Bagian 3

5K 1.6K 1.6K
                                    

Sebelum mulai baca tekan bintangnya dulu ya~

🌸🌸🌸

Setelah pertemuan wali murid lusa lalu, mereka sepakat untuk tidak memindahkan Mika dan setuju Tara tetap menjadi wali kelas 12A. Tidak ada yang keberatan mengenai Mika anak dari wali kelas anak-anak mereka. Justru mereka meminta sekolah untuk mengadakan jam tambahan untuk anak-anak kelas 12. Tujuannya membahas soal-soal ujian dan juga soal-soal ujian masuk universitas.

Minggu ini, permohonan para wali murid pun terwujud. Semua siswa kelas 12 akan mendapat jam tambahan selama dua jam setelah jam pulang sekolah. Tidak ada yang berani mengeluh saat tahu yang mengusulkan kegiatan itu merupakan mayoritas wali murid.

"Gue nggak bawa pena, pinjam punya lo dong," kata Danis pada Mika saat jam pelajaran sejarah baru saja akan dimulai.

Mika melirik Danis, dia sebenarnya tidak ingin berurusan dengan Danis. "Sekolah kok nggak bawa pena," gerutu Mika yang tetap saja menyerahkan pena cadangannya kepada Danis.

"Pinjam dulu ya," izin Danis yang mengambil pena milik Mika. Selanjutnya mereka tenggelam dalam penjelasan guru sejarah.

Hanya Mika yang serius sampai akhir jam pelajaran. Sementara Danis, anak itu tertidur di tengah-tengah jam pelajaran. Mika bahkan sampai harus menyenggol lengan Danis saat guru sejarah mereka mulai mewaspadai siswanya.

Sebenarnya Mika itu baik, dia bukan tipe yang suka mencari masalah. Hanya saja, terkadang Danis bisa sangat jahil dan sasarannya selalu Mika. Itu yang membuat Mika kesal dan tidak suka berdekatan dengan Danis.

🌸🌸🌸

Setelah makan siomay di kantin Mika lari-lari menuju toilet. Dia tiba-tiba merasa kebelet ingin membuang air kecil. Akhirnya Mika berada di dalam toilet saat bel masuk kelas berbunyi. Untung pelajaran siang itu gurunya tidak terlalu ketat dan galak.

"Aaaaa!" pekik Mika saat dia keluar dari toilet melihat Danis sedang berkaca di depan wastafel.

Danis langsung membekap mulut Mika dengan tangannya. Dia mendorong Mika sampai ke dinding toilet. Sebenarnya Danis hanya menumpang cuci tangan sebentar, dia tadi ke taman belakang mengambil bola basket yang nyasar.

"Diam lo," ucap Danis yang membuat Mika menganggukkan kepalanya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Mika dengan mata memicing. "Lo ngintip ya? Mesum ih!" tuduh Mika dengan suaranya yang meninggi.

Danis langsung meletakkan telunjukknya di depan bibir Mika. Jarak keduanya sangat dekat, sehingga jika dilihat dari belakang Danis seperti keduanya akan berciuman. Seolah-olah kesialan datang di waktu yang tepat, Tara masuk ke dalam toilet karena seperti mendengar suara Mika.

"Astaga! Kalian ngapain?" Tara memergoki Danis dan Mika dengan posisi dan lokasi yang tidak menguntungkan untuk kedua siswa tersebut.

"Ma ... eh Bu ... ini cuma salah paham kita ...." Bibir Mika langsung terkatup rapat saat melihat mata Tara yang tajam menatapnya.

"Kalian berdua ikut saya ke ruang BK!" perintah Tara yang terlihat raut wajahnya sudah berubah total.

Mika menyenggol Danis, dia membuat gerakan bibir mencibir ke arah Danis. Begitu pula dengan Danis yang mencibir ke arah Mika. Keduanya sama-sama saling menyalahkan.

Danis dan Mika dibawa Tara ke ruang BK, di sana ada guru BK—Pak Solihin—seolah-olah tidak heran lagi dengan kedatangan Danis serta Mika. Sejak kabar keduanya satu kelas bahkan duduk satu meja, Pak Solihin sudah menyiapkan dirinya untuk berhadapan dengan kedua anak itu cepat atau lambat.

Da(n)MikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang