🍂𝐎𝐍𝐄𝐒𝐇𝐎𝐓 - 𝐏𝐚𝐢𝐧𝐟𝐮𝐥 𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞

9.6K 442 19
                                    

"Jaemin memaksa Jeno untuk membuat janji padanya. Namun saat janji itu ditepati, Jaemin menyesali perkataannya."

•~•~•

- Begin -

"Terima kasih karena telah memberiku sebuah kenangan manis yang menyakitkan."

•~•~•

Di suatu pagi yang cerah, seorang pria dengan setelan kemeja merah dan celana jeans hitam yang membalut tubuhnya-berjalan dengan santai di koridor. Tas berwarna hitam tersampir di bahu kanannya. Earphone terpasang pada kedua telinganya. Kepala diangguk-anggukan dengan samar seirama dengan lantunan musik yang ia dengarkan.

Beberapa orang yang berpapasan dengannya, menyapanya dengan ramah di sepanjang perjalanannya menuju kelas-yang mana ia balas dengan senyum cerah nan lebar hingga kedua matanya menyipit membentuk sabit.

Sebuah senyum yang mempesona-yang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi dirinya. Tubuh tinggi dengan bahu lebar. Kedua tungkai jenjangnya terus melangkah dengan teratur di atas lantai marmer hingga ia sampai di kelasnya.

Senyum kembali ia ukir sesampainya di sana. Melihat ke salah satu meja yang ditempati seseorang-yang kini tengah sibuk dengan buku juga pena di tangan. Menorehkan kalimat demi kalimat di atas kertas putih.

Langkah ringan ia ambil untuk menghampiri sosok tersebut. Senyum masih ia poles seraya terus berjalan dengan santai. Hingga ia tiba di samping sosok tersebut kemudian duduk di kursi yang kosong.

Melirik sekilas, sang pria merasa jika ia mulai bosan karena terus diacuhkan. Dengan sengaja ia berdeham cukup keras. Namun nihil, tak ada balasan bahkan sosok yang ia tunggu untuk menyambut kedatangannya dengan senyuman pun-tak melirik barang sekilas.

Dengan jengah pria tersebut menoleh dan memutuskan untuk memanggilnya saja. Lagi pula-meski ia bersikeras pun, ia tak akan mendapat respon apapun dari lawan bicara-yang berusaha ia ajak bicara.

"Hei."

Tetap, tak ada balasan. Sosok tersebut bahkan tak terusik sedikit pun. Tetap melanjutkan tulisannya, dengan mulut yang sesekali bergumam membacakan rentetan kalimat yang tengah ia salin.

"Sampai kapan kau akan mengacuhkanku?" dengusnya.

Namun tetap saja sosok yang berada di sampingnya kini-tetap tak memberi respon apapun. Menghela nafas, ia menyerah untuk mengambil alih atensi seorang pria manis yang berada di sampingnya.

Ia beralih memainkan ponselnya dengan malas hingga dosen akhirnya memasuki ruang kelasnya. Dapat ia lihat jika pria manis yang berada di sampingnya mulai terusik karena kelas yang mulai bising.

Pria manis tersebut menegakkan kepala dan melihat kedatangan dosen pria dengan kepala plontos. Melepas earphone dengan volume tinggi dari kedua telinga, ia menoleh ke samping dan seketika terkejut kala menyadari kehadiran sosok pria di sampingnya.

"Oh, astaga! Hyung? Sejak kapan datang?"

Sang pria mendengus kesal dan memilih untuk tak menjawab. Ia merasa kesal dan jengkel sekarang. Diacuhkan selama 10 menit lamanya. Rasanya ia hanyalah sebuah udara yang terasa namun tak terlihat keberadaannya.

Sadar akan reaksi yang diberikan pria di sampingnya, pria manis tersebut lantas tersenyum canggung. Sepertinya, pria di sampingnya ini merasa kesal karena tak ia respon sejak awal kedatangannya ke kelas.

"Maaf. Aku tak bisa mendengar suaramu saat memanggil. Aku sengaja mengecangkan volume di ponselku agar tak terganggu suara lain."

Tak langsung mendapat jawaban, membuat pria manis menjadi lebih gugup karena mungkin pria di sampingnya ini benar-benar marah padanya.

Nomin Oneshot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang