📖: Bab 1

45 14 15
                                    

⋆❀⋆
⭒☆━━━━━━━☆⭒

Seorang gadis bernama Ophelia Altalune terbangun di dalam dunia asing yang tidak dikenalnya. Ia tidak mengingat apa-apa selain namanya. Gadis itu menoleh ke samping, berharap menemukan orang yang dikenalnya. Namun, hasilnya nihil. Alih-alih menemukan orang yang dikenalnya, ia justru semakin bingung karena sekelilingnya sangat asing.

Di mana ini?

Apa aku sedang bermimpi?

Lune mencubit tangan kirinya, tapi tidak sengaja malah menekan sebuah tombol dipunggung tangannya. Berkat itu, sebuah jendela mengambang muncul di hadapannya. Gadis itu menatap heran, "Apa ini?"

Jendela mengambang itu lumayan transparan. Bentuknya persegi panjang dengan lebar 20 cm dan panjang 40 cm. Terdapat icon-icon kecil tersusun secara vertical.

"Ya ampun nona, apa Anda baru pertama kali berada di Hapxagonverse?" tanya seorang penjaga kedai yang berada di dekatnya.

"Hapxagonverse? Apa itu?" Lune berucap heran menatap penjaga kedai tersebut.

"Hapxagonverse adalah nama dunia Virtual Reality. Sekarang Anda berada di dalamnya, lebih tepatnya di sini, di Kota Mytheast," jawab sang penjaga kedai sembari merapikan barang-barangnya.

"Virtual Reality? Kota Mytheast? A-ku tidak mengerti. Kenapa aku di sini? Dan ... sekarang tanggal berapa?"

Sang penjaga kedai menunjuk tombol di tangan kirinya. "Gunakan tombol itu untuk memunculkan jendela mengambang yang disebut sebagai riteinfor. Informasi yang Anda inginkan kemungkinan terdapat di dalamnya."

Penjaga kedai ini menyuruhku untuk membuka jendela mengambang ini lagi, padahal jelas-jelas aku sudah memunculkannya.

Atau mungkin saja tidak terlihat.

"Hm ... Apa sesama orang di sini tidak bisa saling melihat riteinfor milik orang lain?"

"Tidak. Untuk menjaga privasi para player."

"Player? Rasanya seperti di video game."

Penjaga kedai itu tersenyum. "Iya, seperti sedang bermain game. Di sini mirip dengan dunia asli, tapi orang-orangnya disebut player."

"Meskipun mirip, di sini lebih bebas," gumamnya pelan sambil terus menata gelas.

Lune menatap riteinfor di hadapannya. Pandangannya terkunci pada tanggal hari ini. Tiba-tiba ia teringat suatu janji yang dibuatnya. Kepalanya memutar suatu percakapan antar dua orang.

"Maaf, aku tidak bisa hari itu."

"Bagaimana kalau tanggal 1 Mei? Akan kujemput."

Tepat setelahnya, ia merasakan air mata menetes membasahi pipinya. Karena kaget, tangannya refleks langsung menyeka air matanya.

Kenapa air mataku menetes?

"Itu bukan kenangan yang menyedihkan," gumamnya bertanya-tanya.

Percakapan itu milik dirinya dan pacarnya. Saat itu mereka sedang merencanakan tanggal untuk berkencan.

Kalau begitu, aku harus segera keluar dari sini, batinnya sambil melihat tanggal yang menunjukkan 1 April.

Syukurlah, masih ada sebulan lagi.

"Ehm, apa Anda tahu cara untuk keluar dari sini?" tanya Lune pada penjaga kedai tadi.

"Mudah, Anda tinggal menekan tombol quit di sebelah kiri bawah riteinfor. Ada icon-nya kok."

Retrouvaille (END | TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang