemin yang hendak menyingkap selimutnya pun terdiam.
"Ah.. benar, ini hari Minggu."
Mendapati wajah polos dengan rambut berantakan tersebut, Jeno tak kuasa untuk tidak tertawa. Bukan, bukan tawa lepas. Hanya sebuah kekehan yang mengalun lembut.
"Ku rasa, kau terlalu lelah karena kegiatan kita semalam."
Mendengarnya, Jaemin langsung menoleh dengan cepat, kedua alisnya menukik. Ia mendapati Jeno dengan kedua matanya yang tengah menjelajahi sebagian tubuh polos Jaemin yang terekspos. Bahkan bercak kemerahan yang ditinggalkan Jeno semalam sangat jelas tercetak di tubuhnya yang putih mulus. Terutama di bagian leher hingga tulang selangka.
Seketika, Jaemin membuang pandangan dengan wajahnya yang bersemu merah. Ia dengan perlahan menarik kembali selimutnya, hendak menutupi tubuh polosnya. Namun, lengan kekar Jeno tiba-tiba menahan pergerakkan tersebut. Membuat Jaemin terkejut hingga refleks menoleh dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nomin Oneshot Collection
Kısa Hikaye> > > > > > > 🍂-Apa kalian sungguh percaya dengan kisah 'happy ending'? Mungkin kebanyakan orang demikian, tapi saya tidak. ⚠WARNING⚠ Cerita dibuat hanya untuk hiburan. Setiap chapter berisi bawang, alias SAD ENDING. Mengandung konten BOYS LOVE dan...