Bagian 7

7.1K 1.6K 299
                                    

Sebelum mulai membaca tekan bintangnya dulu ya~

🌸🌸🌸

"Mampus," gumam Mika pelan.

"Kenapa?" tanya Danis heran.

Mika menatap Danis dengan sorot mata panik. "Tugas gue tinggal," gumam Mika yang ingat tugasnya masih ada di atas meja belajar, belum dia masukkan ke dalam tas.

Jam pelajaran masih tiga puluh menit lagi dimulai. "Tugas yang mana?" tanya Danis, seingatnya mereka punya banyak tugas yang harus dikumpul hari ini.

"Tugas Bahasa Indonesia," tutur Mika dengan wajahnya yang ngeri.

Danis menganga mendengar mata pelajaran apa yang tugasnya bisa ditinggal oleh Mika. "Punya Mak lo sendiri? Wah cari mati lo." Danis menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Anterin gue balik dong! Please, gue masih mau hidup," mohon Mika pada Danis. Dia bahkan memegang tangan Danis penuh dengan permohonan.

Danis mengecek jam di pergelangan tangannya. "Buruan deh, gerbang belum ditutup," setuju Danis.

Mika dan Danis langsung kabur keluar kelas. Jarak tempuh rumah Mika dan sekolah membutuhkan waktu sepuluh menit dengan motor. Jika Danis harus mengebut, dia bisa memangkas waktu hingga hanya berjarak enam sampai tujuh menit.

"Pegangan Mik!" perintah Danis saat Mika naik ke atas boncengan. Dia tidak menggunakan helm karena Mika masih diantar jemput mamanya. Proposal yang diajukan Nawa belum di-approve.

"Motor lo susah banget anjir," protes Mika yang mau tidak mau berpegangan di samping kiri dan kanan baju Danis. Di bagian belakang motor KLX Danis tidak ada pinggiran yang bisa dijadikan Mika pegangan.

Danis memacu motornya keluar dari sekolah, satpam yang berjaga menatap heran motor Danis tetapi tidak bisa mencegatnya. Mika mau tidak mau memeluk pinggang Danis, dia terlalu takut dengan Danis yang kebut-kebutan.

"Gila nyawa gue kayak melayang." Mika turun dari motor Danis. Mereka sudah sampai di depan rumah Mika. Bahkan Mika membungkuk, kedua tangannya bertumpu pada lututnya. Napasnya tidak beraturan, jantungnya berdetak sangat kencang.

Danis menepuk-nepuk punggung Mika. "Buruan deh, nanti keburu telat," ujar Danis mengingatkan Mika.

"Tunggu bentar." Mika langsung masuk ke dalam rumahnya, dia memanggil Mbok Ranti yang untunglah mendengar suara panggilan Mika.

🌸🌸🌸

Mika dan Danis berhasil kembali ke sekolah lima menit sebelum gerbang ditutup. Bel berbunyi kira-kira lima menit lagi. Keduanya bernapas lega saat turun dari motor.

"Nanti gue traktir bakso!" seru Mika yang langsung berlari meninggalkan Danis. Dia sudah melihat sosok Tara yang berjalan menuju kelas.

Saat melewati Tara, Mika hanya menyapa sekilas dan langsung masuk ke dalam kelas. Tara tidak banyak bertanya, dia hanya menggelengkan kepalanya pelan. Anak perempuannya itu memang ada-ada saja kelakuannya. Sementara Tara dan Danis masuk bersamaan ke dalam kelas, Danis beralasan dia dari toilet.

"Hebat banget lo ninggalin gue," bisik Danis saat duduk di sebelah Mika.

"Lo lama banget sih jalannya," jawab Mika yang balik berbisik.

Mika mengeluarkan buku pelajarannya, begitu pula dengan Danis. Mika melihat Danis sedang mencari-cari sesuatu di dalam tasnya. Dia yang mengerti bahwa Danis mencari pena, langsung menyerahkan penanya.

"Anak orang kaya pena aja nggak punya," ejek Mika yang hanya membuat Danis tersenyum. Mereka memulai pelajaran dengan baik, bahkan Danis terlihat serius memperhatikan pelajaran.

Da(n)MikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang