📖: Bab 15

20 6 12
                                    

"Alex meneleponku."

.

.

.

⋆❀⋆

⭒☆━━━━━━━☆⭒

Di bawah indahnya langit malam, mereka berlima-Alex tiba-tiba datang-duduk beralaskan tikar. Berfungsi atau tidaknya sihir Scarlett diuji dengan keputusan untuk melakukan stargazing. Gadis berambut sebahu yang awalnya takut kini duduk menikmati langit, membiarkan matanya melahap bintang-bintang yang bertebaran. Ditemani kue kering dan susu yang sudah disiapkan Jeff, mereka melewati malam yang santai dengan tenang.

"Auroranya besok malam," ucap Jeff menuang susu hangat ke gelas Lune. "Tempatnya pasti ramai seperti biasa." Sebelumnya dia hampir mengocok botol susu tersebut. Jiwa bartendernya sudah mendarah daging.

Lune meneguk susu di gelasnya. Kerongkongannya menjadi hangat, pas sekali dengan udara malam yang dingin. Saat Jeff memberikan segelas susu ke Scarlett, wanita itu mendengus.

"Haaah, kenapa bukan cocktail andalanmu yang kau sediakan," keluhnya tapi tetap menerima pemberian Jeff.

Alex melirik mereka berdua. "'Tidak mungkin Jeff memberi minuman beralkohol pada mereka." Jarinya menunjuk Lune dan Noi. Baik keduanya hanya diam mengamati mereka.

"Mereka sudah 18 tahun," debat Scarlett. Matanya yang biasa waspada kini tampak memelas.

Jeff memperbaiki posisi kacamatanya lalu menjawab, "Aku punya prinsip untuk tidak memberi minuman seperti itu pada orang yang berusia di bawah 20 tahun. Terlebih lagi jika itu seorang perempuan."

Noi menatap mata coklat Jeff. Yang ditatap hanya melempar senyuman.

Scarlett mengerucutkan bibir pasrah. Dia bergumam-gumam betapa enak cocktail milik Jeff, tetapi lelaki itu tidak mempedulikannya.

"Kalian juga akan ikut melihat aurora besok?" Tunjuk Lune pada Jeff dan Alex.

Keduanya menggeleng. Jeff mengatakan bahwa besok dirinya ada shift kerja di bar. Sedangkan Alex harus menyelesaikan misinya. Salah satu pemalak tempo hari tidak mau memberinya informasi. Jadi dia perlu 'melakukan' sesuatu.

Lune memandangi bulan purnama di atas mereka. Angin berembus pelan, memainkan rambut gadis itu.

"Iya, bulannya indah," gumamnya tanpa sadar. Ia bahkan tidak memikirkan kalimat yang barusan diucapkannya. Itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Lune bilang sesuatu?" Noi memiringkan kepalanya. Indra pendengarannya menangkap bisikan suara dari arah Lune.

Lune cepat-cepat menggeleng. "Tidak, bukan apa-apa." Ia mengulas sebuah senyuman. Noi mengangguk ikut tersenyum.

Gadis berambut panjang itu mendengarnya. Gumaman pelan Lune terdengar sangat jelas di telinganya. Orang lain tidak akan mendengarnya, sebab suara Lune hampir terdengar seperti bisikan. Tapi tidak dengan Noi, indra pendengarnya sudah sering menangkap kalimat tadi. Kalimat yang dia harap tidak akan terucap lagi dari bibir Lune.

Di sisi lain, Lune mulai menyesal mengapa ia berbohong pada Noi, gadis itu sudah banyak membantunya. Ia memutuskan akan memberitahu Noi nanti. Saat ini, dia ingin fokus pada kegiatan mereka sekarang.

Aneh, biasanya dia melakukan stargazing bersama Rigel. Namun, kali ini dia melakukannya tanpa lelaki itu, bahkan di dunia yang berbeda. Bersama orang-orang yang tidak pernah dia kira akan akrab dengannya.

Matanya memandangi mereka satu persatu. Jeff sedang beradu argumen dengan Scarlett dan Noi yang masih canggung pada Alex. Bibir Lune tersenyum, matanya juga ikut tersenyum. Ia menyukai pemandangan dan suasana yang sedang dia rasakan sekarang. Rasanya hangat meski malam itu sangat dingin.

Retrouvaille (END | TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang