📖: Bab 9

17 8 14
                                    

"Scarlett. Dia akan kembali besok."

.

.

.

⋆❀⋆

⭒☆━━━━━━━☆⭒

Lune dan Noi terbelalak. Bukankah bartender waktu itu mengatakan kalau Scarlett akan kembali seminggu lagi?

"Kenapa cepat sekali?" Lune sekali lagi bertanya.

Alex mengangkat bahu. "Aku tidak tahu, mungkin misinya sudah selesai," jawab lelaki itu sekadarnya. Seolah tidak begitu peduli atau malah sudah terbiasa dengan yang seperti ini.

"Melihat reaksimu, sepertinya Scarlett sudah beberapa kali kembali lebih awal." Noi melirik Alex. Sepasang mata hijaunya meminta banyak penjelasan.

Alex yang awalnya berjongkok, kini berdiri setelah melihat seseorang. Lune dan Noi saling pandang lalu sama-sama mengangguk.

"Targetnya sudah muncul." Itulah arti tatapan keduanya.

Mereka mengamati Alex yang sudah berteleportasi ke atap sebuah bangunan tinggi yang terbuat dari beton. Entah bangunan apa itu, yang pasti cerobongnya mengeluarkan kepulan asap hitam yang tebal.

Dengan gerakan terlatih, Alex melompat dari atap satu ke atap yang lainnya. Sambil memerhatikan ke bawah, sambil sesekali melirik apa yang ada di hadapannya. Semuanya dia lakukan dengan gesit, tidak tampak takut-takut.

"Dia cepat sekali," gumam Lune yang terdengar oleh Noi. Keduanya sudah memasang safety belt di pinggang masing-masing.

Noi mengangguk. "Kuakui dia menguasai pekerjaan ini. Namun, dia memakai potion untuk meningkatkan kecepatannya," ucap Noi ikut memerhatikan Alex.

Manik hazel Lune masih sibuk mencari-cari target Alex. Sulit untuk menerkanya di antara sekumpulan orang yang berlalu-lalang. Selain itu tidak ada petunjuk yang mana target lelaki itu, karena menurut Lune semuanya terlihat mencurigakan.

Aku tahu tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya, tapi mereka semua terlihat seperti buronan, batin gadis itu.

Sementara itu sosok Alex sudah menghilang dari pandangan mereka. Apakah dia sudah mendapatkan targetnya?

Lune berbisik, "Noi, bagaimana caranya membedakan antar player dan NPC?" Daritadi mereka memang sudah berbicara dengan pelan, sebab sihir yang dipasang Alex akan secara otomatis berhenti berfungsi ketika mereka bicara terlalu keras. Itu adalah kelemahan dari sihir penghapus hawa keberadaan.

Baru saja Noi akan menjawab pertanyaan gadis itu, safety belt keduanya berbunyi nyaring. Sadar bahwa suara itu bisa menghilangkan sihir Alex, secepat kilat Noi langsung menyalakan riteinfor, ia berencana akan langsung berteleportasi. Tangannya yang satu menggenggam Lune.

Tepat saat sihir itu akan menghilang, tepat saat pandangan orang-orang di sekitar mereka sudah hampir bisa memandangi mereka, Alex datang kembali. Dengan jentikan jari, ia memasang kembali sihir tadi.

"Lihat, safety belt milikmu hampir membahayakan nyawa kalian," ujar Alex menatap Noi.

Gadis berambut panjang itu menggigit bibir bawahnya, mengalihkan pandang dari Alex. Ia tidak bisa membantah, sebab yang dia katakan itu benar. Ditambah lagi Alex yang menyelamatkannya dan Lune. Perasaannya gundah, kini ia berhutang budi pada lelaki itu. Sesuatu yang sangat tidak Noi inginkan untuk terjadi.

Di sisi lain, otak Lune berhenti berfungsi. Tiba-tiba saja ia merasa blank dari sejak terdengar suara yang dikeluarkan safety belt. Suara sirine yang sangat nyaring, hampir mirip dengan suara ambulance. Apa yang Lune rasakan saat ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan.

Retrouvaille (END | TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang