Bagian 10

4.4K 1K 290
                                    

Sebelum membaca jangan lupa tekan bintangnya, tinggalkan juga love yang banyak di kolom komentar~
💙💚🧡🤎🤍🖤💜💛❤️

🌸🌸🌸

Sesuai dengan kesepakatan kemarin, Danis menjemput Mika. Dia menunggu Mika di depan rumah perempuan itu. Danis sudah mengirimi chat pada Mika, mengabari bahwa dia sudah di depan.

Lima menit kemudian Mika keluar, dia membawa helm berwarna peach miliknya. Danis sendiri langsung memindahkan tasnya, dia menyandang tasnya di depan, agar Mika lebih leluasa di boncengannya.

"Demi apa motor lo tinggi banget," gerutu Mika yang sebenarnya agak risih karena roknya.

Danis melihat ke belakang, dia memperhatikan posisi duduk Mika yang kurang nyaman. "Duduk nyamping aja," saran Danis.

"Enggak, takut jatuh gue," ucap Mika yang membantah langsung saran Danis tersebut.

Danis berdecak pelan, dia tidak tahu bahwa motornya ini akan menimbulkan masalah seperti ini. "Ya pegangan dong cantik," ucap Danis dengan nada suaranya yang gemas atas tingkah Mika.

"Pegangan dimana?" protes Mika lagi, tidak ada yang bisa dia pegang selain memeluk Danis.

"Pegangan ke gue lah! Buruan deh, nanti telat," ucap Danis yang memaksa Mika untuk duduk menyamping. Akhirnya Mika mengalah, dia duduk menyamping tasnya dia pengang dengan tangan kiri, diletak di atas pangkuan. Sementara tangan kanannya bergerak melingkari pinggang Danis.

Diam-diam Danis tersenyum tipis, sementara Mika menyembunyikan wajah salah tingkahnya. Tidak berapa lama Danis mulai menggas motornya, melaju di jalan yang lumayan padat karena hari itu merupakan hari Senin.

Tidak ada perbincangan selama perjalanan menuju sekolah, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Mika yang memikirkan bagaimana caranya dia mulai mengajari Danis dan Danis yang bingung bagaimana caranya membuat Mika nyaman di goncengannya.

Hingga tidak terasa, mereka sudah sampai di sekolah. Danis melajukan motor ke parkiran motor, dia juga membiarkan Mika berpegangan dan bertumpu padanya saat turun dari motornya.

Mika menyerahkan helmnya pada Danis. Mika menunggui Danis memarkir motor dengan rapi, meletakkan helm mereka berdua. Keduanya berjalan bersama menuju kelas.

Pemandangan Senin pagi itu cukup membuat heboh sekolah. Pasalnya, Danis dan Mika yang terkenal seperti kucing dan tikus kini berangkat ke sekolah bersama. Walaupun beberapa sudah tidak kaget karena sudah melihat keduanya makan di kantin, tetap saja keduanya menjadi pemandangan yang luar biasa.

"Biar gue yang bawa." Danis mengambil tas Mika yang cukup berat karena terdapat beberapa buku paket yang tebal. Dia membawa tas Mika di tangannya, sementara tasnya disandang seperti biasa.

"Gue bisa sendiri kok." Mika berusaha merebut kembali tasnya, sayangnya Danis tidak membiarkannya. Akhirnya Mika mengalah, dia tidak ingin ribut dengan Danis dan merusak pagi Senin yang berjalan cukup baik.

🌸🌸🌸

Riana langsung menhampiri Mika begitu barisan upacara bubar. Riana benar-benar penasaran dengan apa yang dilihatnya pagi ini. "Jadi ... kenapa bisa bareng Danis?" tanya Riana langung. Dia tidak punya banyak waktu karena kelas mereka yang berbeda.

Mika memutar bola matanya malas, dia sudah akan menebak bahwa Riana pasti akan menanyakan hal ini padanya. "Ada sedikit kesepakatan, gue ditebengin asal gue ajarin Danis," kata Mika yang enggak menceritakannya secara rinci.

"Yakin itu doang?" tanya Riana tidak percaya. Mika mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan Riana. "Lo berdua tuh kelihatan kayak orang pacaran," lanjut Riana yang langsung kabur, takut akan mendapat pukulan dari Mika.

Da(n)MikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang